Sabtu, 30 Juli 2016

MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWT


MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWT

ILMU HADITSOLEH KELOMPOK 2KELAS XII AGAMA 1ALFA LIMATU SZANAYA  04ANDI HERIYANTO  06SITI FALANCIA FATIMAH ZAHRA  36
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG2016/2017MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWTMampukah kita menghitung nikmat-nikmat Allah Ta’ala yang telah kita dapat hingga saat ini? Tentulah, TIDAK! Menghitung jumlah nikmat dalam sedetik saja kita tidak mampu, terlebih sehari bahkan selama hidup kita di dunia ini. Tidur, bernafas, makan, minum, bisa berjalan, melihat, mendengar, dan berbicara, semua itu adalah nikmat dari Allah Ta’ala.Sampai kapan pun kita tidak akan bisa menghitungnya.

KEWAJIBAN BERSYUKUR
Bersyukur Mulai dari yang Sedikit
Bersyukur harus dimulai dari hal-hal yang kecil yang mungkin biasanya diremehkan manusia. Padahal hal itu juga termasuk nikmat Allah yang wajib disyukuri
Bagaimana bisa mensyukuri hal- yang banyak jika hal kecil saja tidak disyukuri?
Dengan bersyukur yang sedikit itu, maka Allah akan semakin menambah nikmatNya. Dan jika tetap bersyukur Allah pasti akan menambah nikmatNya lagi. Begitu seterusnya.





Ketiga hal tersebut adalah kategori seorang hamba yang bersyukur yakni bersyukur dengan hati, lisan dan anggota badannya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah rahimahullah, “Syukur (yang sebenarnya) adalah dengan hati, lisan dan anggota badan. (Minhajul Qosidin, hal. 305).
Syukur dari hati dalam bentuk rasa cinta dan taubat yang disertai ketaatan.
Adapun di lisan, syukur itu akan tampak dalam bentuk pujian dan sanjungan.
Dan syukur juga akan muncul dalam bentuk ketaatan dan pengabdian oleh segenap anggota badan.” (Al Fawa’id, hal. 124-125)

Bersyukur kepada Sesama Manusia
Membiasakan bersyukur dapat diwujudkan kepada sesama manusia. Misalnya dengan tidak lupa mengucapkan “terima kasih” ketika diberi sesuatu.
Hakikat bersyukur adalah pengakuan dalam hati bahwa nikmat itu adalah pemberian Allah SWT. (syukur bil qolbi) diucapkan dengan lisan, seperti memuji dan berdo’a (syukur bil lisan), dan menggunakan nikmat tersebut untuk perbuatan yang baik (syukur bil fi’li)
Memberitakan Nikmat
Orang yang bersyukur dengan memberitakan nikmat yang didapatkannya dari Allah SWT, bukan karena sombong atau merasa hebat dan mampu. Maksudnya ingin membagikan nikmat yang telah didapatkannya kepada sesama kerabat atau tetangga
Contohnya : mendapatkan rizqi bisa membeli mobil, kemudia ia mengadakan syukuran. Maka hal ini bukan karena sombong, namun ingin mewujudkan rasa syukurnya kepada Allah yaitu dengan berbagi kepada sesamanya.

CARA BERSYUKUR

Sikap seorang muslim adalah melihat yang berada di bawahnya dalam masalah harta dan dunia.
Jika punya mobil, maka lihatlah yang punya motor.
Yang punya motor lihatlah yang naik sepeda.
Yang naik sepeda lihatlah yang hanya jalan kaki.
Yang jalan kaki lihatlah yang tidak bisa jalan.
Yang tidak bisa jalan, lihatlah yang tidak bisa bergerak (stroke)
Yang sakit tidak bisa bergerak, ingatlah yang telah meninggal dunia. Bersyukur masih hidup, meski tidak bisa bergerak, namun hati masih bisa berdzikir kepada Allah SWT.

Selama masih hidup, maka dari itu kita wajib banyak-banyak bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini. Jika kita melihat ke bawah, maka akan sangat merasa cukup. Namun jika menengadah  melihat yang berada di atas kita, kita akan selalu merasa kurang. Adanya hanya bersedih dan bersusah hati.
Namun dalam hal AGAMA dan AKHIRAT hendaknya kita melihat orang di atas kita. Hal ini sebagai motivasi untuk fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan).


Lalu, apakah yang harus kita lakukan setelah kita mendapatkan semua nikmat itu?
Bersyukur atau kufur?
Jika memang bersyukur, apakah diri ini sudah tergolong hamba yang mensyukuri nikmat-nikmat itu?
عن النعمان بن بشير قال قال النبي صلى الله عليه وسلم على المنبر من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير ومن لم يشكر الناس لم يشكر الله التحدث بنعمة الله شكر وتركها كفر والجماعة رحمة والفرقة عذاب.
﴿رواه احمد : ۱۷۷٢١﴾
Dari Nu’man bin Basyir ia berkata : Nabi SAW. bersabda di atas mimbar, “Barangsiapa  yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak. Dan barangsiapa yang tidak berterima kasih  kepada manusia, ia tidak akan bersyukur kepada Allah. Membicarakan nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur. Hidup berjamaah adalah rahmat, sedangkan perpecahan adalah adzab”. (HR. Ahmad : 17721)
Ketahuilah bahwasanya Allah mencintai orang-orang yang bersyukur. Hamba yang bersyukur merupakan hamba yang dicintai oleh Allah Ta’ala. Seorang hamba dapat dikatakan bersyukur apabila memenuhi tiga hal:
Pertama, 
Hatinya mengakui dan meyakini bahwa segala nikmat yang diperoleh itu berasal dari Allah Ta’ala semata, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّه
 Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”. (Qs. An Nahl: 53)

Orang yang menisbatkan bahwa nikmat yang ia peroleh berasal dari Allah Ta’ala, ia adalah hamba yang bersyukur. Selain mengakui dan meyakini bahwa nikmat-nikmat itu berasal dari Allah Ta’ala hendaklah ia mencintai nikmat-nikmat yang ia peroleh.
Kedua,
 Lisannya senantiasa mengucapkan kalimat Thayyibbah sebagai bentuk pujian terhadap Allah Ta’ala. Hamba yang bersyukur kepada Allah Ta’ala ialah hamba yang bersyukur dengan lisannya. Allah sangat senang apabila dipuji oleh hamba-Nya. Allah cinta kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa memuji Allah Ta’ala.
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
 Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. (Qs. Adh Dhuha: 11)

Seorang hamba yang setelah makan mengucapkan rasa syukurnya dengan berdoa, maka ia telah bersyukur.
dalam hadits Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
 Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum” (HR. Muslim no. 2734).
Ketiga,
Menggunakan nikmat-nikmat Allah Ta’ala untuk beramal shalih

Sesungguhnya orang yang bersyukur kepada Allah Ta’ala akan menggunakan nikmat Allah untuk beramal shalih, tidak digunakan untuk bermaksiat kepada Allah. Ia gunakan matanya untuk melihat hal yang baik, lisannya tidak untuk berkata kecuali yang baik, dan anggota badannya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
Lawan dari SYUKUR adalah KUFUR
Artinya, mengingkari nikmat Allah swt., tidak bersyukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan karuniaNya.
عن ابي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم انظروا الى من اسفل منكم ولا تنظروا الى من هو فوقكم فهو اجدر ان لا تزدروا نعمة الله.
﴿رواه مسلم : ٥٢٦٤﴾
Dari Abu Hurairah r.a berkata Rasulullah SAW. bersabda “Lihatlah orang yang berada di bawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih baik untuk tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Muslim : 5264)
Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang mengingat nikmat Allah Ta’ala dengan bersyukur.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Shalat Qashar dan Khauf

SHALAT QASHAR DAN KHAUF Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata ...