Senin, 23 November 2015

Humor Empat Tipe Orang Belanja

Humor 
Empat Tipe Orang Belanja

Sabtu, 18/07/2015 10:40
Empat Tipe Orang Belanja

Pada malam Hari Raya Idul Fitri, umat Islam merayakannya dengan berbagai tradisi yang ada di daerahnya masing-masing. Namun, sebagian dari mereka ada yang memilih untuk berbelanja baju baru atau kebutuhan di Hari Raya lainnya di toko maupun mall.

“Nah, ada empat tipe orang yang belanja di malam Hari Raya! Mereka ini bisa dilihat dari cara membawa barang belanjaannya!” kata Gus Karim, salah satu pengasuh pesantren top di Kota Bengawan.

“Pertama. Kalau ada dua orang yang berbelanja, yang laki-laki membawakan tas sedang perempuan sibuk berbelanja. Ini berarti orang yang sedang pacaran,” kata dia.

Tipe kedua, si perempuan yang membawakan belanjaan sedang laki-laki hanya mengiringinya tanpa membawakan barang belanjaan. “Mereka ini pasangan suami istri!”

Kemudian, tipe ketiga baik laki-laki maupun perempuan, semua membawa barang belanjaan. “Mereka ini kemungkinan karyawan setempat,”

“Lha ini, tipe terakhir, sama sekali tidak membawa barang belanjaan. Kalau ini jelas para santri, hanya datang ke mall untuk melihat-lihat tanpa membeli apapun!” ujar dia berseloroh. (Ajie Najmuddin)

Humor Yang Bawa HP Dibunuh

Humor 
Yang Bawa HP Dibunuh

Senin, 23/11/2015 11:11
Yang Bawa HP Dibunuh

Udin sebenarnya sudah berada di masjid dan siap menunaikan shalat Jum’at. Tapi tiba-tiba pulang setelah ada pengumuman pengurus ta’mir masjid perihal jamaah yang bawa telepon genggam.

Sesampai di rumah, ibunya bertanya: "Gak Jum’atan, Din?"

"Mboten, Buk (Tidak, Bu)!"

"Kenapa?"

“Karena saya bawa HP,” jawab Udin polos.

"Lah! Kenapa membawa HP kok tidak Jum’atan?" Sang ibu heran.

"Tadi pengurus ta’mir masjid kasih pengumuman, “Sing betho HP tolong dipatheni (Yang bawa HP harap dibunuh/dimatikan)". Ya, saya lari!”

“Hoh?”

(Ahmad Rosyidi)

UPACARA HARI PAHLAWAN MA N 1 SEMARANG

UPACARA HARI PAHLAWAN MA N 1 SEMARANG

UPACARA BENDERA DALAM RANGKA HARI PAHLAWAN.
IMG_1393


Pagi yang cerah, pada tanggal 10 November 2015 MAN 1 Semarang mengadakan upacara bendera dalam rangka hari Pahlawan, dalam upacara ini di bimbing oleh kepala Plt. Drs. H. Suprapto M. Pd, belau berpesan beberapa hal. diantaranya adalah:
  1. pemuda sekarang ini sudah mulai lupa akan ruh perjuangan, bahwa mendirikan negeri penuh dengan tetesan darah para pahlawan yang pemrihnya agar negeri ini Merdeka.
  2. 70 puluh tahun yang lalu arek-arek Surabaya benar-benar perang melawan NIKA dan Belanda yang senjatanya lebih canggih tapi kemerdekaan bisa di pertahankan.
  3. Era sekarang ini pahlawan tidak harus perang dengan senjata, tapi perang harus dengan berfikir dan belajar untuk meraih kemerdekaan yang sejati, yaitu kemerdekaan dari kebodohan dan keterbelakangan.
  4. Lebih baik di kalang debu/tanah dari pada hidup bercermin bangkai, ‘isy kariman au mut syahiidan”
  5. sekaligus beliau pamitan kepada seluruh siswa dari MAN 1 Semarang karena masa baktinya untuk menjadi PLt telah berakhir, karena basok hari Rabo tanggal 11 November akan ada serah terima jabatan dari kepala yang lama kepada kepala yang baru.
  6. Beliau menutup upacara tersebut dengan mengirimkan suratul -Fatikhah untuk para syuhada’ yang telah gugur dalam mempertahan kemerdekaan RI ini.
setelah upacara selesai di umumkan pemenang pemilos yang di menangkan oleh Zulfa Naurah Nadzifah kela XI IPA-6, dengan meraup suara 738, dengan 54 siswa. (Posted by Humas, MIM)

MANU Tasywiquth Thulab Salafiyyah Rekrut 30 Kader Pelajar

MANU Tasywiquth Thulab Salafiyyah Rekrut 30 Kader Pelajar

MANU Tasywiquth Thulab Salafiyyah Rekrut 30 Kader Pelajar

Senin, 23/11/2015 20:02

Kudus, NU Online
Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) MANU Tasywiquth Thulab Salafiyyah (TBS) kabupaten Kudus menggelar Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) untuk kali pertama pada Kamis-Sabtu (19-21/11). Sebanyak 30 peserta yang teridir atas perwakilan kelas X-XII mengikuti makesta di madrasah setempat.

Pemateri berasal dari kalangan guru dan alumni MANU Berbagai materi disampaikan oleh pemateri dari guru dan alumni TBS. Sebagian instruktur datang dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU Kota dan IPNU Kudus.

Ketua IPNU Kota Muhammad Tausiul Ilma mengatakan, “Memang ini perdana. Tapi saya yakin makesta ini akan menjadi pelopor yang menciptakan kader-kader IPNU untuk menjadi jiwa-jiwa NU sebagaimana cita-cita para ulama pendiri NU.”

Waka Kesiswaan Ustadz Komari Al-Anshori mengatakan, kami selaku yang mewakili Pimpinan MA berpesan kepada Pimpinan Komisariat IPNU MANU TBS Kudus ke depan lebih meningkatkan manajemen.

“Keberhasilan makesta ini adalah munculnya pemimpin-pemimpin yang profesional yang bisa menjadi pemimpin kader-kader bangsa di masa depan,” imbuhnya. (Dedi Hermanto/Alhafiz K)

Halaqoh : Mbah Sya’roni: NU dan Muhammadiyah itu Sama

Halaqoh 
Mbah Sya’roni: NU dan Muhammadiyah itu Sama

Sabtu, 17/05/2014 12:10
Mbah Sya’roni: NU dan Muhammadiyah itu Sama
Salah satu kiai sepuh yang dimiliki NU yang masih tersisa adalah KH Sya’roni Ahmadi dari Kudus, Jawa Tengah. Kini, di usinya yang ke-85, putra menantu Almaghfurlah KH Arwani Amin, pendiri Pesantren Yanbu’ul Quran, ini masih tetap mengisi pengajian tiap Jumat usai jamaah Shubuh di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. Pengajian kitab Tafsir Showi yang dibaca kiai kharismatik ini sangat diterima dan bahkan digemari tidak hanya kalangan Nahdliyin, namun juga oleh warga Muhammadiyah.

Hal tersebut terbukti dari banyaknya pengunjung dari berbagai daerah di sekitar Kudus, semisal Jepara, Pati, Rembang, dan Demak. Selain itu, juga banyak rombongan menggunakan bus pariwisata dari seantero Jawa-Madura yang ketika rombongan ziarah Walisongo sengaja mengatur jadwal agar sampai di kota Kudus pada Jumat dini hari.

Ulama Kudus yang dikategorikan sebagai “Kiai Tanpa Pesantren” oleh Kepala Puslitbang Penda Balitbang Diklat Kemenag RI Prof Abdurrahman Mas’ud PhD ini termasuk kias khos yang duduk di Mustasyar PBNU. Ketika berkunjung ke Kudus, kontributor NU Online Musthofa Asrori didampingi seorang pengurus Mutakhorrijin Qudsiyyah yang di Semarang (Maqdis) berkesempatan wawancara khusus dengan Mbah Sya’roni di kediamannya pada Sabtu, (19/4) sore.

Bagaimana pandangan Ke-NU-an dan pemikiran kiai flamboyan penggila bola yang hafal nama-nama pemain bola mancanegara ini? Berikut cuplikan wawancara singkat NU Online dengan guru besar Qiraat Sab’ah (Bacaan Tujuh) yang juga hafal Alquran 30 juz itu.

Bagaimana pandangan Mbah Sya’roni tentang NU masa kini?

Kembali kepada khittah, pandangan secara umum NU sudah baik. Cuma sepeninggal Kiai Sahal, khittah-nya jadi agak kurang. Kalau Kiai Sahal kan khittah-nya kencang. Meski demikian, sekarang lumayan bagus setelah Gus Mus bersedia maju. Saya berpikir, daripada yang lain masih mendingan Gus Mus.

Mengapa begitu, Kiai?

Jadi, waktu menanggapi masalah Pemilu dan soal caleg-caleg DPR itu sikap Gus Mus sudah tepat. Beliau menganjurkan warga NU supaya ikut mencoblos, karena ini adalah tugas kita sebagai warga negara Indonesia tiap lima tahun sekali.

Tapi, saya sendiri waktu nyoblos itu ya ndak bisa sendirian, mas. Jadi, saya pamit (baca: izin) kepada panitia pemilu bahwa pendengaran saya sudah berkurang, saya masuk TPS boleh ndak ditemani cucu saya? Kalau ndak boleh saya pulang. Lalu, petugas menjawab. Oo.. boleh, Pak. Lalu, saya buka empat lembar saya pilih nomor ini mana begitu. Jadi, saya di(boleh)kan nyoblos.

Memangnya usia Mbah yai sekarang berapa?

Kulo nembe wolu gangsal (saya baru 85 tahun). Makanya, tadi saya bilang ke sampean kalau saya diajak komunikasi itu kurang jelas.

Dokter saya pribadi, Dokter Zakir, suatu hari duduk di ruang kerjanya. Lalu, saya bilang: Kir, ini pendengaran saya kok kurang banget. Oo.. itu normal, Pak. Lho, normal gimana? Kalau orang setua bapak pendengarannya masih tajam berarti nggak normal. (Mbah Sya’roni tertawa terkekeh-kekeh).

Nah, kembali ke NU, Mbah. Bagaimana pandangan dan saran Mbah Sya’roni bagi kepengurusan PBNU yang sekarang dipimpin Gus Mus?

Ya, harus ala Gus Mus. Tidak bisa ala Kiai Sahal. Gus Mus kan bisa membat mentul (baca: bermanuver). Kalau Kiai Sahal kan kencang. Gus Mus bisa menggak-menggok sithik (belak-belok sedikit). Udah itu saja cukup.

Mbah Sya’roni ingin mengatakan Gus Mus luwes?

Luwes bagi orang-orang yang senang, yang kurang senang nyebutnya vivere pericoloso (nyerempet-nyerempet bahaya). Hahaa.. Tapi ya itu tadi, Gus Mus masih bagus dari yang lain.

Nasehat Mbah Sya’roni kepada generasi dan kader muda NU? Khususnya menyambut 100 tahun NU pada 2026.

Yang penting, kita harus kuat ke-NU-annya. Sebetulnya, NU dan Muhammadiyah (itu) sama. Nanti saya beri keterangan (baca: penjelasan). Jadi, Mbah Hasyim dan Mbah Dahlan waktu masih santri mondoknya di tempat Mbah Kiai Sholeh Darat Semarang. Bahkan hingga ke Mekah, beliau berdua juga nyantri bareng. Oleh karena itu, pandangan Kiai Dahlan sama dengan NU.

Saya punya kitab fiqih karangan Kiai Dahlan. Di kitab jilid tiga halaman 50 beliau menjelaskan fatwa penting dalam Bahasa Daerah. “Sholat Tarawih yoiku sholat rong puluh rokaat, saben-saben rong rokaat kudu salam. Wektune ono ing sasi poso sak wuse saben-saben sholat Isya’.” (Sholat Tarawih itu adalah sholat 20 rekaat, tiap-tiap dua rekaat harus salam. Waktunya di bulan puasa setelah sholat Isya’). Lho.. Kan jelas tho..

Masih ada banyak lagi yang bisa dipelajari dari Kitab Fiqih karya Mbah Dahlan ini. Nah, yang ‘nakal’ itu murid Kiai Dahlan yang namanya Kiai Mas Mansur dari Surabaya. Jadi, setelah itu (baca: sejak Mas Mansur jadi Ketua Umum Muhammadiyah) ada perubahan-perubahan. Dia bikin yang namanya Majlis Tarjih. Lalu, keputusannya antara lain rekaat sholat Tarawih yang 20 dengan dengan yang delapan rekaat itu lebih baik yang delapan. Jadi, ditarjih. Nah, yang baru-baru justru mengatakan yang 20 rekaat itu bid’ah dhalalah.

Kiai Mas Mansur bilang, ini organisasi bukan organisasi Dahlaniy, tapi Muhammadiyah.

Lalu, bagaimana sikap kita terhadap mereka dan golongan lainnya?

Jadi begini, suatu ketika, datang orang ke rumah. Lalu bercerita, bahwa di Mekah imamnya ketika jamaah Maghrib, Isya’, dan Shubuh tidak membaca Basmalah. Saya tanya, memang sampean nggak denger? Iya, saya tidak mendengarnya. Langsung saya jawab, malah mereka kalau sholat Dhuhur dan Ashar tidak membaca Fatihah. Lha kok bisa, Kiai? Ya karena saya tidak mendengarnya. Nah, jadi tidak mendengar digunakan dalil untuk menyebut tidak baca.

Terima kasih atas nasehat dan petuahnya, Mbah. Mohon doanya..

Iya, sama-sama. Tugas kalian sebagai anak muda NU meneruskan pencarian kitab-kitab Fiqih karya Mbah Dahlan tersebut untuk meng-NU-kan orang-orang Muhammadiyah. 

Halaqoh : Alissa Wahid: Jangan Sembarang Percaya Info di Sosmed

Halaqoh 
Alissa Wahid: Jangan Sembarang Percaya Info di Sosmed

Rabu, 12/11/2014 18:31
Alissa Wahid: Jangan Sembarang Percaya Info di Sosmed

Media sosial memungkinkan yang jauh menjadi dekat. Orang yang berada di Papua bisa sapa-sapaan langsung dengan orang Aceh. Bahkan dengan tempat-tempat lain di ujung dunia. Santri yang malu-malu ketemu di “darat” juga bisa sahut-sahutan dengan kiai idolanya di Twitter.

Lebih dari itu, medsos bisa menjadi gerakan perubahan sosial seperti di Mesir dan negara-negara lainnya. Diskusi-diskusi yang selama ini dilakukan secara bertatap mata di dunia nyata juga mulai beralih ke dunia maya. Oleh karena itu, medsos menjadi salah satu ujung tombak gerakan pemikiran dalam mendorong terjadinya perubahan sosial di tengah masyarakat.

Tapi medsos, di tangan orang-orang tertentu, bisa menjadi ajang permusuhan, caci-maki, dan fitnah. Netizen pasti ingat akun yang memaki kota Yogyakarta atau Bandung. Prof. Merasakan pula bagaimana gencarnya berita-berita dari medsos pada pemillihan presdien lalu. Salah seorang ulama kita, Prof Quraish Shihab pernah mengalami pahitnya difitnah. Untuk mengetahui apa dan bagaimana bergaul di medsos, dan bagaimana tipsnya, Abdullah Alawi mewawancarai Alissa Wahid. Berikut petikannya.    

Pengguna media sosial seperti Twitter dan Facebook dan lain-lain, di Indonesia makin banyak. Apa manfaat dan mafsadat dari medsos?

Kesatu, medsos itu hal yang bermanfaat di tangan orang baik, tidak bermanfaat di tangan orang jahil. Ia bisa jadi media belajar dan berbagi. Kedua, misalnya kita bisa tahu ada aplikasi Majmu Lathif yang bisa dipasang di HP ya karena ada medsos. Kita juga bisa berkesempatan berkomunikasi langsung dengan Rais 'Aam Syuriah PBNU via akun Twitter @gusmusgusmu atau FB Simbah Kakung.

Ketiga, sayangnya, ini yang menjadi mafsadat, karena sifat anonim medsos, maka orang berniat buruk juga bisa memanfaatkannya untuk menyebarkan rasa benci dan takut melalu fitnah atau framing (pemaknaan) sesat terhadap sesuatu. Contohnya yang terjadi kepada Prof Quraish Shihab. Di pilpres lalu fitnah ini berhamburan. Rasanya setiap detik ada orang terkena fitnah. Misalnya saja, Mas Aiun Najib yang membuat kawalpemilu.com dituduh dibayar oleh capres tertentu.

Orang-orang, terutama anak muda, bersosmed itu umumnya karena kebutuhan, gaya, atau hanya memenuhi syarat saja sebagai orang yang memiliki akun sosmed?

Pada umumnya orang Indonesia suka bergaul. Pada santri, bukan hanya suka bergaul, tapi cara hidupnya memang komunal. Jadi medsos seperti memberi ruang berkumpul yang lebih besar. Apalagi memang kultur nahdliyin memang khas: erat ikatan silaturrahminya, bukan hanya keanggotaannya. Ada memang yang hanya untuk gaya hidup, utamanya mugkin pada remaja, tapi kalau yang nahdliyin-nahdliyin dewasa sepertinya menggunakan medsos untuk menyambungkan diri dengan nahdliyin yang lain.

Sepengetahuan Mbak, selama bergaul di medsos, bagaimana tingkah anak muda NU di medsos?

Saya melihat anak-anak NU secara pribadi tidak berbeda dengan kebanyakan anak-anak muda lain. Ada yang berbagi pikiran, ada yang galau, ada yang marah-marah melulu. Tetapi saya juga mengamati pemanfaatan medsos oleh santri-santri NU sangat mengagumkan. Di FB misalnya, kita bisa temukan akun khusus mulai dari kitab Safinatun Naja sampai pengajian yang live-streaming. Itu bagus sekali.

Karena belakangan ada kecenderungan medsos dijadikan ajang fitnah atau menyebarkan berita yang tak bisa dipertanggungjawabkan, mohon bisa memberi tips buat nahdliyin supaya tidak tergelincir ke stu.

Tips buat nahdliyin: kesatu, jangan sembarang percaya informasi apa pun yang muncul di medsos. Cari sumber yang bisa kita percaya. Kan di NU kita terbiasa untuk hormat dan memilih kepada kiai siapa kita belajar. Misalnya siapa ulama fiqh, siapa yang ahli tasawuf, dst. Nah, di medsos juga begitu: percayalah kepada sumber yang bisa dipercaya integritasnya. Kalau soal agama, ya hanya percaya kepada ulama yang kesehariannya kita yakin integritasnya.

Kedua, hati-hati termakan fitnah. Banyak orang berniat buruk, atau setidaknya berpaham hasud, yang ada di medsos. Karena itu, jangan mudah membagikan informasi, sebelum kita cek ulang. Misalnya di medsos ada info ada orang sudah melihat hilal di suatu tempat, jangan langsung dishare. Tunggu info dari pihak yang kredibel misalnya dari @nu_online (Twitter) dan facebook.com/situsresminu.

Ketiga, jangan latah, gampang ikut-ikutan. Sekarang yang dipuja-puja si A, lalu kita ikut memuja-muja. Sekarang si B sedang di-bully, kita ikut-ikut menghakimi. Santai saja. Ini medsos, biasanya sih kita tidak kenal orang itu to? Ngapain ikut benci-bencian?
Keempat, orang yang kita kenal di medsos bisa kita anggap teman bila kita sudah berkomunikasi melalui japri secara langsug, bukan hanya sapa-sapaan di jalur publik. Soalnya karakter di medsos sering berbeda dengan yang nyata. Misalnya rame banget di FB, nggak taunya setelah ketemu orangnya diam.

Kelima, yang penting selalulah pakai kacamata prinsip Aswaja NU dalam berinteraksi dan berpendapat di medsos. Tidak ekstrem, adil, seimbang, dan toleran kepada orang lain.

Soal orang yang dengan gampang fitnah atau ngeshare berita yang tidak kredible asal sepaham, apa itu mencerminkan watak asli seseorang atau kelompok?

Sebetulnya medsos cenderung melipatgandakan ciri karakter. Kalau dasarnya murah hati, di medsos akan lebih murah hati. Kalau dasarnya suka fitnah, di medsos makin kenceng memfitnah. Karena anonim dan tidak berhadapan langsung dengan yang diajak bicara. Yang memfitnah Prof Quraish kalau bertemu langsung, ya saya yakin tidak bakal berani memfitnah.
Orang yang di medsos beda dengan dunia nyata, kalau yang tidak disadari, bisa saja itu kecenderungan topeng peran yang berbeda. Tapi yang disengaja, untuk kepentingan khusus, itu sih jahat.

Setiap kelompok memang ada nilai-nilai khusus yang ditumbuhkan. Misalnya nilai-nilai tasamuh, tawazun, i’tidal, tawasuth, dalam NU. Pada kelompok lain ya ada nilai-nilai "tujuan menghalalkan segala cara" sehingga fitnah dianggap sebagai cara yang halal demi mendapatkan tujuan. Kelompok-kelompok seperti ini tahu betul bagaimana dinamika mental psikis seseorang, bagaimana mempengaruhi pikiran-pikiran dan seterusnya. Jadi fitnah-fitnah itu memang disengaja, untuk melakukan indoktrinasi.
Sebenarnya gejala apa orang atau kelompok tertentu yang gampang mefitnah atau menuduh orang atau kalangan lain?
Soal tuduh-menuduh, menunjukkan gejala banyak hal. Satu, betapa trust (sikap saling percaya) dalam masyarakat kita terkikis habis sehingga saling menuduh dan menghasud. Dua, gejala kesombongan yang merajalela. Kesombongan ini muncul dalam bentuk: tak cukup ilmu merasa berilmu, lalu sembarangan mengeluarkan fatwa agama, misalnya. Ini bahaya! Tiga, gejala klaim kebenaran. Seakan-akan kebenaran hanya milik mereka, sehingga semua yang berbeda boleh dinistakan. Semua itu jauh sekali dari semangat prinsip-prinsip Aswaja NU yang biasa menghormati pendapat yang berbeda dilandasi prinsip-prinsip tawasuth (pertengahan), tasamuh (toleran), tawazzun (seimbang), ta’adul (adil).
Apa komentar Mbak dengan kehadiran dua gus di jagat Twitter, yaitu Gus Mus dan Gus Sholah?

Keberadaan para ulama senior seperti Gus Mus dan Gus Sholah, juga Gus Ali Tulangan, di Twitter sangat bermanfaat. Sebagai figur ulama yang otoritatif karena kredibilitas keilmuannya, beliau-beliau dapat memberikan pandangan-pandangan yang menyejukkan di tengah derasnya kelompok Islam yang mempropagandakan kebencian. Bukan hanya santri NU tetapi khalayak umum dapat berkomunikasi langsung kepada beliau-beliau. Kita tentu berharap lebih banyak lagi kiai yang berkenan untuk meluangkan waktu untuk membimbing umat melalui medsos ini.

Hikmah : Analogi Tiga Pencari Harta Karun

Hikmah
Analogi Tiga Pencari Harta Karun

Analogi Tiga Pencari Harta Karun

Tamsil cerita di bawah ini sudah cukup masyhur di kalangan pesantren. Dahulu ketika penulis masih di pesantren tidak jarang mendengar cerita hikmah ini, biasanya disampaikan oleh rekan peserta acara kithobahan, jam’iyahan, muhadorohan atau apapun istilah untuk nama kegiatan yang intinya ajang berlatih santri dalam berpidato. Belakangan penulis juga menjumpai kisah yang tak jauh berbeda disampaikan oleh KH. Ali Masyhuri Tulangan Sidoarjo. Meskipun banyak versi dalam kisah ini karena pada umumnya disampaikan secara lisan, tapi  substansinya tetap sama.

Syahdan,  pada zamannya Raja Iskandar Zulkarnain, dikisahkan ada tiga orang penggembara  yang hendak mencari harta karun. Versi lain menyatakan mereka hendak mencari mata air keabadian, yang konon bila seseorang minum air tersebut ia akan bisa hidup abadi. Ketiga orang itu pun lalu pergi mengembara mengelilingi berbagai daerah demi menemukan harta karun atau mata air keabadian dimaksud.

Di tengah-tengah perjalanan, saat mereka bertiga sampai dan masuk di sebuah gua yang gelap dalam usaha mendapatkan apa yang mereka cari, tiba-tiba terdengar suara gaib seraya menyeru, "Wahai kalian bertiga. Di hadapan kalian terserak aneka pasir dan batu. Ambillah sebanyak mungkin pasir atau batu-batu itu. Nanti kalian akan menyesal begitu cahaya sudah menerangi gua, sementara kalian belum sempat mengumpulkannya. Ingat! Nanti yang mengambil banyak  akan menyesal. Yang mengambil sedikit lebih menyesal lagi. Yang sama sekali tidak mengambil, dia yang akan paling kecewa dan menyesal. Dan sudah tidak ada kesempatan lagi setelah itu." Demikian seru suara gaib itu.
Respon tiga orang pengembara dalam menanggapi seruan suara gaib tersebut berbeda-beda. Orang pertama tanpa pikir panjang langsung mempercayainya. Dia pun segera mengumpulkan pasir dan batu hingga memenuhi kantong yang dibawanya. Sementara orang kedua dihinggapi keraguan antara percaya dan tidak, tapi dia tetap mengambil pasir meski hanya secukupnya, sebagai antisipasi barangkali anjuran suara gaib itu membawa hoki. Dan pengembara ketiga yang paling mengabaikan imbauan suara gaib tadi tidak ikut mengambil sedikitpun pasir maupun batu yang berserakan di dalam gua.  

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ketiga pengembara itu sudah berada di ruangan yang luas dan terang benderang. Alangkah terkejut dan kecewanya mereka. Ternyata, pasir-pasir dan batu-batu yang harus mereka kumpulkan saat dalam gua adalah batu-batu berharga: emas, perak, intan, berlian, permata, dan mutumanikam.

Begitu mereka bisa menyaksikan apa yang terjadi sejatinya, orang pertama yang meskipun tadinya merasa sudah mengambil banyak, ternyata masih tetap menyesal, ia megandaikan harusnya megambil lebih banyak lagi dari barang yang sudah dibawa. Orang kedua yang cuma mengambil sedikit merasa lebih menyesal lagi kok kenapa ia hanya mengambil sekadarnya saja, padahal sangat memungkinkan untuk mengambil lebih banyak. Tentu saja orang ketigalah yang paling menyesal lantaran tidak mendapatkan apa-apa.

Kisah di atas, menurut Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Solawat, Tulangan Sidoarjo, Gus Ali Masyhuri, hakikatnya menggambarkan dua alam kehidupan manusia: dunia dan akhirat. Kondisi gua yang gelap beranalogi dengan kehidupan dunia. Saat di dunia Allah memerintahkan manusia untuk mengumpulkan bekal amal saleh sebanyak mungkin. Sayangnya tidak semua manusia menuruti. Di akhirat kelak, Allah akan menyingkap semua tabir-tabir kegelapan itu. Tidak ada lagi rahasia. Semuanya terlihat jelas. Manusia menyesal saat melihat amalnya. Ahli ibadah menyesal, orang awam menyesal. Manusia menyesal mengapa tidak berzikir kepada Allah, padahal ketika berada di dunia begitu banyak kesempatan untuk melakukannya. Seseorang akan menyesal mengapa hanya bersedekah seribu, padahal ia sanggup bersedekah lebih banyak lagi dari itu.

Kisah di atas juga relevan dianalogikan bagi para penuntut ilmu di pondok pesantren. Antara santri atau pelajar yang tekun dengan santri yang tidak tekun sama-sama kelak akan menyesal setelah mereka pulang. Bahwa Santri yang sudah merasa tekun mengaji ketika masih di pondok, setelah pulang masih juga menyesal, ternyata menyadari banyak kekukarangan dan kelemahan atas ilmu yang selama ini diperoleh, sehingga ia membanyangkan andai waktu bisa diputar balik ia akan lebih tekun lagi dari yang dahulu. Bila yang sungguh-sungguh saja masih menyesal, maka tentu yang kurang tekun jelas lebih merasa menyesal lagi.

Begitulah kurang lebih analogi cerita ini. Walaupun hingga kini penulis belum mengetahui dari mana sumber kisah ini dirujuk, tetapi seyogianya kisah-kisah semacam ini memang patut dilestarikan sebagai salah satu bahan inspirasi agar senantiasa melakukan muhasabah atau introspeksi diri.



M. Haromain, Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri;
Berdomisili di Pondok Pesantren Nurun ala Nur Bogangan Utara Wonosobo

MATERI AKHLAQ KELAS X - BAB II AKHLAQ TERPUJI

BAB II
Akhlak Terpuji II

            Dalam kehidupan sehari-hari, seorang mukmin haruslah memiliki hubungan yang seimbang, baik hubungan dengan Allah (hablum minallah) dalam bentuk ibadah, maupun hubungan sesama manusia (hablum minan nas) dalam bentuk pergaulan sehari-hari di masyarakat. Islam mengajarkan cara hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, sebagai umat beragama, hendaknya dapat menunjukkan suri teladan di masyarakat dengan memiliki akhlak mahmudah, yaitu akhlak yang baik dan terpuji.
A.    Mujaahadah an-Nafsi
1.      Pengertian Mujaahadah an-Nafsi
Secara bahasa : berusaha dengan sungguh-sungguh
Secara istilah : mencurahkan segala kemampuan jiwanya dengan sungguh-sungguh.
Sikap sungguh-sungguh  dalam hati, tenaga, biaya maupun kemampuannya sangat perlu. Sungguh-sungguh dalam hati merupakan sifat terpuji, sebagaimana ungkapan makalah
مَنْ جَدَّ وَجَدَ
"Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya"

Allah juga berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Ankabut ayat 6 :

وَمَنْ جَاهَدَفَإنَّمَايُجَاهِدُلِنَفْسِهِ ۗ اِنَّ اللهَ لَغَنِيُّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ﴿٦﴾ العنكبوت : ٦

Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihad itu untuk dirinya sendiri. Sungguh Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
(QS. Al-Ankabut :6)

2.      Macam-macam Mujaahadah an-Nafsi
a)      Mujaahadah untuk Menegakkan Agama Allah
Berjihad menegakkan agama Allah

Orang islam yang beriman diwajibkan untuk berjuang di jalan Allah, yaitu menegakkan syariat-syariat agama islam dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam berjuang menyiarkan agama Allah, perlu pengorbanan harta, pikiran, jiwa dan tenaga. Tanpa empat hal tersebut tentu islam tidak akan berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, orang beriman yang mau berjuang di jalan agama Allah, niscaya akan diangkat derajatnya, dan akan termasuk orang beruntung dunia dan akhirat. Allah berfirman

الذينَ امنوا وَهاجَروا وَجاهَدوا في سبيل اللهَ بِأمْوالِهِمْ واَنْفُسِهِمْ ۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ ۗ وَاُلٰئك هُمُ الفائِزونَ ﴿٢٠﴾ التوبة : ٢٠

Orang-orang yang berimandan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.
(QS At-Taubah : 20)

b)     Mujaahadah Memerangi Orang Kafir dan Munafik
Allah swt berfirman :

يا ايّها النّبيُّ جاهِدِالكُفّارَ والمنفقينَ واغْلُظْ عليهِمْ  ۗ ومَأواهُمْ جهنّمُ وبئْسَ المصيرَ ﴿٧٣﴾ التوبة : ٧٣

Wahai Nabi! Berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka aalah neraka jahannam, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
(QS At-Taubah : 73)

c)      Mujaahadah Menjalani Taat Kepada Allah
Sholat sebagai bukti taat kepada Allah swt

Allah swt berfirman :

والذينَ جاهدوا فينا لَنَهْدِيَهُمْ سُبًلَنَا  ۗ  واِنَّ اللهَ لَمَعَ المُحْسِنِيْنَ  ﴿٦٩﴾
العنكبوة : ٦٩

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.
(QS Al-Ankabut ; 69)

d)     Mujaahadah Melawan Hawa Nafsu
Ada sebuah hadits, yang berbunyi :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : رَجَعْنَا مِنَ الجِهَادِ اْلاصْغَرِ اِلَى جِهَادِ اْلاَكْبَرِ , قِيِلَ : ومَا الجِهَادُ الاكْبَرُ يا رسولَ الله؟ قال : جِهَادُ النّفْسِ.
(رواه البخري و مسلم)

Rasulullah saw bersabda :"Kita telah pulang dari jihad kecil ke jihad yang besar." Sahabat bertanya, : "apa jihad besar itu, YA Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "yaitu jihad melawan hawa nafsu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

3.      Contoh Perilaku Mujaahadah an-Nafsi
Belajar dengan sungguh-sungguh

Contoh perilaku yang menunjukkan mujaahadah an-nafsi, antara lain ;
1)      Belajar dengan sungguh-sungguh, baik di sekolah maupun di rumah
2)      Melakasanakan shalat lima waktu dengan sungguh-suggiuh dan tekun
3)      Menegakan agama Allah dengan gigih dan semangat
4)      Melawan hawa nafsu dengan sungguh-sungguh
5)      Meninggalkan maksiyat dengan sadar dan sabar
6)      Membela agama islam dengan sungguh-sungguh

B.     Musaabaqah bil Khairaat
1.      Pengertian Musaabaqah bil Khairaat
Musaabaqah → perlombaan, kontes, atau kompetisi
Khairaat → kebaikan
Jadi musaabaqah bil khairaat adalah berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.
Barangsiapa yang banyak berbuat kebaikan, maka akan menuai hasil yang banyak juga (pahala), begitu juga sebaliknya. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan dianjurkan oleh agama islam, baik untuk diri sendiri maupun untuk kepentingan umum.

2.      Macam-macam Musaabaqah bil Khairaat
a)      Berlomba-lomba Mencari Kebaikan
 
Berlomba-lomba dalam kebaikan

Sesuai firman Allah swt dalam QS. Al-Baqarah ayat 148

ولِكُلٍّ وٍجْهَةٌ هو مُوَلِّيها فاسْتَبِقُ الخَيْرَاتِ اَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأتِ بِكُمُ اللهُ جميعًا اِنّ اللهَ علي كلّ شىء قدير ﴿ البقرة : ١٤٨ ﴾
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS Al-Baqarah : 148)


b)     Berlomba-lomba Mencari Ampunan
Allah telah berfirman, dalam QS. Al-Hadid ayat 21

(#þqà)Î/$y 4n<Î) ;otÏÿøótB `ÏiB óOä3În/§ >p¨Yy_ur $pkÝÎötã ÇÚöyèx. Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ôN£Ïãé& šúïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä «!$$Î/ ¾Ï&Î#ßâur 4 y7Ï9ºsŒ ã@ôÒsù «!$# ÏmÏ?÷sム`tB âä!$t±o 4 ª!$#ur rèŒ È@ôÒxÿø9$# ÉOÏàyèø9$# ÇËÊÈ
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.
(QS Al-Hadid : 21)


c)      Berlomba-lomba Mencari Jalan Kebaikan
sesuai firman Allah dalam QS. Yaasiin ayat 66

öqs9ur âä!$t±nS $oYó¡yJsÜs9 #n?tã öNÍkÈ]ãôãr& (#qà)t7tFó$$sù xÞºtÅ_Á9$# 4¯Tr'sù šcrçŽÅÇö7ムÇÏÏÈ
Dan Jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, Maka betapakah mereka dapat melihat(nya).
(QS Yaasiin : 66)


3.      Contoh Perilaku Musaabaqah bil Khairaat
Shalat jamaah di shaf paling depan

Contoh perilaku yang menunjukkan musaabaqah bil khairaat antara lain :
1)      Saat berjamaah selalu berusaha di shaf paling depan
2)      Jika berbuat salah, segera meminta maaf
3)      Jika mendengar adzan, segera berwudhu dan mengerjakan shalat jamaah
4)      Memilih teman-teman yang shalih/shalihah
5)      Setelah shalat senantiasa membaca istighfar
6)      Giat dalam menuntut ilmu

C.    ETOS KERJA

1.      Pengertian etos kerja
Etos kerja adalah usaha maksimal untuk memenuhin keperluan hidup di dunia dan akhirat disertai sikap optimis. Setiap orang wajib berikhtiar maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya , baik jasmani maupun rohani. Kebutuhan jasmani antara lain makan, pakaian, dan tempat tinggal, sedangkan kebutuhan rohani di antaranya ilmu pengetahuan dan nasihat . kebutuhan itu akan di peroleh apabila manusia mau bekerja keras dan berdo’a sehingga allah memberikan nikmat dan rezeki-Nya
Bekerja atau berikhtiar merupakan kewajiban semua manusia . oleh karena itu, agar tercapai tujuan hidup, manusia harus bekerja keras terlebih dahulu. Dalam lingkup belajar, kerja keras sangat di perlukan sebab belajar merupakan proses yang membutuhkan waktu. Orang akan sukses apabila ia giat  belajar dan tidak bermalas-malasan .
Firman ALLAH Swt Q.S. ar-Ra’d/13:11

žcÎ) ...  ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 .....  ÇÊÊÈ

Yang artinya : ...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri...

Merujuk pada ayat Al Qur’an di atas, setiap manusia harus mengusahakan untuk kehidupannya dan tidak sekadar  menunggu  rezeki dari Allah dengan berpangku tangan.
Bekerja keras juga merupakan ibadah kepada Allah Swt.

2.      Contoh perilaku etos kerja :
1.      Belajar dengan giat.  Belajar dengan giat ini dimaksudkan untuk mencapai masa depan yang baik lagi. Karena dengan belajar, akan mampu menjadikan individu menjadi pandai serta mampu menghadapi berbagai persoalan dalam pelajaran. Serta akan mampu untuk menjadikan individu tersebut menjadi lebih tinggi, karena dengan ilmu, Allah akan meninggikan derajat ndividu tersebut.

2.      Mencuci piring seusai makan. Hal ini dimaksudkan untuk melatih individu supaya mampu bertanggung jawab atas segala tindakan yang dikerjakan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan tindakan yang dikerjakan merujuk artinya pada makan. Karena kalau berusaha melath tanggung jawab dengan hal-hal yang kecil, insya Allah hal ini akan menjadikan individu untuk mampu bertanggung jawab dalam segala hal.

3.      Menyapu lantai. Menyapu lantai adalah tindakan lumrah untuk dilakukan dengan tujuan agar rumah menjadi bersih dan indah. Tak lupa pula bahwa dalam Islam, Allah itu menyukai keindahan. Karena keindahan itu merupakan sebagian daripada iman. Untuk itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan, dimanapun kita berada dan dalam kondisi apapun.

3.      Nilai-nilai etos kerja yang harus dijunjung tinggi :
v  Kejujuran dan kesungguhan dalam menyelesaikan tugas
v  Kebersamaan dalam kelompok. Yaitu mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kepentingan anggota kelompok.
v  Menghindari persaingan dalam kelompok.
v  Memandang teman-teman sekerja sebagai teman seperjuangan
v  Keserasian organisasi, yaitu hubungan antar anggota organisasi baik pimpinan dengan pimpinan, pimpinan dengan bawahan, bawahan dengan bawahan harus serasi dan selaras. Semua anggota organisi wajib menjaga keserasian tersebut.

4.      Etika Etos Kerja dalam Islam
1)      Melakukan pekerjaan dengan baik.
Di dalam al-Quran Allah SWT berfirman:

$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=à2 `ÏB ÏM»t6ÍhŠsÛ $tB öNä3»oYø%yu (#rãä3ô©$#ur ¬! bÎ) óOçFZà2 çn$­ƒÎ) šcrßç7÷ès? ÇÊÐËÈ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah [2] : 172).

2)      Kedua, takwa dalam melakukan pekerjaan.
Al-Quran banyak sekali mengajarkan kita agar takwa dalam setiap perkara dan pekerjaan. Jika Allah SWT ingin menyeru kepada orang-orang mukmin dengan nada panggilan seperti “wahai orang-orang yang beriman,” biasanya diikuti oleh ayat yang berorientasi pada kerja dengan muatan ketakwaan.
ÈbÎ*sù (#öqpktJR$# ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ×LìÏm§ ÇÊÒËÈ
“…. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah [2] : 197).

Kerja mempunyai etika yang harus selalu diikutsertakan di dalamnya, oleh karena kerja merupakan bukti adanya iman dan parameter bagi pahala dan siksa. Hendaknya para pekerja dapat meningkatkan tujuan akhirat dari pekerjaan yang mereka lakukan, dalam arti bukan sekedar memperoleh upah dan imbalan, karena tujuan utama kerja adalah demi memperoleh keridhaan Allah SWT sekaligus berkhidmat kepada umat. Etika bekerja yang disertai dengan ketakwaan merupakan tuntunan Islam.

3)      Adanya sikap baik budi, jujur dan amanah, kesesuaian upah, tidak menipu, merampas, mengabaikan sesuatu, dan semena-mena.
Pekerja harus memiliki komitmen terhadap agamanya, memiliki motivasi untuk menjalankan kewajiban-kewajiban Allah, seperti bersungguh-sungguh dalam bekerja dan selalu memperbaiki muamalahnya. Di samping itu, mereka harus mengembangkan etika yang berhubungan dengan masalah kerja sehingga menjadi suatu tradisi kerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip agama.

5.      Nilai positif memiliki sikap kerja keras:
µ  terpuji dalam pandangan Allah Swt .karena telah mengikuti sunah rasul-Nya.
µ  terpuji dalam pandangan manusia , misalnya ketika seseorang di serahi tugas dan dapat menyelesaikannya dengan baik
µ  dapat di harapkan mencapai hasil yang maksimal sehingga lebih semangat
µ  mencukupi kebutuhan hidup karena Allah Swt ,telah menyediakan rahmat-Nya untuk hamba yang mau berusaha dengan sungguh sungguh

D.    DINAMIS
 
            Bekerja dengan penuh semangat         menanam dengan sungguh-sungguh

1.      Pengertian Dinamis
Dalam kamus besar bahasa indonesia cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan  keadaan kata dinamis berarti  penuh semangat dan tenaga sehingga.
Dinamis berasal dari kata dynamic artinya : bergerak. Dalam istilah Al-quran dinamis itu identik dengan AL-INSAN yang artinya manusia yang diambil dari kataunasun artinya jinak dan harmonis atau dari kata nasiya artinya lupa, atau daeri katana’sun artinya pergerakan atau dinamis. Makna tersebut paling tidak memberikan gambaran sepintas bahwa manusia mempunyai potensi untuk lupa , hidup harmonis, dan kemampuan untuk bergerak yang melahirkan dinamisme.
Secara istilah dinamis adalah : sifat yang hidup penuh semangat, terus bergerak, untuk menghasilkan perubahan yang membawa kemajuan. Manusia yang dinamis akan selalu aktif melihat perkembangan zaman, gejala apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Sehingga menjadikan ia mampu beradaptasi, berkomunikasi, berintegrasi, dan bersosilisasi dengan apa dan siapa saja yang berada di lingkungannya
2.      Macam-macam Dinamis
1)      Dinamis dalam Mencari ilmu
2)      Dinamis dalam bertaqwa kepada Allah Swt
3)      Dinamis dalam bertawakal kepada Allah Swt
4)      Dinamis dalam berbuat kebaikan                                                                                              

3.      Contoh perilaku dinamis
a)      semangat mencari ilmu
b)      semangat belajar di luar sekolah
c)      semangat shalat berjama’ah
d)      semangat berbuat kebaikan
e)      semangat bekerja
f)        semangat membantu masyarakat

4.      Beberapa sifat yang dimiliki orang yang dinamis adalah :
1)      Bersungguh-sungguh, sehingga cepat dalam berpikir dan bertindak
2)      Tidak mau berdiam terlalu lama di suatu persoalan
3)      Cepat beradaptasi terhadap suatu kondisi dan perubahan
4)      Membuang hal-hal dan beban yang tidak perlu · Sehingga tetap tenang dan bahagia meski banyak persoalan yang dihadapi

5.      Hikmah dinamis
1)      Menjadikan kehidupan stabil
2)      Meningkatkan kesejahteraan hidup individu dan sosial
3)      Menjunjung nilai – nilai kemanusiaan
4)      Menghindari diri dan masyarakat dari sifat stagnan atau statis
5)      Terlaksannya nilai- nilai agama islam
6)      Mempercepat proses menuju kemajuan individu dan mayarakat
E.     Inovatif
bereksperimen
1. Pengertian Inovatif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata inovatif  artinya sikap memperkenalkan yang baru; bersifat pembaruan atau  kreasi baru.
2.  Ciri-ciri manusia inovatif, antara lain:
a.       Giat belajar dan bekerja
b.      Selalu berorientasi ke depan
c.       Kaya ide-ide yang cemerlang
d.      Berpikir rasional dan berprasangka baik
e.       Menghargai waktu dan menggunakanya dengan sebaik-baiknya
f.       Suka melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian

F.     Kreatif
 
       Membuat pernak-pernik dari pita                 Pengrajin miniatur kapal
1. Pengertian kreatif
Kata Kreatif  berasal dari bahasa Inggris “create” yang berarti menciptakan, creation berarti ciptaan . Kreatif ( creative ) berarti memiliki daya cipta . Jadi , Kreatif adalah seseorang  yang memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Orang yang kreatif selalu melihat dan berfikir bahwa Allah Swt menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia dan untuk dimanfaatkan sepenuhnya demi keperluan hidup manusia.

2. Perlunya Memiliki Sifat Kreatif
Zaman makin maju dan persaingan hidup makin ketat. Terjadinya persaingan hidup itu karena jumlah manusia makin banyak, sementara bumi yang menjadi lahan tempat tinggal tidak bertambah. Selain itu, lahan pertanian yang menghasilkan bahan makanan pun makin sempit karena karena banyak dijadikan lokasi perumahan, tempat industri, dan lain sebagainya. Sementara itu, kebutuhan hidup manusia makin bertambah
Mengingat perihal tersebut, kreatifitas manusia sangat diperlukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, dibutuhkan produktivitas yang tinggi agar bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Selama ini masyrakat Indonesia belum banyak yang dapat menghasilkan produk sendiri dan masih banyak mengenakan produk luar negeri. Padahal, Allah Swt . selalu mendorong hamba-Nya untuk selalu produktif dan kreatif agar tercapai sesuatu yang didambakan bersama, yaitu terpenuhnya kebutuhan hidup.
Coba perhatikan firman Allah Swt, berikut ini!
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 .....  ÇÊÊÈ
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri sendiri…(Q.S ar-Ra’d/13:11)

Dalam hukum islam juga diperlukan sikap kreatif,produktif, dan inofatif . hal ini dibutuhkan karena banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh umat islam yang berhubungan dengan syariat ini.
Hal yang berkaitan dengan produtivitas , Allah Swt. Menganugrahkan jasad manusia yang dilengkapi dengan pancaindra. Semua itu tidak sia-sia atau tanpa tujuan, semua potensi itu dapat kita gunakan untuk belajar berkarya.
Karya merupakan perwujudan dari mensyukuri nikmat Allah Swt. Karya juga menunjukan kebenaran keimanan seseorang. Menurut Muhammad Iqbal, Agama islam lebih mementingkan tindaka (amal) daripda kata-kata. Al-Qur’an mengancam orang yang yang senang berkata-kata tidak pernah mempraktikan, dia akan mendapat murka Allah Swt.
Orang yang banyak bekerja dan berkarya, amal salehnya akan semakin bertambah. Timbangan kebajikan dari yang ia lakukan akan mengantarkanya pada kehidupan yang diridai Allah Swt . Orang yang malas dan berpangku tangan, ia secara  sadar atau tidak telah menyia-nyiakan nikmat yang telah Allah Swt anugerahkan kepadanya.

3. Nilai Keuntugan (Positif) Dimilikinya Sikap Kreatif
Keuntungan yang dapat dicapai dari sikap produktif dan kreatif adalah sebagai berikut :
a.       Dapat mengikuti perkembangan zaman sehingga karyanya dinikmati oleh banyak orang.
b.      Memperoleh hasil yang cukup banyak dari karyanya.
c.       Tercukupinya kebutuhan hidup sehingga dapat hidup yang layak.
d.      Memperoleh kepuasan batin karena mampu menghasilkan sesuatu yang diminati oleh orang banyak.
e.       Bertambah banyak hubungan persaudaraan sehingga hidup terasa lebih nyaman.

4. Membiasakan Diri Bersikap Kreatif, Produktif, dan Inovatif
Berikut ini merupakan beberapa contoh yang dapat dilakukan agar menjadi insane yang kreatif, produktif dan inovatif :
a.       Beruasaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru sesuai dengan keahlianya.
b.      Berusaha untuk mengembangkan kemempuan yang dimiliki dengan modal yang ada.
c.       Mengutamakan kualitas produk yang terjangkau oleh pasar.
d.      Bersikap terbuka untuk menerima saran dan kritik demi kemajuan usahanya.
e.       Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f.       Selalu mengadakan evaluasi hasil usahanya untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang di capai.
g.      Memiliki tekad bahwa hari esok harus lebih baik daripada hari ini.

5. Ciri Kreatif
a.       Memiliki jiwa yang dinamis dan professional
Jiwa yang selalu bergerak untuk maju tidak akan bisa dihentikan oleh apapun. Jiwa yang dinamis selalu menemukan sesuatu yang baru dan itu makin menambah pengalamanya serta meningkatkan profesionalitas dirinya.
b.      Ingin segalanya yang paling lengkap dan sempurna
Orang yang kreatif tidak pernah merasa puas dengan apa yang diraihnya .
c.       Memiliki banyak ide dan kemauan
Ide-ide kreatif selalu muncul dari orang-orang yang selalu berpikir.
d.      Suka memilih hal-hal yang bersifat menentang
Ada orang yang dengan mudah menyerah pada keadaan, tetapi tidak mungkin dialami oleh orang yang berpikir kreatif
e.        Selalu mencoba dengan sesuatu yang baru
Orang yang berpikir kreatif selalu ingin menemukan sesuatu yang belum pernah ditemukan orang lain.

SOAL
1.      Mujahadah secara bahasa berarti… .
a.       Bekerja
b.      Berusaha dengan sungguh-sungguh.
c.       Bersabar
d.      Mendekatkan diri kepada Allah
e.       Berbaik sangka

2.      Berjuang dengan harta, pikiran, jiwa dan tenaga merupakan cirri-ciri mujahadah untuk … .
a.       Mencari jalan yang benar
b.      Memerangi musuh
c.       Menegakkan agama Allah.
d.      Taat kepada Allah
e.       Melawan hawa nafsu

3.      Dalam hadits rasulullah mengatakan bahwa jihad yang besar adalah jihad melawan …
a.       Nafsu.
b.      Setan
c.       Iblis
d.      Pegulat yang kuat
e.       Orang kafir

4.      Bacalah pernyataan-pernyataan berikut ini :
a)      Belajar dengan sungguh-sungguh
b)      Sungguh-sungguh dalam berbuat maksiyat
c)      Meremehkan agama islam
d)     Melaksanakan shalat lima waktu dengan sungguh-sungguh
e)      Menahan hawa nafsu
Yang merupakan contoh sikap mujaahadah bin nafsi adalah … .
a.       A, D, E.
b.      A, B, C
c.       B, C, E
d.      C, D, A
e.       B, C, D

5.      Musaabaqah artinya … .
a.       Perayaan
b.      Perundingan, musyawarah
c.       Pendekatan, mendekat
d.      Perlombaan, kontes, kompetisi.
e.       Peristiwa penting

6.      Berlomba-lomba mencari kebaikan, dalam Al-Qur'an diperintahkan dalam surah … .
a.       Al-baqarah : 145
b.      Al-baqarah : 146
c.       Al-baqarah : 147
d.      Al-baqarah : 148.
e.       Al-baqarah : 149

7.      Berikut ini merupakan contoh perilaku musaabaqah bil khairaat, kecuali … .
a.       Jika berbuat salah, Fatimah segera meminta maaf
b.      Jika mendengar adzan, Ali segera berwudhu dan mengerjakan shalat jamaah
c.       Aisyah senantiasa memilih teman-teman yang shalih/shalihah
d.      Setelah shalat Ibrahim membaca istighfar
e.       Siska berbuat curang dalam perlombaan dengan menyogok juri atau panitia.

6.      Sifat memperkenalkan sesuatu yang baru atau kreasi disebut …
a.       Kreatif
b.      Rajin
c.       Tanggung jawab
d.      Inovatif.
e.       Bekerja keras

7.      Perhatikan beberapa pernyataan berikut!
·         giat belajar dan bekerja
·         selalu berorientasi ke depan
·         berpikir rasional dan berpasangka baik
Pilihan diatas termasuk ciri-ciri…
a.       Kreatif
b.      Rajin
c.       Tanggung jawab
d.      Bekerja keras
e.       Inovatif.

8.      Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yang artinya … .
a.       Memperbarui
b.      Mencintai
c.       Mempercayai
d.      Menciptakan.
e.       Memberikan ilmu

9.      Kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru disebut…
a.       Rajin
b.      Semangat
c.       Pintar
d.      Cerdas
e.       Kreatif.

10.  Ayat yang menerangkan tentang kreatif adalah..
a.       Al-Fatihah 1-5
b.      Al-Maidah ayat 6
c.       Al-Hajr ayat 8
d.      Al-Alaq ayat 10
e.       Ar-Ra’ad 11.

11.  Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini !
*      Tercukupinya kebutuhan hidup sehingga dapat hidup yang layak
*      Memperoleh kepuasan batin karena mampu menghasilkan sesuatu yang diminati oleh banyak orang
*      Bertambah  banyak hubungan persaudaraan sehingga hidup terasa lebih nyaman
Pilihan diatas termasuk nilai keuntungan dari...
a.       Cerdas
b.      Bodoh
c.       Semangat
d.      Tanggung jawab
e.       Kreatif.

12.  Perhatikan pernyataan berikut!
§  Memiliki jiwa yang dinamis
§  Ingin segalanya yang paling lengkap dan sempurna
§  Memiliki banyak ide dan kemampuan
Pilihan diatas merupakan cirri-ciri dari
a.       Cerdas
b.      Semangat
c.       Tanggung jawab
d.      Suka menolong
e.       Kreatif.

13.  Usaha maksimal untuk memenuhi keperluan hidup di dunia dan akhirat disertai sikap optimis merupakan pengertian dari … .
a.       Etos kerja.
b.      Tekun
c.       Sungguh-sungguh
d.      Musaabaqah bil khairat
e.       Dinamis

14.  Firman Allah berikut ini terdapat dalam Al-Qur'an surah… .
žcÎ) ...  ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 .....  ÇÊÊÈ
a.       Ar-ra'du : 9
b.      Al-baqarah : 148
c.       An-Nisa : 2
d.      Ar-Ra'du : 11.
e.       Yaasin : 66

15.  Perhatikan pernyataan berikut ini!
a)      Kejujuran dan kesungguhan dalam menyelesaikan tugas
b)      Kebersamaan dalam kelompok atau mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kepentingan anggota kelompok.
c)      Menyelesaikan pekerjaan dengan cara curang
d)     Mengadakan persaingan dalam kelompok.
e)      Memandang remeh teman-teman kerja
Yang termasuk nilai-nilai etos kerja yang harus dijunjung tinggi adalah, kecuali … .
a.       A, B, C
b.      B, C, D
c.       C, D, E
d.      D, E, A
e.       A, C, D

16.  Yang bukan  termasuk etika etos kerja dalam islam adalah… .
a.       Melakukan pekerjaan dengan baik
b.      Takwa dalam melakukan pekerjaan
c.       Baik budi, jujur
d.      Amanah
e.       Menghalalkan segala cara agar dapat terwujud

17.  Sifat yang hidup penuh semangat, terus bergerak, untuk menghasilkan perubahan yang membawa kemajuan merupakan pengertian dari … .
a.       Etos kerja
b.      Dinamis
c.       Musaabaqah bil khairat
d.      Mujahadah bin nafsi
e.       Kreatif

18.  Perhatikan beberapa contoh sikap berikut!
a.       semangat mencari ilmu
b.      semangat dalam maksiyat
c.       semangat dalam berbuat kebaikan
d.      semangat dalam berbuat keburukan
e.       semangat dalam membela yang salah
f.       semangat dalam bertawakkal kepada Allah
yang termasuk contoh perilaku dinamis ditunjukkan oleh… .
a.       A, B, C
b.      B, C, E
c.       D, E, F
d.      A, C, F
e.       B, D, F

19.  Berikut ini merupakan hikmah dinamis, kecuali … .
a.       Menjadikan kehidupan stabil
b.      Meningkatkan kesejahteraan hidup individu dan sosial
c.       Menghindari diri dan masyarakat dari sifat stagnan atau statis
d.      Terlaksannya nilai- nilai agama islam
e.       Memperlambat proses menuju kemajuan individu dan mayarakat

20.  Sifat yang tidak miliki oleh orang dinamis adalah … .
a.       Bersungguh-sungguh, sehingga cepat dalam berpikir dan bertindak
b.      Tidak mau berdiam terlalu lama di suatu persoalan
c.       Suka berkhayal yang tidak sesuai dengan kenyataan
d.      Cepat beradaptasi terhadap suatu kondisi dan perubahan
e.       Membuang hal-hal dan beban yang tidak perlu, sehingga tetap tenang dan bahagia meski banyak persoalan yang dihadapi


Makalah Shalat Qashar dan Khauf

SHALAT QASHAR DAN KHAUF Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata ...