Senin, 26 Oktober 2015

film baru : Kalam-Kalam Langit

assalamu'alaikum..
berjumpa lagi dengan saya Szanaya Alfa :) kali ini saya akan membagikan sebuah informasi mengenai sebuah film baru yang kini sedang dirilis. film ini berkisah tentang perjuangan hidup seorang Qori. singkatnya, insyAllah akan diputar perdana pada Syawal 1437 mendatang :) jangan lupa ya akhi ukti..
 
Seni Budaya 
Inilah Film yang Berkisah Tentang Perjuangan Hidup Seorang Qori

Inilah Film yang Berkisah Tentang Perjuangan Hidup Seorang Qori
Jakarta, NU Online
Fakta ! Tak terbantahkan. Dunia sudah mengetahui dan Indonesia mengagumi potensi dari pulau Lombok yang menjadi kampung halaman para Qori-Qoriah terbaik dengan lantunan suaranya yang indah mengumandangkan Kalam-Kalam Langit.

Teringat tahun 1973, Provinsi Mataram menjadi kota penyelenggaraan MTQ Nasional ke-6 atau beberapa bulan yang lalu di ajang MTQ Internasional, sebanyak empat orang qori/qoriah asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menjadi duta Indonesia untuk mengikuti Majelis Tilawah Quran antarbangsa di Malaysia pada tanggal 25 Juni - 5 Juli 2015.

"Pantaslah dan kami dari PH Putaar Films sepakat dengan  Gubernur NTB Tuan Guru Bajang KH. M. Zainul Majdi, MA laiknya Pulau Belitung selepas syuting film Laskar Pelangi digadang-gadang jadi Pulau Laskar Pelangi, kami menyebut Lombok menjadi Pulau Kalam-Kalam Langit Di Negeri Seribu Masjid. Dunia dan masyarakat Indonesia harus tahu banyak santri terbaik yang menjadi Qori dan Qoriah asal pulau Lombok, demikian pula sosok Jafar (Dimas Seto) asal Lombok di film Kalam-Kalam Langit yang siap syuting hari ini," papar Dhoni Ramadhan selaku produser Putaar Films bersama dengan Eddy Wijaya-Executive Produser.

Dijelaskan bahwa ini adalah mahakarya prestisius dari DOP kondang Faozan Rizal setelah meretas dunia sinematografi melalui karya-karyanya Ayat-Ayat Cinta, Sang Pencerah, Habibie Ainun dan Soekarno.

Kali ini lewat rumah produksi bagi Film Indonesia yang Berkarakter & Inspiratif, Putaar Films Production menggandeng Tarmizi Abka sebagai sineasnya dan tentu saja selain DOP, Faozan yang kerap disapa om Pao juga sebagai penulis skenario yang siap menguras air mata penonton akan perjuangan Qori/Tahfidz, Jafar (Dimas Seto) sepeninggal sang ayah jadi jawara di ajang MTQ nasional.

Selain itu menarik untuk Anda ketahui keterlibatan para aktor seperti Dimas Seto sebagai Jafar, Elyzia Mulachela asal Pulau Lombok sebagai Anisa, Henidar Amroe sebagai ibu Jafar, Mathias Muchus sebagai ayah Jafar, Meriza Febriani sebagai Azizah, Ibnu Jamil sebagai Satori dan beberapa pemain asal Lombok, Mataram.

Apalagi keterlibatan aktor dan aktris cilik dari Lombok, Mataram yang memang jadi juara MTQ tingkat nasional yaitu Nasron Azizan sebagai Jafar kecil dan Anisa sebagai kecil diperankan Amira Syakira yang keduanya masih berusia 8 tahun.

"Film ini akan mengulas ajang MTQ Nasional dimana seluruh masyarakat di Indonesia sudah mengenal karena telah menjadi agenda tahunan sejak tahun 40-an dan sudah berlangsung 24 kali selain itu yang di lakukan oleh masyarakat di indonesia ini, apalagi ada di tingkat desa, tiap instansi pemerintah dan swasta, wartawan dan lainnya sehingga film ini mempunyai segmentasi penonton yang sangat besar sebagai film kebanggaan Indonesia," jelas Tarmizi Abka sebagai sutradara film Kalam-Kalam Langit.

Sementara itu Dimas Seto sebagai pemeran Jafar dewasa mengatakan bersyukur sekali dan sambil syuting bisa belajar agama lebih mendalam lagi. Saya harus berlatih membaca Al-Quran sesuai tajwid dan tartilnya. Ini menjadi film reliji yang ia nanti-nanti apalagi bisa syuting bersama dengan aktris dan aktor asal Lombok yang dikenal sebagai negeri seribu masjid dengan pemandangannya yang indah.

"Saya berharap semoga film ini menjadi tontonan yang menarik dengan kehidupan para santri yang ikut di ajang Musabaqah Tilawatil Quran tingkat nasioal. Dalam film ini saya akan melantunkan ayat fabiayyi alaa 'iraabikumaa tukadzdzibaann (maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan) dalam surah ArRahman yang disebut berulang-ulang menjadi ikhtibar manusia disebut al-insaan karena dia sering menjadi pelupa sehingga diperlukan teguran dan peringatan, kedua adalah manusia senantia kufur nikmat dan terakhir adalah melalui surah ini Allah SWT hendak memancing manusia agar berpikir tentang segala nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia," papar Dimas santun.

Lain lagi pendapat aktor kawakan Mathias Muchus yang berperan sebagai ayah Jafar."Saya takjub dengan pemeran Jafar kecil, Nasron Azizan atau kerap saya sapa Aziz berakting dengan hatinya lebih natural sebagai aktor cilik dari pulau Lombok sehingga berpotensi sebagai aktor besar atau paling tidak 15 tahun mendatang bisa jadi sutradara kondang asal negeri seribu masjid ini," paparnya saat ditemui redaksi di balai-balai pantai Desa Tempah Lombok Tengah sebelum menuju ke lokasi selanjutnya di Desa Pancor kawasan lain dari Pulau Lombok yang memesona.

Sinopsis:

Dikisahkan Jafar kecil (Nasron Azizan) telah punya potensi menjadi Qori cilik asal Lombok dan saat menjadi remaja diperankan Dimas Seto telah banyak memenangkan kompetisi antar pesantren di kota Cirebon.

Jafar tidak pernah mau dan mendaftar sendiri mewakili pesantrennya. Di pesantren ini, ia bersahabat dengan Annisa, Azizah dan Satori (Ibnu Jamil). Jafar sering terlihat dengan sepedanya pemberian Alm sang ibu (Henidar Amroe) sebagai anak Yatim dengan karakter sang ayah tegas dan disiplin diperankan oleh Mathias Muchus.

Setelah sang ayah juga meninggal dan Jafar menjadi Yatim Piatu, ia kembali ke kampung halaman, apa yang terjadi terhadap Jafar dan apakah jalinan cintanya dengan Azizah akan bertepuk sebelah tangan sementara Annisa diam-diam mencintai Jafar di saat yang sama Satori pun menyimpan benih-benih cinta dengan Azizah.

Lebih dari kisah percintaan, pesona kota Lombok mengguratkan keutamaan Surah ArRahman akan nikmat berlimpah yang telah diberikan kepada Allah SWT agar kita sebagai manusia tidak kufur nikmat, bisa berfikir akan nikmat tersebut dan terpenting adalah sifat pelupa yang melekat di manusia itu sendiri.
Film ini akan putar perdana saat Syawalan Di Lebaran Idul Fitri 1437 H Mendatang......! Red: Mukafi Niam

Apakah Gus Dur Seorang Sarjana?


 Assalamu'alaikum...
selamat pagi.. berjumpa lagi dengan saya Szanaya Alfa. kali ini saya akan membagikan kisah humor dari Gus Dur. siapa sih yang tak kenal Gus Dur? Presiden Indonesia ke-4 yang khas dengan segala keunikannya, mulai dari ala islami, sampai politisasi. sekedar untuk intermezzo saja. selama membaca :)
HUMOR GUS DUR
Apakah Gus Dur Seorang Sarjana?

Apakah Gus Dur Seorang Sarjana?
Seorang bule berjalan-jalan di Jakarta. Karena merasa tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual gorengan. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho oh," jawabnya.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab, "Betul."

Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."

Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu ia bertanya kepada tukang gorengan dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar."

Gus Dur diam sejenak, lalu menjawab, "Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau bertanya kepada tamatan perguruan tinggi maka jawabannya benar."

Bule itu puas dengan jawaban Gus Dur, mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?". Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho..oh!" (@nam)

lirik lagu Number One for Me - Maher Zain

assalamu'alaikum...

 

kali ini saya akan berbagi lirk lagu dan terjemahannya. lagu dari Maher Zain, yang berjudul Number One for me. kalau dihayati, lagunya sungguh menyentuh hati


Number One For Me | Maher Zain

 




I
I was a foolish little child
Waktu masih kecil aku seenaknya
Crazy things I used to do
Banyak hal gila yang kulakukan
And all the pain I put you through
Dan banyak kubuat kau sakit hati
Mama now I’m here for you
Mama kini aku di sini untukmu

II
For all the times I made you cry
Untuk saat-saat kubuat kau menangis
The days I told you lies
Hari-hari kubohongi dirimu
Now it’s time for you to rise
Kini saatnya bagimu tuk bangkit
For all the things you sacrificed
Untuk semua yang tlah kau korbankan

III
(2x)
Oooh
If I could turn back time rewind
Andai bisa kuputar waktu
If I could make it undone I swear that I would
Andai bisa kuhapus semuanya, pasti kan kulakukan
I would make it up to you
Kan kuperbaiki semua kesalahaku padamu

IV
Mom I’m all grown up now
Mama, kini aku tlah dewasa
It's a brand new day
Ini adalah hari yang baru
I’d like to put a smile on your face everyday
Ingin kubuat kau tersenyum setiap hari

V
Mom I’m all grown up now
Mama, kini aku tlah dewasa
And it’s not too late
Dan belumlah terlambat
I’d like to put a smile on your face everyday
Ingin kubuat kau tersenyum setiap hari

VI
You know you are the number one for me (3x)
Kau tahu bagiku kau yang paling hebat
Oh oh
Number one for me
Bagiku kau yang paling hebat

VII
Now I finally understand
Kini akhirnya aku mengerti
Your famous line
Kata-kata bijakmu
About the day I’d face in time
Tentang masa yang akan kuhadapi
Coz now I have a child of mine
Karena kini aku sudah punya anak

VIII
Even though I was so bad
Meskipun dulu aku sangat nakal
I’ve learnt so much from you
Aku tlah banyak belajar darimu
Now I’m trying to do it too
Kini kan kucoba menirunya
Love my kids the way you do
Cintai anak-anakku seperti yang kaulakukan padaku

Back to III, IV, V, Vi

There is no one in this world
Tak ada seorang pun di dunia ini
That can take your place
Yang bisa gantikanmu
Oooh I’m sorry for ever taken you for granted
Oooh maafkan aku dulu tak begitu menganggapmu

I will use every chance I get
Kan kugunakan setiap kesempatan yang kupunya
To make you smile
Tuk membuatmu tersenyum
Whenever I’m around you
Kapanpun aku di dekatmu

Now I will to try to love you
Kini kan kucoba tuk mencintaimu
Like you love me
Seperti kau mencintaiku
Only God knows how much you mean to me
Hanya Tuhan yang tahu betapa berartinya dirimu bagiku

Back to III, IV, V, VI

lirik dan acord kun anta-humood alkhuder



assalamu'alaikum...
kali ini saya ingin berbagi lirik dan acord nya untuk gitar... yaitu lagu dari Humood Al-Khuder yang berjudul Kun Anta. semoga bermanfaat :)


 
Kun Anta – Humood Al-Khuder

G                          D
Liujarihim, qoladtuzohiruma fihim
                   
Em               C
Fabadautu syahson akhor, kai atafa khor
      
G                           D   
Wa zonantu ana, anni bizalika khustu ghina (rina)
                  
Em                C
Fawajadtu anni khosir, fatilkha mazohir

[CHORUS]

G                    D
La la.. la nakhtajul mala
               
Em
Kai nazdada jamala
           
C
Jauharna huna, fil qolbi talala

G                    D
La la… nurdhi nasa bimala
                
Em
Nardho hulana hala
           
C
Zaka jamaluna, yasmu yata’ala

[POST-CHORUS]

G
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
D
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
Em
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
C
.....Kun anta tazdad jamala

G
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
D
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
Em
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
C
.....Kun anta tazdad jamala

G D Em C
Lalalala..

G                               D
Ataqobbalahum, annasu lastu qolliduhum
                
Em          C
Illa bima yardhini, kai urdhini
    
G                         D
Saakunu ana, mitsli  tamama haza ana
                
Em              C
Faqona a’ti takhfini, zakha yaqini

[CHORUS]

G                    D
La la.. la nakhtajul mala
               
Em
Kai nazdada jamala
           
C
Jauharna huna, fil qolbi talala

G                    D
La la… nurdhi nasa bimala
                
Em
Nardho hulana hala
           
C
Zaka jamaluna, yasmu yata’ala

[POST-CHORUS]

G
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
D
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
Em
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
C
.....Kun anta tazdad jamala
www.maingitardulu.com
G
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
D
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
Em
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
C

[BRIDGE]

   
Am
Saakunu ana
      
C
Man ardho ana
     
G          D
Lan as a’la liridhohum

   
Am
Waakunu ana
    
C
Ma ahwa ana
   
G          D
Mali wama liridhohum

   
Am
Saakunu ana
      
C
Man ardho ana
     
G          D
Lan as a’la liridhohum

   
Am
Waakunu ana
    
C
Ma ahwa ana
   
G          D
Mali wama liridhohum

[CHORUS]

G                    D
La la.. la nakhtajul mala
               
Em
Kai nazdada jamala
           
C
Jauharna huna, fil qolbi talala

G                    D
La la… nurdhi nasa bimala
                
Em
Nardho hulana hala
           
C
Zaka jamaluna, yasmu yata’ala

[POST-CHORUS]

G
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
D
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
Em
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
C
.....Kun anta tazdad jamala

G
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
D
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
Em
Oh Wo Oh, Oh Wo Oooh
C
.....Kun anta tazdad jamala 

Senin, 19 Oktober 2015

MAKALAH PERADABAN KERAJAAN TURKI UTSMANI

Assalamu'alaikum wr wb

Selamat datang di blog saya.
langsung saja, kali ini saya ingin berbagi ilmu mengenai sejarah kebudayaan islam. pada pembahasan kali ini adalah tentang sejarah peradaban  kerajaan turki utsmani. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.

MAKALAH
PERADABAN KERAJAAN TURKI UTSMANI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Guru Pengampu : Ibu Nur Farida, S. Pd. I








Oleh :
Alfa Limatu Szanaya
Indha Fathiyyatus Sakinah
Niftakhul Khasanah
Shikha Nur Wahidatul Ula

KELAS XI AGAMA 2
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG
2015/2016


  



BAB I
PENDAHULUAN

Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah swt atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah mengenai Peradaban Kerajaan Turki Utsmani melalui beberapa tahapan proses meski belum sempurna.
Makalah ini kami susun secara ringkas mengenai sejarah peradaban Turki Utsmani. Mulai dari latar belakang, sistem pemerintahan, kemajuan, kemunduran, dan tokoh-tokoh penting dalam Dinasti Turki Utsmani, sesuai dengan materi yang diajarkan pada kelas XI jurusan Agama pada tingkat Madrasah Aliyah.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat melengkapi nilai tugas mata pelajaran sejarah kebudayaan islam, dan memberikan kemudahan dan manfaat bagi para pembaca yang ingin mendalami sejarah kebudayaan islam terutama pada bab peradaban Turki Utsmani. Kami meyadari bahwa makalah yang sederhana ini belum memuat materi-materi secara rinci dan mendalam maka dari itu sangat diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun bagi kami, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan mendapat ridho dari Allah swt. Amin



Semarang, Agustus 2015
Penyusun      






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Turki Utsmani
Dinasti Turki Utsmani merupakan salah satu dari sekian banyak kerajaan Islam yang pernah berjaya di muka bumi. Pusat pemerintahan dinasti Turki Utsmani berpusat di Istanbul, Turki. Kerajaan ini berdiri setelah runtuhnya Daulah Bani Abbasiyah. Dan bahkan Turki Utsmani merupakan kerajaan yang paling adidaya setelah penaklukan Konstantinopel.
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabilah Oghuz (Ughuj) yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara Negeri Cina. Pada abad ke-13 M, Jengis Khan mengusir orang-orang Turki dari Khurasan dan sekitarnya. Kemudian, mereka bermukim di Asia kecil. Di sana mereka mengabdi di bawah pimpinan Sultan Alauddin Kaikobad, yang berperang melawan Bizantium (Romawi Timur). Saat Mongol menyerang Sultan Alauddin di Angkara, Ertogrul (Al-Thugril) membantu mengusir Mongol. Atas bantuannya juga, Alaudin Kaikobad menang melawan Bizantium. Sehingga berkat jasanya itu, Alauddin memberikan daerah Iski Shahr dan sekitarnya kepada Ertogrul. Pasukan Ertogrul oleh Alaudin I diberi gelar “muqaddamah sultan” (tentara pelopor sultan) dan Ertogrul sendiri mendapat gelar Sultan Oki” (kening sultan).

Ertogrul, mendirikan ibukota bernama Sungut, di sana lahir anak pertama bernama Usman pada 1258 M. Kemudian Ertogrul meninggal pada 1288 M. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh putranya, Usman. Pada tahun 1300 M, Sultan Alauiddin Kaikobad terbunuh saat melawan bangsa Mongol. Kerajaan terpecah-belah, akhirnya Usman mendeklarasikan dirinya sebagai Sultan, maka sejak itulah berdiri Dinasti Turki Usman.

A.     1. Berdirinya Kerajaan Turki Utsmani
Nama kerajaan Utsmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Utsmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah . Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah.
Pada abad ke-13 M, saat Jhengis Khan mengusir orang-orang Turki dari Khurasan dan sekitarnya. Kakeknya Utsman, yang bernama Sulaeman bersama pengikutnya bermukim di Asia kecil. Setelah reda serangan Mongol terhadap mereka, Sulaeman menyebrangi Sungai Efrat (dekat Aleppo ). Namun, saat di tengah pelayarannya kapal Sulaeman tenggelam, empat putra Sulaeman yang bernama Shunkur, Gundoghur, al Tughril, dan Dundar selamat. Al Tughril dan Dundar bermukim di Asia Kecil. Keduanya akhirnya berhasil mendekati Sultan Saljuk yang bernama Sultan Alauddin di Anggara (kini Angara) yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Ali dalam Karim, menjelaskan bahwa “sebagai balas jasa, Alauddin memberikan daerah Iski Shahr dan sekitarnya kepada al Thugril”.
Al Tughril meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Utsman. Putera Al Tughril inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Utsmani.
Utsman memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alauddin terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alauddin tersebut, Utsman memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Penguasa pertamanya adalah Utsman yang sering disebut Utsman I. Setelah Utsman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Utsman (raja besar keluarga Utsman) tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluas.
Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusat kerajaan. Utsman mengirim surat kepada raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa sekarang dia raja yang besar dan dia menawar agar raja-raja kecil itu memilih salah satu di antara tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jaziah dan perang. Setelah menerima surat itu, separuh ada yang masuk Islam ada juga yang mau membayar Jizyah. Mereka yang tidak mau menerima tawaran Utsman merasa terganggu sehingga mereka meminta bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Utsman tidak merasa takut menghadapinya. Utsman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa Tartar, sehingga mereka dapat ditaklukkan.
Utsman mempertahankan kekuasaan nenek moyang dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-saudaranya yang gagah berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi kokohnya kekuasaan nenek moyangnya.




B.     Strategi dan Kebijakan Pemerintah Dinasti Turki Utsmani

Para Sultan dan Khalifah Pemerintahan Utsmaniyah
( 699 – 1342 H / 1299 -1923 M )
No
Nama Penguasa
Awal Masa Kekuasaan

Ciri fase ini

Masa Kesultanan:


1
Utsman bin Urthogal
699 H/ 1299 M
Para Sultan yang kuat
2
Urkhan bin Utsman
726 H/ 1325 M
3
Murad bin Urkhan
761 H / 1359 M
4
Beyzid I bin Murad
791-805 H / 1389-1402 M

Masa pertikaian diantara anak-anak Beyzid


5
Muhammad I bin Beyzid
816 H / 1413 M

6
Murad II bin Muhammad
824 H / 1421 M

7
Muhammad II (al-Fatih)
855 H / 1451 M

8
Beyzid II bin Muhammad
886 H / 1481 M


Masa Khilafah:


9
Salim I bin Beyzid
918 H / 1512 M
Masa kekuatan dan khilafah masa kelemahan
10
Sulaiman (al-Qonuni) bin Salim
926 H / 1519 M
11
Salim II bin Sulaiman
974 H / 1566 M
12
Murad II bin Salim
982 H / 1574 M
13
Muhammad III bin Murad
1003 H / 1594 M

14
Ahmad I bin Muhammad
1012 H / 1603 M
Masa kelemahan
15
Musthafa bin Muhammad
1026 H / 1617 M
16
Utsman II bin Ahmad
1027 H / 1617 M

17
Musthafa I (kali kedua)
1031 H / 1621 M

18
Murad IV bin Ahmad
1032 H / 1622 M

19
Ibrahim I bin Ahmad
1049 H / 1639 M
Masa kemerosotan dan kemunduran
20
Muhammad IV bin Ibrahim
1058 H / 1648 M
21
Sulaiman II bin Ibrahim
1099 H / 1687 M
22
Ahmad II bin Ibrahim
1102 H / 1690 M
23
Musthafa II bin Muhammad
1106 H / 1694 M
24
Ahmad III bin Muhammad
1115 H / 1703 M

25
Mahmud I bin Musthafa
1143 H /  1730 M

26
Utsman  III bin Musthafa
1168 H / 1754 M

27
Musthafa III bin Ahmad
1171 H / 1757 M

28
Hamid I bin Ahmad
1187 H / 1173 M

29
Salim III bin Musthafa
1203 H / 1788 M

30
Musthafa IV bin Abdul Hamid
1222 H / 1807 M

31
Mahmud II bin Abdul Hamid
1223 H / 1808 M

32
Abdul Majid I bin Mahmud
1255 H / 1839 M

33
Abdul Aziz  bin Mahmud
1277 H / 1860 M

34
Murad V bin Abdul Majid
1293 H / 1876 M

35
Abdul Hamid II bin Abdul Majid
1294 H / 1877 M

36
Muhammad Rasyad bin Abdul Majid
1328 H / 1910 M
Masa penguasaan kesatuan dan peningkatan
37
Muhammad Wahiduddin bin Abdul Majid
1336 H / 1918 M
38
Abdul Majid bin Abdul Aziz
1340-1342 H/ 1921-1923 M
Masa Kesultanan 699-923 H / 1299-1517 M)

C.      Kemajuan Peradaban Islam Masa Dinasti Turki Utsmani
A.     Bidang Pemerintahan dan militer.
Para pemimpin kerajaan Utsmani pada masa-masa pertama adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Meskipun demikian, kemajuan kerajaan Utsmani sehingga mencapai masa keemasannya bukan hanya karena keunggulan politik para pemimpinnya. Masih banyak faktor lain yang mendukung keberhasilan ekspansi itu. Yang terpenting diantaranya adalah keberanian, keterampilan, ketangguhan dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur kapan dan dimana saja.
Untuk pertama kali, kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan baik dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa. Ketika itu, pasukan tempur yang besar sudah terorganisasi. Pengorganisasian yang baik, taktik dan strategi tempur militer Utsmani berlangsung tanpa halangan berarti. Namun tak lama setelah kemenangan tercapai, kekuatan militer yang ini dilanda kekisruhan. Kesadaran prajuritnya menurun. Mereka merasa dirinya sebagai pemimpin-pemimpin yang berhak menerima gaji. Akan tetapi keadaan tersebut segera dapat diatasi oleh Orkhan dengan jalan mengadakan perombakan besar-besaran dalam kemiliteran.
Pembaharuan dalam tubuh organisasi militer oleh Orkhan, tidak hanya dalam bentuk mutasi personil-personil pimpinan, tetapi juga diadakan perombakan dalam keanggotaan. Bangsa-bangsa non-Turki dimasukkan sebagai anggota, bahkan anak-anak Kristen yang maasih kecil diasramakan dan dibimbing dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Program ini ternyata berhasil dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenissery atau Inkisariyah. Pasukan inilah yang dapat mengubah  Dinasti Utsmani menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan negeri-negeri non-muslim.
Disamping Jenissery, ada lagi prajurit dari tentara feodal yang dikirim kepada pemerintah pusat. Pasukan ini disebut tentara atau kelompok militer Thaujiah. Angkatan laut pun dibenahi, karena ia memiliki peranan yang besar dalam perjalanan ekspansi Turki Utsmani. Pada abad ke-16, angkatan laut Turki Utsmani yang tangguh mencapai puncak kejayaannya. Kekuatan militer Utmani yang tangguh itu dengan cepat dapat menguasai wilayah yang sangat luas, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong kemajuan dilapangan militer ini adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, disiplin dan patuh pada peraturan. Tabiat ini merupakan tabiat alami yang mereka warisi dari nenek moyang merka di Asia Tengah.
Keberhasilan ekspansi tersebut dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola pemerintahan yang luas, sultan-sultan Turki Utsmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh Shadr al-A‘zham (perdana menteri) yang membawahi Pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Dibawahnya terdapat beberapa orang ­al-Zanaziq atau al-Alawiyah (bupati).
Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Utsmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa sultan Sulaiman I yang amat berharga ini, di ujung namanya ditambah dengan gelar sultan Sulaiman al-Qanuniy.

B.  Bidang Intelektual atau Ilmu Pengetahuan
            Kemajuan bidang intelektual diabad ke-19 pada masa pemerintahan Turki Utsmani tampaknya tidak lebih menonjol dibandingakan bidang politik dan kemiliteran. Dari aspek-aspek intelektual yang dicapai pada periode ini adalah sebagai berikut :
a)      Terdapat tiga buah surat kabar yang muncul pada masa ini, yaitu:
1)      Berita harian Takvini Veka (1831),
2)      Jurnal Tasviri Efkyar (1862),
3)      Jurnal Terjumani Ahval (1860).
b)      Terjadinya tansformasi pendidikan, dengan mendirikan sekolah-sekolah dasar dan menengah (1861) dan perguran tinggi (1869), dan juga mendirikan fakultas kedokteran dan fakultas hukum. Disamping itu juga mengirimkan paa pelajar yang berprestasi ke Prancis intuk melanjutkan studinya, diamana hal ini sebelumnya hal ini belum pernah terjadi.
c)      Selain hal diatas, muncul juga satrawan-sastrawan dengan dengan hasil karya-karyanya setelah menyelesaikan studi di luar negerti. Diantaranya adalah Ibrahim Shinasi, pendiri surat kabat Tasviri Ekfyar. Diantara karya yang dihasilkannya adalah The Poets Wedding (komedi). Salah seorang pengikutnya adalah Namik Kemal dengan karyanya Fatherland atau Silistria. Disamping itu, ada juga Ahmad Midhat dengan Entertaining Tales dan Mehmed Taufiq dengan Year in Istambul.
C.  Bidang Kebudayaan
            Dinasti Utsmani di Turki telah membawa peradaban Islam menjadi peradaban yang cukup maju pada zaman kemajuannya. Dalam bidang kebudayaan Turki Utsmani banyak muncul tokoh-tokoh penting seperti yang terlihat pada abad ke-16, 17 dan 18. Antara lain pada abad ke-17, muncul penyair yang terkenal yaitu Nafi’ (1582-1636 M.). Nafi’ juga bekerja untuk Murad Pasya dengan menghasilkan karya-karya sastra Kaside yang mendapat tempat di hati para Sultan.
            Diantara penulis yang membawa pengaruh Persi ke dalam istana adalah Yusuf Nabi (1642-1712 M.), dia muncul sebagai juru tulis bagi Mushahif Mustafa, salah seorang menteri Persia dan ilmu agama. Yusuf Nabi menunjukkan pengetahuannya yang luar biasa dalam puisinya. Menyentuh hampir semua persoalan (agama, filsafat, roman, cinta, anggur dan mistisme), dia juga membahas biografi, sejarah, bentuk prosa, geografi dan rekaman perjalanan.
            Dalam bidang sastra prosa kerajaan Utsmani melahirkan dua tokoh terkemuka, yaitu Katip Celebi dan Evliya Celebi. Yang terbesar daari semua penulis adalah Mustafa bin Abdullah yang dikenal dengan Katip Celebi atau Haji Halife (1609 – 1657 M.). dia menulis buku bergambar dalam karya terbesarnya Kasyf az-Zunun fi Asmai al-Kutub wa al-Funun, sebuah presentasi biografi penulis-penulis penting di dunia Timur bersama daftar dan deskripsi lebih dari 1.500 buku yang berbahasa Turki, Persia dan Arab, dia pun menulis buku-buku yang lain.
            Selain itu, dianasti Turki Utsmani juga banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah, seperti Masjid Al-Muhammadi atau masjid Jami’ Sultan Muhammad al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abu Ayyub al-Anshariy. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya dalah masjid yang asalnya gereja Aya Sopia. Hiasan kaligrafi tiu dijadikan penutup gambar-gambar Kristiani yang ada sebelumnya.
            Pada masa Sulaiman al-Qanuniy, dikota-kota besar dan kota-kota lainnya banyak dibangun masjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, villa dan permandian umum. Disebutkan bahwa 235 buah dari bangunan itu dibangun di bawah korditor Sinan, seorang arsitek asal Anatolia.
D.  Bidang Keagamaan
            Kehidupan keagamaan merupakan bagian dari sistem sosial dan politik Turki Utsmani. Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidupan negara dan masyarakat. Mufti sebagai pejabat tinggi agama, tanpa legitimasi Mufti, keputusan hukum kerajaan tidak dapat berjalan. Pada masa ini, kehidupan tarekat berkembang pesat. Al-Bektasiy dan Al-Maulawiy merupakan dua ajaran tarekat yang paling besar. Al-Bektasiy merupakan tarekat yang sangat berpengaruh terhadap tentara Jenissari, sedangakan Al-Maulawiy berpengauh  besar dikalangan penguasa sebagai imbangan dari kelompok Jenissariy Bekktasiy.
            Sementara itu, ilmu pengetahuan seperti fikhi, tafsir, kalam dan lain-lain, tidak mengalami perkembangan. Kebanyakan penguasa Usmani cenderung bersikap taklid dan fanatik terhadap suatu mazhab dan menentang mazhab-mazhab lainnya.
            Terdapat beberapa faktor yang mendorong kemajuan yang terjadi di masa dinasti Turki Utsmani, diantaranya adalah:
a)      Adanya sistem pemberian hadiah berupa tanah kepada tentara yang berjasa.
b)      Tidak adanya diskriminasi dari pihak penguasa
c)      Kepengurusan organisasi yang cakap.
d)     Pihak Turki memberikan perlakuan baik terhadap saudara-saudara baru dan memberikan kepada mereka hak rakyat secara penuh.
e)      Turki Ustmani telah menggunakan tenaga-tenaga profesional dan terampil.
f)       Kedudukan sosial orang-orang Turki telah menarik minat penduduk negeri-negeri Balkan untuk memeluk agama Islam
g)      Rakyat memeluk agama Kristen hanya dibebani biaya perlindungan (jizyah) yang relatife murah dibandingkan pada masa Bizantium.
h)      Semua penduduk memperoleh kebebasan untuk menjalankan kepercayaannya masing-masing.
i)        Karena Turki tidak fanatik agama, wilayah-wilayah Turki menjadi tempat perlindungan orang-orang Yahudi dari serangan kerajaan Kristen di Spanyol dan Portugal pada abad ke-16.

D.     Kemunduran Peradaban Islam Masa Dinasti Turki Utsmani

A.  Kemunduran Kerajaan Turki Utsmani pasca pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qununi.
Kerajaan ini didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz (ughu) yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara Cina, yang kemudian panda ke Turki, Persia dan Irak. Mereka memeluk Islam kira-kira abad IX atau X, yaitu ketika mereka menetap di Asia tengah. Hal ini karena mereka bertetangga dengan dinasti Samani dan dinasti Ghaznawi, karena tekanan-tekanan bangsa Mongol, mereka mencari perlindungan kepada saudara perempuannya, dinasti Saljuq. Saljuq ketika itu dibawah kekuasaan Sultan Alauddin Kaikobad. Entogrol yang merupakan pimpinan Turki Utsmani pada waktu itu berhasil membantu Sultan Saljuq dalam menghadapi Bizantium. Atas jasa inilah ia mendapat penghargaan dari Sultan, berupa sebidang tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memiliki Syukud sebagai Ibiu kota.[1]
Kerajaan Turki Utsmani mulai memasuki masa kemunduran pada abad ke-17 Masehi, yang ditandai dengan kekalahan militernya dalam mengahadapi dunia Kristen Barat. Bahkan, gejala awal dari kemunduran itu mulai tampak sejak akhir abad ke-16 M yang ditandai dengan kelemahan para sultan dalam mengendalikan negara. Sepeninggal Sultan Sulaiman Al-Qanuni, Turki Utsmani telah jatuh ketangan Sultan-sultan yang lemah. Sultan Salim II lyang merupakan pengganti langsung dari sultan Sulaiman Al-Qanuni adalah figur yang lemah. Ia adalah tipe sultan Kerajaan Turki Utsmani yang tidak disukai rakyatnya. Karena pemabuk, ia menyerahkan semua urusan negara kepada Mentri Besar Sokoli.[2]
Pada tahun 1593 penduduk Transilvania dan Wallechia memberontak. Dengan bantuan orang-orang Austria dan Hongaria, mereka berusaha melepaskan diri dari kekuasaan Turki. Pemberontakan ini tidak dapat di padamkan. Pasukan yang dikirim mengalami kekalahan. Ini adalah kekalahan pertama sejak masa Sultan Sulaiman Al-Qanuni.[3] Pada masa kedudukan Menteri Besar dipegang menantu sultan Musthofa II (1695-1687 M), tepatnya pada tahun 1696 tentara Turki Usamani dihancurkan oleh tentara Austria pimpinan Pangeran Eugane of savoy. Setahun kemudian, pasukan Kerajaan Turki Utsmani menyerang Hongaria, tetapi juga mengalami kekalahan total. Oleh karena itu, Pada tahun 1702 diadakan perjanjian Carlowitz dan dalam perjanjian itu, Turki Utsmani harus rela menyerahkan wilayah Hongaria, Transilvania, Morea, Albania, Fedolia dan Azzof. Ini adalah kemenangan kedua yang paling penting bagi dunia kristen atas Turki.[4]
Akibat dari kekalahan yang sangat berat ini, Kerajaan Turki Utsmani tidak lagi dipandang sebagi kekuatan yang ditakuti di Eropa. Bagi bangsa Eropa merupakan titik balik perimbangan antara turki Utsmani dan Eropa Kristen. Demikian pentingnya peristiwa itu, sehingga dianggap tanda permulaan runtuhnya Turki Utsmani.[5]

B.  Penyebab kemunduran kerajaan Turki Utsmani.
Dari gambaran tentang proses kemunduran Turki Utsmani diatas, jelas bahwa sebab-sebab yang dominasi kemunduran kerajaan ini adalah kekalahan bidang militer kerajaan Turki dari negara Barat. Penyebab ketidakberdayaan Kerajaan Turki Utsmani pada abad ke-18 M, lebih-lebih pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 M dapat ditelusuri pada kemajuan ilmu, teknologi dan ekonomi barat pada satu sisi serat kebekuan ilmu teknologi, dan eknomi serta kebekuan dunia Islam pada pihak lain. Hal ini dapat dipandang sebagi sebab tidak langsung yang melatar belakangi  memahami kemunduran Turki Utsmani.[6]
Adapun sebab-sebab lain dalam kemunduran yang di alami oleh Turki Utsmani diantaranya sebagai berikut:
Faktor penyebab kemunduran Turki Utsmani ini ialah setelah wafatnya Sulaiman al-Qonuni. Hal ini di sebabkan banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggaldiantaranya perebutan kekuasaan antara putra beliau, selain itu juga melemahnya semangat perjuangan prajurit Utsmani yang mengakibatkan kekalahan dalam menghadapi beberapa peperangan dan dalam sistem ekonomi mereka semakin  memburuk serta sistem pemerintahannya tidak berjalan dengan semestinya. Faktor-faktor yang diatas  menyebabkan kemunduran Turki Utsmani, ada juga bebrapa faktor-faktor lain diantaranya: faktor internal dan factor eksternal.[7] 
1)     Faktor Internal
Faktor-faktor  penyebab yang terjadi di dalam ialah:
a)     Luasnya wilayah kekuasaan
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi di daerah Kerajaan Utsmani menyebabkan pemerintah merasa kewalahan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca-pemerintahan Sultan Sulaiman. Pada pemerintahan ini seluruh administrasi menjadi tidak teratur dan keperintahan baru ini lebih mengutamakan berekspansi lagi di bandingkan menata sistem kepemerintahannya sehingga menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah diserang dan direbut oleh musuh, sehingga sebagian wilayah berusaha untuk melepaskan diri.
b)     Ledakan jumlah penduduk
Perubahan mendasar yang terjadi pada Kerajaan Utsmani ini ialah membeludaknya jumlah penduduk, jumlah penduduk di Kerajaan Turki Utsmani pada abad ke-16 bertambah  2 kali lipat dari sebelumnya. Masalah membeludaknya jumlah penduduk di Kerajaan Utsmani ini disebabkan oleh tingkatnya jumlah penduduk dengan sedemikian tinggi dan ditambah kurangya angka kematian akibat masa damai dan aman yang diciptakannya kerajaan aerta menurunnya frekuensi penaklukan.
c)      Heterogenitas penduduk[8]
Dari banyak dan ragamnya penduduk, administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi, Kerajaan Utsmani pasca-Sulaiman tidak cakap dalam administrasi pemerintahan ditambah lagi dengan pemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang buruk.
d)     Kelemahan para penguasa dan sistem demokrasi
Sepeninggalan Sulaiman terjadi pergantian kepemimpinan, tetapi setelah ditinggalkan oleh Sulaiman di kepemerintahan yang baru ini tidak pandai menata sistem kepemerintahannya dan juga tidak paham dengan militer sehingga menyebabkan kekacauan dan susah teratasi.
e)     Budaya pungli
Budaya pungli telah merajalela sehingga mengakibatkan dekadensi moral, terutama dikalangan para pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan.
f)       Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari ini terjadi sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M, dan 1826 M. Pihak Jenissari ini tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi. Keberadaanya didominasi oleh keturuna dan golongan tertentu yang mengakibatkan ketidak setujuan dan pemberontakan.
g)     Merosotnya ekonomi[9]
Akibat peperangan secara terus-menerus, biayapun yang semakin membengkak ditambah lagi belanja negara yang sangat besar sehingga perekonomian kerjaan Turki pun merosot.
h)     Rendahnya kualitas keislaman
Rendahnya kualitas  keislaman dikarenakan tidak adanya kesadaran Islam yang benar pada mereka dan tidak adanya pemahaman bahwa Islam merupakan sistem hidup yang sempurna dan mayoritas disana bahwa yang dia ketahui tentang Islam itu hanya sebatas Ibadah.
i)       Mengabaikan Bahasa Arab
Diabaikannya Bahasa Arab yang merupakan bahasa al-Quran dan hadits yang mulia, sedangkan merupakn sumber asasi bagi syariat Islam.
j)       Gonta-ganti pejabat
Pada zaman setelah Sulaiman di kerajaan ini sering menggunta-ganti pemimpin ditakutkan wilayah itu akan memerdekakan diri. Hali ini menyebabkan kurangnya pemahaman pejabat baru terhada wilayah yang dipimpinnya.
2)     Faktor Eksternal
Faktor-faktor  penyebab yang terjadi dari luar ialah sebagai berikut[10]:
a)     Timbulnya gerakan nasionalisme
Bangsa-bangsa yang tunduk terhadapa Kerajaan Utsmani selama bertahun-tahun selam ia berkuasa tetapi negara-negara yang sudah terkuasai oleh Utsmani mulai menyadari kelemahannya, sehingga mereka bangkit untuk melepaskan diri dari Kerajaan Turki Utsmani walaupun kerajaan tersebut sudah bertahun-tahun berbuat baik kepada mereka.
b)     Terjadinya kemajuan teknologi di Barat, khususnya dalam bidang persenjataan[11]
Pada saat itu di Turki terjadi stagnasi ilmu pengetahuan sehingga ketika terjadi kontak senjata antara kekuasaan Turki dengan kekuatan Eropa, Turki selalu menderita kekalahan karena pada saat itu Turki masih menggunalan senjata trdisional sedangkan di Eropa sudah menggunakan senjata modern.
c)      Konspirasi Yahudi menjatuhkan khilafah
Jadi menurut Syaikhul Islam, Musthafa Sabri Mustapa Kamal memiliki hubungan yang kuat dengan kelompok Yahudi, bahlan ia salah seorang dari mereka sebagaiman di kuatkan oleh anggota lembaga itthadiyyah dan kamaliyah. Mereka semua mengikuti upacara ritual freemosanry. 

Kemudian ada juga sebab-sebab langsung yang mendorong kemunduran Kerajaan Turki Utsmani Bisa di kategorikan dalam dua unsur.
a.       Nonmiliter
Faktor-faktor non militer yang menyebakan kemunduran adalah pertama dominasi sultanah atau harematas sultan. Kedua, merajalelanya korupsi yang menjalar kesemua unsur pemerintahaan dan militer. Ketiga, adanya kompleksitas bangsa dan agama. Keempat kesulitan ekonomi dan keuanga. Kelima, karena masih bercokolnya sistem pemerintahan yang absolut.[12]
b.      Militer
Sebab langsung yang berasal dari hal-hal yang bersifat militer yang membuat kerajaan Turki Utsmani mundur adalah munculnya pemberontakan militer, baik dipusat dan didaerah. Adapula yang berawal dari ketidak mapuan dalam menghadapi tekanan militer barat. Pemberontakan lain yang juga mempengaruhi kekuatan Kerajaan Turki Utsmani adalah kemunculan pemberontakan yang berasal dari tentaranya sendiri yaitu yeniseri.[13]

C.  Kehancuran Turki Utsmani
Kehancuran dari kerajaan Turki Utsmani merupakan titik akhir dari kemerosotan dan kemunduran yang tidak dapat ditahan oleh usaha modernisasi dan perbaikan. Peristiwa lain yang mempercepat kehancuran adalah keterlibatan Turki Utsmani dalam perang dunia I dan kerajaan ini berada dipihak yang kalah.  Pada tahun 1918 M Istambul diduduki oleh Inggris dan Perancis. Kemal Pasya yang di tugaskan Istambul untuk melucuti tentara Turki yang melawan sekutu di Anatolia, mala membangkang. Ia yang bersama kaum nasionalis Turki berusaha menyusun kekuatan untuk melewan sekutu. Dalam perjalananya di Turki terjadi indikasi kemunculan dua bentuk pemerintahan yait pemerintahan yang berbentk Republik dan Kesultanan atau Kerajaan. Musthapa Kemal mengajukan rancangan undang-undang penghapusan kesultanan kepada majelis nasional. Pada tanggal 1 november 1922 undang-undang penghapusan Kesultanan itu diterima. Pada bulan oktober 1923 gelar Sultan resmi di hapus sedangkan gelar Khalifah tetap di akui tetapi tanpa kekuasaan sama sekali. Akhirnya Turki menjadi negara yang berbentuk Republik dengan Mustapa Kemal sebagai presidennya. Konsep Khalifah dalam sejarah islam mengadung pengertian kepala negara karena itu Mustapa Kemal mengusulkan jabatan Khalifah di hapus.

E.      Tokoh Penting Dinasti Turki Utsmani
Masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) merupakan puncak kejayaan daripada kerajaan Turki Utsmani. Beliau terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung atau Sulaiman Al-Qonuni. Akan tetapi setelah beliau wafat sedikit demi sedikit Turki Utsmani mengalami kemunduran. Setelah Sulaiman meninggal Dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putera-puteranya, yang nenyebabkan kerajaan Turki Utsmani mundur akan tetapi meskipun terus mengalami kemunduran kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai militer yang tangguh. Kerajaan ini memang masih bertahan lima abad lagi setelah sepeninggalnya Sultan Sulaiman 1566 M[29].

Tokoh-Tokoh Pembaharuan Masa Kerajaan  Turki Utsmani
1.    Sultan Mahmud II 
Mahmud lahir pada tahun 1785 dan mempunyai didikan tradisional, antara lain pengetahuan agama, pengetahuan pemerintahan, sejarah dan sastra Arab, Turki dan Persia. Ia diangkat menjadi Sultan di tahun 1807 dan meninggal di tahun 1839. Di bagian pertama dari masa kesultanannya ia disibukkan oleh peperangan dengan Rusia dan usaha menundukkan daerah-daerah yang mempunyai kekuasaan otonomi besar, peperangan dengan Rusia selesai di tahun 1812. Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Utsmani bertambah kuat, Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba masanya untuk memulai usaha-usaha pembaharuan yang telah lama ada dalam pemikirannya.[38]
Sultan Mahmud II, dikenal sebagai Sultan yang tidak mau terikat pada tradisi dan tidak segan-segan melanggar adat kebiasaan lama. Sultan-sultan sebelumnya menganggap diri mereka tinggi dan tidak pantas bergaul dengan rakyat. Oleh karena itu, mereka selalu mengasingkan diri dan meyerakan soal mengurus rakyat kepada bawahan-bawahan. Timbullah anggapan mereka bukan manusia biasa dan pembesar-pembesar Negara pun tidak berani duduk ketika menghadap Sultan.  Tradisi aristokrasi ini dilanggar oleh Mahmud II. Ia mengambil sikap demokratis dan selalu muncul di muka umum untuk berbicara atau menggunting pita pada upacara-upacara resmi. Menteri dan pembesar-pembesar negara lainnya ia biasakan duduk bersama jika datang menghadap. Pakaian kerajaan yang ditentukan untuk Sultan dan pakaian kebesaran yang biasa dipakai Menteri dan pembesar-pembesar lain ia tukar dengan pakaian yang lebih sederhana. Tanda-tanda kebesaran hilang, rakyat biasa dianjurkan pula supaya meninggalkan pakaian tradisional dan menukarnya dengan pakaian Barat. Perubahan pakaian ini menghilangkan perbedaan status dan sosial yang nyata kelihatan pada pakaian tradisional. Kekuasaan-kekuasaan luar biasa yang menurut tradisi dimiliki oleh penguasa-penguasa Utsmani ia batasi. Kekuasaan Pasya atau Gubernur untuk menjatuhkan hukum mati dengan isyarat tangan ia hapuskan. Hukuman bunuh untuk masa selanjutnya hanya bisa di keluarkan oleh hakim. Penyitaan negara terhadap harta orang yang dibuang atau dihukum mati juga ia tiadakan.
Perubahan penting yang diadakan oleh Sultan Mahmud II dan yang kemudian mempunyai pengaruh besar pada perkembangan pembaharuan di Kerajaan Utsmani ialah perubahan dalam bidang pendidikan. Seperti halnya di Dunia Islam lain di zaman itu, Madrasah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan umum yang ada di Kerajaan Utsmani. Di Madrasah hanya diajarkan agama sedangkan pengetahuan umum tidak diajarkan. Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan Madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. Di masa pemerintahannya orang kurang giat memasukkan anak-anak mereka ke Madrasah dan mengutamakan mengirim mereka belajar keterampilan secara praktis di perusahaan industri. Oleh karena itu, ia mengadakan perubahan dalam kurikulum Madrasah dengan menambah pengetahuan-pengetahuan umum di dalamnya, seperti halnya di Dunia Islam lain pada waktu itu memang sulit. Madrasah tradisional tetap berjalan tetapi disampingnya Sultan mendirikan dua sekolah pengetahuan umum. Mekteb-i Ma’arif  atau maktab al-ma’arif (Sekolah Pengetahuan Umun) dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye atau maktab al-ulum al-adabiyah (Sekolah Sastra). Siswa untuk kedua sekolah itu dipilih dari lulusan Madrasah yang bermutu tinggi.
Selain itu, Sultan Mahmud II juga mendirikan Sekolah Militer, Sekolah Teknik, Sekolah Kedokteran dan Sekolah Pembedahan. Lulusan Madrasah banyak meneruskan pelajaran di sekolah-sekolah yang baru didirikannya. Selain dari mendirikan Sekolah Sultan Mahmud II juga mengirim siswa-siswa ke Eropa yang setelah kembali ke tanah air juga mempunyai pengaruh dalam penyebaran ide-ide baru di Kerajaan Utsmani. Pembaharuan-pembaharuan yang diadakan Sultan Mahmud II di ataslah yang menjadi dasar bagi pemikiran dan usaha pembaharuan selanjutnya di Kerajaan Utsmani abad ke-19 dan Turki abad ke-20.[40]
2.    Tanzimat   
Istilah tanzimat berasal dari bahasa Arab dari kata Tanzim yang berarti pengaturan, penyusunan dan memperbaiki. Dalam pembaharuan yang diadakan pada masa Tanzimat merupakan sebagai lanjutan dari usaha-usaha yang dijalankan oleh Sultan Mahmud II yang banyak mengadakan pembaharuan peraturan dan perundang-undangan. Secara terminology. Tanzimat adalah suatu usaha pembaharuan yang mengatur dan menyusun serta memperbaiki struktur organisasi pemerintahan, sosial, ekonomi dan kebudayaan, antara tahun 1839-1871 M. Tokoh-tokoh penting Tanzimat antara lain : Mustafa Rasyid Pasya, Mustafa Sami, Mehmed Sadek Rif’at Pasya dan Ali Pasya seperti yang dijelaskan berikut ini :[41]
a.       Mustafa Rasyid Pasya (1830-1858).
Pemuka utama dari pembaharuan di zaman Tanzimat ialah Mustafa Rasyid Pasya, ia lahir di Istanbul pada tahun 1800, berpendidikan Madrasah kemudian menjadi pegawai pemerintah. Mustafa Rasyid Pasya pada tahun 1034 diangkat menjadi Duta Besar untuk daerah Perancis, selain itu ia juga pernah diangkat menjadi Duta Besar Kerajaan Utsmani di beberapa negara lain. Setelah itu ia dipanggil pulang untuk menjadi Menteri Luar Negeri dan pada akhirnya ia diangkat menjadi Perdana Menteri. Usaha pembaharuannya yang terpenting ialah sentralisasi pemerintahan dan modernisasi angkatan bersenjata pada tahun 1839.

b.      Mustafa Sami Pasya (wafat 1855)
Mustafa Sami Pasya mempunyai banyak pengalaman di luar negeri antara lain di Roma, Wina, Berlin, Brussel, London, Paris dan negara lainnya sebagai pegawai dan duta. Menurut pendapat Mustafa Sami Pasya, kemajuan bangsa Eropa terletak pada keunggulan mereka dalam lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab lain dilihatnya karena toleransi beragama dan kemampuan orang Eropa melepaskan diri dari ikatan-ikatan agama, di samping itu pula pendidikan universal bagi pria dan wanita sehingga umumnya orang Eropa pandai membaca dan menulis.

c.       Mehmed Sadik Rif’at Pasya.
Seorang pemuka tanzimat lain yang pemikirannya lebih banyak diketahui orang adalah Mehmed Sadik Rif’at Pasya yang lahir pada tahun 1807 dan wafat tahun 1856 M. Pendidikannya selesai di madrasah, ia melanjutkan pelajaran ke sekolah sastra, yang khusus diadakan untuk calon-calon pegawai istana. Tahun 1834 ia diangkat menjadi Pembantu Menteri Luar negeri, tiga tahun kemudian ia diangkat menjadi Menteri Luar Negeri dan selanjutnya Menteri Keuangan.
Pokok-pokok pemikiran dan pembaharuannya ialah Sultan dan pembesar-pembesar negara harus tunduk pada undang-undang dan peraturan-peraturan lainnya. Negara harus tunduk pada hukum (negara hukum), kodifikasi hukum, administrasi, pengaturan hak dan kewajiban rakyat, reorganisasi, angkatan bersenjata, pendidikan dan keterampilan serta dibangunnya Bank Islam Utsmani pada tahun 1840. Ide-ide yang dicetuskan Sadik Rif’at pada zaman itu merupakan hal baru karena orang tidak mengenal peraturan, hukum, hak dan kebebasan. Ketika itu petani lebih banyak menjadi budak bagi tuan tanah dan rakyat budak bagi Sultan. Pemikiran Sadik Rif’at sejalan dengan pemikiran Mustafa Rasyid Pasya yang pada masa itu mempunyai kedudukan sebagai Menteri Luar Negeri.

d.      Ali Pasya (1815-1871).
Beliau lahir pada tahun 1815 di Istanbul dan wafat tahun 1871, anak dari seorang pelayan toko. Dalam usia 14 tahun ia sudah diangkat menjadi pegawai. Tahun 1840 diangkat menjadi Duta Besar London dan sebelum menjadi Duta Besar ia sering kali menjadi staf Perwakilan Kerajaan Utsmani di berbagai negara Eropa dan di tahun 1852 ia menggantikan kedudukan Rasyid Pasya sebagai Perdana Menteri. Usaha pembaharuannya antara lain : tentang pengakuan semua aliran spiritual pada masa itu, jaminan melaksanakan ibadahnya masing-masing, larangan memfitnah karena agama, suku dan bahasa, jaminan kesempatan belajar, sistem peradilan dan lain-lainnya.
Pembaharuan yang dilaksanakan oleh tokoh-tokoh pembaharuan di zaman Tanzimat tidaklah seluruhnya mendapat dukungan bahkan mendapat kritikan baik dari dalam atau di luar Kerajaan Utsmani karena gerakan-gerakan tanzimat untuk mewujudkan pembaharuan didasari oleh pemikiran liberalisme Barat dan meninggalkan pola dasar syariat agama, hal ini salah satu sebab yang utama sehingga gerakan tannzimat mengalami kegagalan dalam usaha pembaharuannya.[42]
3.    Usman Muda    
Sebagaimana dikatakan bahwa pembaharuan yang diusahakan dalam Tanzimat belumlah mendapat hasil sebagaimana yang diharapkan, bahkan mendapat kritikan-kritikan dari luar kaum cendekiawan. Kegagalan oleh Tanzimat dalam mengganti konstitusi yang absolut merupakan cambuk untuk usaha-usaha selanjutnya. Untuk mengubah kekuasaan yang absolut maka timbullah usaha atau gerakan dari kaum cendikiawan melanjutkan usaha-usaha Tanzimat. Gerakan ini dikenal dengan Young Ottoman-Yeni Utsmanilar (Gerakan Utsmani Muda) yang didirikan pada tahun 1865.[43]
Utsmani Muda pada asalnya merupakan perkumpulan manusia yang didirikan di tahun 1865 dengan tujuan untuk mengubah pemerintahan absolut kerajaan Utsmani menjadi pemerintahan konstitusional. Setelah rahasia terbuka pemuka-pemukanya lari ke Eropa di tahun 1867 dan di sanalah gerakan mereka memperoleh nama Utsmani Muda. Para tokoh Utsmani Muda banyak yang melakukan gerakan rahasia dalam menentang kekuasaan absolut Sultan. Namun sikap politik mereka itu akhirnya diketahui oleh Sultan. Akhirnya mereka banyak yang pergi ke Eropa dan di sana mereka menyusun kekuatan. Maka setelah situasi Turki aman kembali, mereka pun banyak yang pulang ke tanah air dan meneruskan cita-cita mereka, terutama tentang ide-ide pembaharuan.[44]
Beberapa tokoh dari gerakan itu membawa angin baru tentang demokrasi dan konstitusional pemerintahan yang menjunjung tinggi kekuasaan rakyat bukan kekuasaan absolut. Diantara tokoh itu ialah : Zia Pasya, Nanik Kemal, dan Midhat Pasya.
a.       Zia Pasya.
Zia Pasya lahir pada tahun 1825 di Istambul dan meninggal dunia pada tahun 1880. Ia anak seorang pegawai Kantor Beacukai di Istanbul. Pendidikannya setelah selesai sekolah di Sulaemaniye yang didirikan Sultan Mahmud II dalam usia muda dia diangkat menjadi pegawai pemerintah, kemudian atas usaha Mustafa Rasyid Pasya pada tahun 1854 ia diterima menjadi salah seorang sekretaris Sultan. Disinilah ia dapat mengetahui tentang sistem dan cara Sultan memerintah dengan otoriter. Untuk keperluan tugas barunya, ia mempelajari bahasa Perancis dan dalam waktu yang singkat ia menguasai dan dapat menerjemahkan buku-buku Perancis ke dalam bahasa Turki. Karena terjadi kesalah-pahaman dengan Ali Pasya maka ia pergi ke Eropa pada tahun 1867 dan tinggal disana selama lima tahun.[45]
Ketika berada di Eropa itulah banyak pengalaman yang didapatkannya. Beberapa pemikirannya akhirnya menjurus kepada usaha pembaharuan.  Usaha-usaha pembaharuannya antara lain, kerajaan Utsmani menurut pendapatnya harus dengan sistem pemerintahan konstitusional, tidak dengan kekuasaan absolut. Menurutnya negara Eropa maju disebabkan tidak terdapat lagi pemerintahan yang absolut, semuanya dengan sistem pemerintahan konstitusional. Dalam sistem pemerintahan konstitusional harus ada Dewan Perwakilan Rakyat. Kemudian Zia mengemukakan hadits ”Perbedaan pendapat di kalangan umatku merupakan rahmat dari Tuhan”, sebagai alasan untuk perlu adanya Dewan Perwakilan Rakyat, di mana perbedaan pendapat itu ditampung dan kritik terhadap pemerintah dikemukakan untuk kepentingan umat seluruhnya. Sebagai orang yang taat menjalankan agama Islam, Zia sebenarnya tidak sepenuhnya setuju terhadap pembaharuan yang hanya mencomot ide-ide Barat tanpa sikap kritis. Itulah sebabnya dia lebih melihat kesesuaian antara kepentingan rakyat dengan ide pembaharuan yang datangnya dari Barat. Dalam hal demikian, ia juga tidak sependapat dengan orang yang mengatakan bahwav agama Islam dapat dianggap sebagai penghalang kemajuan.

b.      Midhat Pasya.
Nama lengkapnya Hafidh Ahmad Syafik Midhat Pasya, lahir pada tahun 1822 di Istanbul. Pendidikan agamanya diperoleh dari ayahnya sendiri. Dalam usia sepuluh tahun ia telah hafal Al-Quran, oleh karena itu ia digelari Al-Hafidh. Pendidikannya yang tertinggi adalah pada Universitas Al-Fatih. Dia termasuk tokoh Utsmani Muda yang mempunyai peranan cukup penting dalam ide pembaharuan. Ia anak seorang hakim agama yang dalam usia belasan tahun sudah menjadi pegawai di Biro Perdana Menteri.
Tahun 1858 ia diberikan kesempatan untuk berkunjung ke Eropa selama enam bulan. Setelah itu beberapa saat kemudia, ia diangkat menjadi gubernur di berbagai daerah. Dengan kemampuan dan kecakapan yang luar biasa akhirnya Sultan mengangkatnya menjadi Perdana Menteri tahun 1872. Ketika Sultan Abdul Hamid berkuasa menggantikan Sultan Murad V, ia diangkat kembali menjadi Perdana Menteri. Saat itu ada perjanjian langsung bahwa Sultan akan memberikan sokongan atas gerakan-gerakannya. Sultan juga nampaknya memberi angin segar atas pembaharuan kelompok Utsmani Muda.
Beberapa langkah pembaharuan itu, seperti memperkecil kekuasaan kaum eksekutif dan memberikan kekuasaan lebih besar kepada kelompok legislatif. Golongan ini juga berusaha menggolkan sistem konstitusi yang sudah ditegakkan dengan memakai istilah terma-terma yang islami, seperti musyawarah untuk perwakilan rakyat, bai’ah untuk kedaulatan rakyat dan syariah untuk konstitusi. Dengan usaha ini sistem pemerintahan Barat lambat laun dapat diterima kelompok ulama dan Syaikh Al-Islami yang sebenarnya banyak menentang ide pembaharuan pada masa sebelumnya.[46]
Tanggal 23 Desember 1876 konstitusi yang bersifat semi-otokrasi ditanda tangani oleh Sultan Abdul Hamid. Isi dari konstitusi ini sebagian besar masih belum mencerminkan langkah nyata dari pembaharuan sistem pemerintahan, karena kekuasaan Sultan masih demikian besar. Salah satu contoh adalah pasal 113 dari Undang-Undang yang dibuat, berbunyi bahwa dalam keadaan darurat Sultan boleh memberikan pengumuman tertentu dan boleh menangkap atau mengasih orang-orang yang dianggap membahayakan kepentingan negara.  Jadi, dari bunyi pasal tersebut Sultan masih diberi wewenang besar untuk menjalankan keputusan yang bersifat mutlak. Justru pasal ini nanti digunakannya untuk menangkap orang-orang yang tidak disenangi Sultan, termasuk diantaranya tokoh Utsmani Muda Midhat Pasya ini.

c.       Namik Kemal.
Beliau termasuk pemikir terkemuka dari Utsmani Muda, lahir pada tahun 1840 di Tekirdag. Dia berasal dari keluarga ningrat. Orangtuanya menyediakan pendidikan di rumah di samping pelajaran bahasa Arab, Persia, juga diberikan bahasa Perancis. Oleh karena itu, dalam usia yang sangat muda ia sudah menguasai berbagai bahasa. Dalam usia belasan tahun dia diangkat menjadi pegawai kantor penerjemah dan kemudian dipindahkan menjadi pegawai di istana Sultan. Namik Kemal banyak dipengaruhi oleh pemikiran Ibrahim Sinasih (1826-1871) yang berpendidikan Barat dan banyak mempunyai pandangan modernisme. Nanik mempunyai jiwa Islami yang tinggi, sehingga walaupun ia dipengaruhi pemikiran Barat namun masih menjunjung tinggi moral Islam dalam ide-ide pembaharuannya.
Menurutnya Turki saat ini mundur karena lemahnya politik dan ekonomi. Untuk bisa memajukan ekonomi dan politik Turki harus ada perubahan dalam sistem pemerintahan. Untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang ideal, penguasa harus menjunjung tinggi kepentingan rakyat. Karena kepentingan rakyat menjadi asas negara, maka negara mesti demokratis, yaitu pemerintahan yang didasarkan atas dukungan dan kepentingan. Yang dikehendaki oleh Nanik Kemal adalah pemerintahan demokrasi dan pemerintahan serupa ini menurut pendapatnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Negara Islam yang dibentuk dan dipimpin oleh empat khalifah besar, sebenarnya mempunyai corak demokrasi. Sistem bai’ah yang terdapat dalam pemerintahan Khalifah pada hakikatnya merupakan kedaulatan rakyat. Melalui bai’ah rakyat menyatakan persetujuan mereka atas pengangkatan khalifah yang baru. Dengan demikian bai’ah merupakan kontrak sosial dan kontrak yang terjadi antara rakyat dan khalifah itu dapat dibatalkan jika khalifah mengabaikan kewajiban-kewajibannya sebagai Kepala Negara.
Di dalam Islam ada ajaran yang disebut al-maslahah al-’ammah dan ini sebenarnya adalah maslahat umum. Khalifah tidak boleh mengambil sikap atau tindakan yang bertentangan dengan maslahat umum. Karena itu merupakan suatu bentuk dari pendapat umum. Khalifah harus selalu memperhatikan dan menghormati pendapat umum. Lebih lanjut lagi, musyawarah adalah dasar penting dalam soal pemerintahan dalam Islam. Sistem musyawarah ini memperkuat corak demokrasi pemerintah Islam. Pembuat hukum dalam Islam ialah kaum ulama, yang melaksanakan hukum adalah pemerintah.
Dengan membawa argumen-argumen seperti di atas, Namik Kemal berpendapat bahwa sistem pemerintahan konstitusional tidaklah merupakan bid’ah dalam Islam. Di antara ide-ide lain yang dibawa Namik terdapat cinta tanah air Turki, tetapi seluruh daerah kerajaan Utsmani. Konsep tanah airnya tidak sempit. Sebagai orang yang dijiwai ajaran Islam, ia melihat perlunya diadakan persatuan seluruh umat Islam di bawah pimpinan Kerajaan Utsmani, sebagai negara Islam yang terbesar dan terkuat di waktu itu.


4.    Turki Muda   
Setelah dibubarkannya parlemen dan dihancurkannya gerakan Utsmani Muda, maka Sultan Abdul Hamid memerintah dengan kekuasaan yang lebih absolut. Kebebasan berbicara dan menulis tidak ada. Dalam suasana yang demikian timbullah gerakan oposisi terhadap pemerintah yang obsolut Sultan Abdul Hamid sebagaimana halnya di zaman yang lalu dengan Sultan Abdul Aziz. Gerakan oposisi dikalangan perguruan tinggi, mengambil bentuk perkumpulan rahasia, di kalangan cendekiawan dan pemimpin-pemimpinnya lari ke luar negeri dan disana melanjutkan oposisi mereka dan gerakan di kalangan militer menjelma dalam bentuk komite-komite rahasia. Oposisi berbagai kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan nama Turki Muda.
Tokoh-tokoh Turki Muda, antara lain adalah Ahmad Riza (1859-1930), Mehmed Murad (1853-1912) dan Pangeran Sahabuddin (1887-1948).[48]
a.    Ahmad Riza.
Ahmad Riza adalah anak seorang bekas anggota parlemen bernama Injilis Ali. Dalam pendidikannya ia sekolah di pertanian untuk kelak dapat bekerja dan berusaha mengubah nasib petani yang malang dan studinya ini diteruskan di Perancis sekembalinya ia dari perancis ia bekerja di Kementerian Pertanian, tapi ternyata hubungan pemerintah dengan petani yang miskin sedikit sekali, karena kementerian itu lebih disibukkan dengan birokrasi. Kemudia ia pindah ke Kementerian Pendidikan namun disini juga disibukkan dengan birokrasi tapi kurang disibukkan dengan pendidikan.
Pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Riza antara lain adalah ingin mengubah pemerintahan yang absolut kepada pemerintahan konstitusional. Karena menurutnya akan menyelamatkan Kerajaan Utsmani dari keruntuhan adalah melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan positif dan bukan dengan teologi atau metafisika. Adanya dan terlaksananya program pendidikan yang baik akan berhajat pada pemerintahan yang konstitusional.


b.   Mehmed Murad (1853-1912).
Mehmed Murad berasal dari Kaukasus dan lari ke Istanbul pada tahun 1873 yakni setelah gagalnya pemberontakan Syekh Syamil di daerah itu. Ia belajar di Rusia dan di sanalah ia berjumpa dengan ide-ide Barat, namun pemikiran Islam berpengaruh pada dirinya.
Ia berpendapat bahwa bukanlah Islam yang menjadi penyebab mundurnya Kerajaan Utsmani dan bukan pula rakyatnya, namun sebab kemunduran itu terletak pada Sultan yang memerintah secara absolut. Oleh karena itu, menurutnya kekuasaan Sultan harus dibatasi. Dalam hal ini dia berpendapat bahwa musyawarah dalam Islam sama dengan konstitusional di dunia Barat. Ia mengusulkan didirikan satu Badan Pengawas yang tugasnya mengawasi jalannya undang-undang agar tidak dilanggar oleh pemerintah. Di samping itu diadakan pula Dewan syariat agung yang anggotanya tersusun dari wakil-wakil negara Islam di Afrika dan Asia dan ketuanya Syekh Al-Islam Kerajaan Utsmani.

c.    Pangeran Sahabuddin (1887-1948).
Pangeran Sahabuddin adalah keponakan Sultan Hamid dari pihak ibunya, sedang dari pihak bapaknya adalah cucu dari Sultan Mahmud II, oleh karena itu ia keturunan raja. Namun ibu dan bapaknya lari ke Eropa menjauhkan diri dari kekuasaan Abdul Hamid. Maka dengan demikian kehidupan Sahabuddin lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran Barat. Menurutnya yang pokok adalah perubahan sosial, bukan penggantian Sultan. Masyarakat Turki sebagaimana masyarakat Timur lainnya mempunyai corak kolektif, dan masyarakat kolektif tidak mudah berubah dalam menuju kemajuan. Dalam masyarakat kolektif orang tidak percaya diri sendiri, oleh karena itu ia tergantung pada kelompok atau suku sedangkan masyarakat yang dapat maju menurutnya adalah masyarakat yang tidak banyak bergantung kepada orang lain tetapi sanggup berdiri sendiri dan berusaha sendiri untuk mengubah keadaannya.


BAB III
PENUTUP

Demikian makalah yang telah kami susun mengenai pembahasan kerajaan Turki Utsmani. Semoga apa yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat memberi pemahaman dan kemanfaatan bagi para pembaca.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Nur Farida, S. Pd. I yang telah membimbing kami dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di kelas XI ini. Semoga amal ilmunya menjadi ilmu yang barokah dan bermanfaat bagi sesama. Aamiin.





 terima kasih bagi yang sudah mengkopi materi saya. jangan lupa sisipkan sumbernya yaa. supaya ilmunya diketahui jelas persambungan ilmunya darimana. semoga barokah.
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. aamiin.

Makalah Shalat Qashar dan Khauf

SHALAT QASHAR DAN KHAUF Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata ...