Sabtu, 07 April 2018

Kenapa Harus Belajar?

Kenali Tipe Belajarmu
Oleh : Alfa L. Szanaya

Belajar. Kenapa sih kita harus belajar? Dari TK, SD, SMP, SMA, kuliah (bagi yang menempuh semua jenjang itu) selama hidup rasanya tak pernah luput dari belajar. Belajar yang saya maksud di sini adalah belajar secara akademik, bukan belajar-belajar yang lain. Meskipun belajar tidak melulu pada batasan itu, karena belajar bisa dari pengalaman atau yang lainnya.

Dulu waktu kecil mungkin belajar adalah suatu rutinitas yang harus disuruh dan dipantau sama ortu (kalau ortunya kolot). Dan untungnya saya lahir dari keluarga yang Bapak dan Emak saya tidak kolot-kolot amat. Selama hidup saya sampai sekarang ini, saya ingat Emak menyuruh saya belajar hanya satu kali : saat akan Ujian Nasional waktu kelas 3 SMP. Lalu, sejak kecil bagaimana? Gak pernah belajar? Gak pernah disuruh belajar? Ortu gak perhatian dong? Terlepas dari semua itu, saya sendiri juga tidak paham mengapa beliau tidak pernah menyuruh saya belajar, karena saya ingat betul dari sebelum TK memang suka belajar dan membaca buku. Saya sendiri juga lupa dulu pertama kali tau ABC dari siapa. Yang saya ingat, saya pun mengenal alif, ba, ta, sebelum mengenal ABC dan saya tidak pernah belajar dengan Emak atau Bapak secara talaqqi. Aneh bukan? Tapi realitanya seperti itu.

Ketika di sekolah, pernah gak sih merasa bosan, atau tidak nyaman dengan metode pengajaran yang disampaikan? Atau rasanya gak paham paham sama materinya? Atau sangat paham saat guru yang menerangkan? Atau lebih suka teman sendiri yang menerangkan? Atau bahkan sudah paham sebelum diterangkan guru/teman? Wow! Menurut sependek pengetahuan saya, nyantol dan tidaknya materi itu salah satunya dipengaruhi oleh tipe belajar dari masing-masing individu juga. Seperti kita tahu, manusia diciptakan berbeda-beda, dengan kapasitas, keunikan, kekurangan dan kelebihan masing-masing. So, apapun itu yang ada pada diri manusia merupakan fitrah yang harus kita hargai. Ngomongin tipe belajar, saya mengutip pendapat populer dari Sutanto (2006) membagi tipe belajar seseorang menjadi tiga hal :

1. Visual (See it). Orang tipe ini akan menyerap informasi secara optimal berdasarkan apa yang dibaca/dilihatnya.

Ciri-ciri tipe belajar visual:

  1. Bicaranya agak cepat
  2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
  3. Tidak mudah diganggu oleh keributan
  4. Lebih ingat yang dilihat daripada yang didengar
  5. Lebih suka membaca daripada dibacakan
  6. Pembaca cepat dan tekun
  7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
  8. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato
  9. Lebih suka musik daripada seni
  10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
  11. Mengingat dengan asosiasi visual.


Agar informasi atau materi yang didapatkan optimal, orang tipe ini sebaiknya belajar dulu di rumah sebelum diterangkan (yaelah sok banget) atau mengulang belajar sendiri di rumah setelah mendapatkan materi.

2. Auditori (Hear it). Informasi akan masuk melalui apa yanng didengarnya.

Ciri-ciri tipe belajar auditori :

  1. Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
  2. Penampilan rapi
  3. Mudah terganggu oleh keributan
  4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
  5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  6. Menggerakkan bibir dan mengucap tulisan di buku ketika membaca
  7. Biasanya ia pembicara yang fasih
  8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca
  10. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait visual, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
  11. Berbicara dalam irama yang terpola
  12. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.


Orang tipe ini sebaiknya tidak mengabaikan penjelasan guru, karena penjelasannya sangat memengaruhi seberapa banyak informasi yang akan didapat. Tep fokus lah pokoknya.

3. Kinestetik (Do it). Orang tipe ini akan cepat mengerti bila informasi yang diserapnya terlebih dahulu dicontohkan, atau ia membayangkan orang lain melakukan hal yang akan dipelajarinya.

Ciri-ciri tipe kinestetik :

  1. Berbicara perlahan
  2. Penampilan rapi
  3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
  4. Belajar melalui manipulasi dan praktek
  5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  6. Menunjuk dengan jari ketika membaca
  7. Kesulitan dalam menulis tapi pandai bercerita
  8. Menyukai buku-buku, dan mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  9. Menyukai permainan yang menyibukkan
  10. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
  11. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian, mereka menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.


Tipe ini bisa dikatakan gabungan dari dua tipe sebelumnya. Orang tipe belajar ini harus dengan “do something” biar  bisa belajar maksimal.

Konklusi dari paparan singkat saya di atas, saya rasa tidak salah jika sebaiknya kita mengenali tipe belajar diri sendiri. Dengan begitu kita tau metode apa yang cocok, kondisi dan suasana belajar bagaimana yang seharusnya kita lakukan. Bagaimanapun juga belajar (atau setidaknya membaca) itu penting, karena dengan membaca kita akan memiliki wawasan lebih daripada tidak membaca. Jika belajar nyaman, informasi tersimpan, ada makanan, perut kenyang, hatipun riang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Shalat Qashar dan Khauf

SHALAT QASHAR DAN KHAUF Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata ...