MAKALAH
ISLAM DI MASA DINASTI UMAYYAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SKI dan Budaya Lokal
Dosen Pengampu Prof. Dr. Fauzan Naif, M.A.
Disusun oleh Kelompok 6:
1.
Agus
Khafi Yazid (17105030098)
2.
Ahmad
Faaza Hudzaifah (17105030083)
3.
Alfa
Limatu Szanaya (17105030063)
4.
Muhammad
Sultan Mahasin (17105030103)
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah
Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, akhirnya kami dari kelompok 6 (enam) telah
selesai menyusun makalah untuk mata kuliah SKI dan Budaya Lokal yang membahas
tentang Islam di Masa Dinasti Bani Umayyah.
Kami rasa penting bagi mahasiswa untuk mempelajari sejarah,
terutama sejarah islam. Karena dengan mempelajari sejarah, manfaat yang kita
dapatkan diantaranya: 1) menginspirasi pembaca; 2) mengetahui asal-usul; 3)
meningkatkan kemampuan analisa; 4) mengetahui mimpi-mimpi masa lalu untuk
direalisasikan (yang bellum terwujud); 5) bisa melihat dunia dari berbagai
sudut pandang; dll.
Sejarah sangat
penting bagi kehidupan manusia. Dari sejarahlah kita dapat belajar tentang
perjalanan hidup suatu bangsa dan kebudayaan di masa lampau. Itulah sebabnya
salah satu isi penting Al-Qur’an memuat kisah-kisah dan sejarah perjalanan umat
atau bangsa-bangsa yang telah lalu. Dari kisah-kisah atau sejarah umat-uma
terdahulu itu kita dapat mengambil butir-butir hikmah pembelajaran sekaligus
i’tibar bagaimana seharusnya kita bersikap dan bertindak secara arif, dan
selaras dengan kehendak Tuhan.
Akhirnya kepada Allah lah kami mengharap ridho, semoga kita
mendapat petunjuk dan rahmat-Nya. Dan kami berharap, semoga makalah sederhana
ini memberi manfaat kepada pembaca yang budiman tentang pengetahuan sejarah
islam pada masa Dinasti Umayyah.
Yogyakarta, September 2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………… 1
Daftar Isi………………………………………………………………. 2
Bab I : Pendahuluan
A.
Latar
Belakang…………………………………………………. 3
B.
Rumusan
Masalah……………………………………………… 3
C.
Tujuan
Pembahasan……………………………………………. 3
D.
Manfaat
Pembahasan…………………………………………… 4
Bab II : Pembahasan
A.
Asal-usul
Munculnya Dinasti Umayyah………………………… 5
B.
Para
Pemimpin Dinasti Umayyah dan
Khalifah-Khalifah yang Berpengaruh…………………………… 7
C.
Dinamika
Politik dan Intelektual Dinasti Umayyah…………… 13
D.
Aksi
Ekspansi Dinasti Umayyah………………………………… 16
E.
Perkembangan
Kebudayaan pada Masa Dinasti Umayyah……… 17
F.
Gerakan
dalam Bidang Fikiran dan Gerakan Revolusioner
pada Masa Dinasti Umayyah…………………………………... 18
G.
Masa
Kejayaan Dinasti Umayyah……………………………… 20
H.
Masa
Kemunduran Dinasti Umayyah………………………….. 22
Bab III : Penutup
A.
Kesimpulan……………………………………………………… 23
B.
Kritik
dan Saran………………………………………………… 23
Daftar Pustaka…………………………………………………………… 24
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam sejarah islam, ada beberapa
fase yang sering diperbincangkan. Diantara fase itu adalah masa Dinasti
Umayyah, yang mana merupakan awal sejarah berdirinya dinasti dalam islam
setelah masa khulafaur rasyidin. Pada masa Dinasti Umayyah itu juga muncul
budaya-budaya islam yang menarik untuk kita bahas. Diantaranya: asal-usul
munculnya Dinasti Umayyah, para pemimpinnya, masa ekspansi, perkembangan
kebudayaan, masa kejayaan hingga masa kemunduran Dinasti Umayyah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
asal-usul munculnya Dinasti Umayyah?
2.
Siapa
saja pemimpin Dinasti Umayyah dan khalifah-khalifah yang berpengaruh?
3.
Bagaimana
dinamika politik dan intelektual Dinasti Umayyah?
4.
Bagaimana
aksi ekspansi yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah?
5.
Apa
saja perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Umayyah?
6.
Bagaimana gerakan dalam bidang fikiran dan gerakan-gerakan
revolusioner pada masa Dinasti Umayyah?
7.
Bagaimana
gambaran masa kejayaan Dinasti Umayyah?
8.
Bagaimana
masa kemunduran dan akhir runtuhnya Dinasti Umayyah?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Pembaca
mengetahui asal-usul munculnya Dinasti Umayyah
2.
Pembaca
mengeal pemimpin Dinasti Umayyah dan khalifah-khalifah yang berpengaruh
3.
Pembaca
memahami dinamika politik dan intelektual Dinasti Umayyah
4.
Pembaca
tahu aksi ekspansi yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah
5.
Pembaca
memahami perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Umayyah
6.
Pembaca
mengetahui adanya gerakan dalam bidang fikiran dan gerakan-gerakan revolusioner
masa Dinasti Umayyah
7.
Pembaca
memiliki gambaran mengenai masa kejayaan Dinasti Umayyah
8.
Pembaca
mengetahui masa kemunduran dan akhir runtuhnya Dinasti Umayyah
D.
Manfaat Pembahasan
1.
Memahami
apa itu Dinasti Umayyah
2.
Mengenal
sejarah islam terkait Dinasti Umayyah
3.
Mengenal
kebudayaan islam masa Dinasti Umayyah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asal-usul Munculnya Dinasti Umayyah
Nama “Dinasti
Umayyah” itu berasal dari nama Umayyah ibnu ‘Abdi Syams ibnu ‘Abdi Manaf,
yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman jahiliyyah.
Umayyah ini senantiasa bersaingan dengan pamannya Hasyim Ibnu Abdi Manaf untuk
merebut pimpinan dan kehormatan dalam masyarakat bangsanya. Dan ia memang
memiliki cukup unsur-unsur yang diperlukan untuk berkuasa di zaman jahiliyyah
itu, karena ia berasal dari keluarga bangsawan, serta mempunyai cukup kekayaan
dan sepuluh orang putra yang terhormat dalam masyarakat. Orang-orang yang
memiliki ketiga macam unsur-unsur ini di zaman jahiliyyah, berarti telah
mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan.
Sesudah datang
agama islam berubahlah hubungan antara Bani Umayyah dengan saudara-saudara
sekubu mereka Bani Hasyim, oleh karena persaingan-persaingan untuk merebut
kehormatan dan kekuasaan tadi berubah sikapnya menjadi permusuhan yang lebih
nyata, Bani Umayyah dengan tegas menentang Rasulullah dan usaha-usaha beliau
untuk mengembangkan agama islam. Sebaliknya Bani Hasyim menjadi penyokong dan
pelindung Rasulullah, baik mereka yang telah masuk islam ataupun yang belum.
Bani Umayyah
barulah masuk agama islam setelah mereka tidak menemukan jalan lain, selain
memasukinya, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW bersama beribu-ribu pengikutnya
yang benar-benar percaya pada kerasulan dan bimbingannya, menyerbu masuk ke
Kota Makkah. Dengan demikian teranglah bahwa Bani Umayyah itu adalah
orang-orang yang terakhir masuk agama islam, dan juga merupakan musuh-musuh
yang paling keras terhadap agama ini pada masa-masa sebelum mereka memasukinya.
Bani Umayyah
itu pada hakikatnya dari semula telah menginginkan jabatan khalifah itu, tetapi
mereka belum mempunyai harapan untuk mencapai cita-cita itu pada masa Abu Bakar
dan Umar bin Khattab. Dan setelah Umar bin Khattab terkena tikam, dan ia
menyerahkan permusyawaratan untuk memilih khalifah yang baru kepada enam orang
sahabat, diantaranya adalah : Utsman bin Affan, diwaktu itulah baru muncul
harapan besar bagi Bani Umayyah, dan mereka lalu menyokong pencalonan Utsman bin
Affan secara terang-terangan, dan akhirnya Utsman bin Affan terpilih. Semenjak
itu mulailah Bani Umayyah meletakkan dasar-dasar untuk menegakkan Khilafah
Umawiyyah, sehingga dikatakan bahwa Khilafah Umawiyyah itu pada hakikatnya
telah mulai berdiri sejak pegangkatan Utsman bin Affan menjadi khalifah. Dan di
masa pemerintahan Utsman bin Affan inilah Muawiyyah mencurahkan segala
tenaganya untuk memperkuat dirinya, dan menyiapkan daerah Syam untuk dapat
menjadi pusat kekuasaan islam di masa yang akan datang.
Keluarga Bani
Umayyah itu terdiri atas dua cabang, merekalah yang memegang jabatan khalifah
itu. Cabang pertama ialah keluarga Harb ibnu Umayyah, dan cabang kedua adalah
keluarga Abul ‘Ash ibnu Umayyah. Kebanyakan khalifah-khalifah Bani Umayyah
adalah berasal dari cabang yang kedua itu. Adapun khalifah-khalifah yang
berasal dari cabang pertama hanyalah Muawiyyah putranya Yazid, dan cucunya
Muawiyyah II.
Yazid hampir
tidak dapat menikmati jabatan khalifah itu, barang sebentarpun karena
kesulitan-kesulitan yang timbul di masanya. Adapun Muawiyyah II hanyalah
beberapa hari saja menduduki singgasananya, walaupun Muawiyyah telah berjuang
dalam waktu yang begitu panjang untuk mendapatkan jabatan khalifah, namun
setelah ia meninggal jabatan tersebut tiadalah tetap pada anak cucunya.
Muawiyyah telah berusaha dengan sepenuh tenaga agar putraya Yazid diangkat
menjadi khalifah sesudah wafatnya, tetapi kesulitan-kesulitan yang besar
bukanlah mendudukkan putranya itu di atas singgasana kekuasaan, tapi hanyalah
di atas sebuah roda yang terus-menerus berputar, sampai dia jatuh tersungkur
dan menghembuskan nafas penghabisan.[1]
B.
Para Pemimpin Dinasti Umayyah dan Khalifah-khalifah yang Berpengaruh
Dinasti Umayyah berkuasa selama 92 tahun, yaitu mulai tahun 40 H –
132 H. Adapun para pemimpin dari kalangan Muawiyyah sendiri adalah sebagai
berikut :
1)
Khalifah
ke I : Muawiyyah ibnu Abi Sufyan (tahun
40 H – 60 H / 660 M- 680 M)
2)
Khalifah
ke II : Yazid ibnu Muawiyyah (tahun 60 H
– 63 H / 680 M – 683M)
3)
Khalifah
ke III : Muawiyyah ibnu Yazid (tahun 63 H
– 64 H / 683 M – 684 M)
4)
Khalifah
ke IV : Marwan ibnu Hakam
(tahun 64 H – 65 H / 684 M – 685 M)
5)
Khalifah
ke V : Abdul Malik Ibnu Marwan (tahun 65 H
– 86 H / 685 M – 705 M)
6)
Khalifah
ke VI : Walid ibnu Abdul Malik
(tahun 86 H – 96 H / 705 M – 715 M)
7)
Khalifah
ke VII : Sulaiman ibnu Abdul Malik (tahun 96 H – 99 H / 715 M – 717 M)
8)
Khalifah
ke VIII : Umar ibnu Abdil Aziz (tahun 99 H – 101 H / 717 M – 720 M)
9)
Khalifah
ke IX : Yazid ibnu Abdil Malik (tahun 101 H – 105 H / 720 M – 724 M)
10)
Khalifah
ke X : Hisyam ibnu Abdul Malik (tahun 105 H – 125 H / 724 M – 743 M)
11)
Khalifah
ke XI : Walid ibnu Yazid (tahun 125 H – 127 H / 743 M – 744 M)
12)
Khalifah
ke XII : Yazid ibnu Walid (tahun 125 H – 127 H / 743 M – 744 M )
13)
Khalifah
ke XIII : Ibrahim ibnu Walid (tahun 127 H – 127 H / 744 M – 744 M)
14)
Khalifah
ke XIV : Marwan ibnu Muhammad (tahun 127 H – 132 H / 745 M – 750 M)
Para pemimpin
Dinasti Umayyah yang sebanyak empat belas orang tersebut, ada satu diantaranya sesuai
dengan tuntutan Rasulullah SAW. dan Khulafaur Rasyidin, yaitu Umar ibnu Abdul
Aziz. Kemudian empat orang diantaranya yang terkenal karena lama menjadi
khalifah lebih kurang 10 – 20 tahun. Sedang selainnya dianggap biasa saja
karena memerintah lebih kurang 1 – 5 tahun, kecuali khalifah Umar ibnu Abdul
Aziz walau menjadi khalifah lebih kurang 2 tahun, tapi mempunyai keistimewaan
dari yang lainnya.
Khalifah-khalifah yang Berpengaruh
1.
Muawiyyah bin Abu Sufyan (Khalifah Pertama)
v Identitas
Muawiyyah
bin Abu Sufyan adalah pendiri dari khalifah Umayyah yang pertama. Ayahnya
bernama Abu Sufyan dan Ibunya bernama Hindun. Kedua-duanya adalah satu
keturunan dari Bani Umayyah yang berasal dari satu neneknya yang bernama Abdu
Syams. Umayyah ini pada masa jahiliyyah menjabat kedudukan yang tinggi di
kalangan kaum Quraisy, sebagaimana juga halnya dengan pamannya yaitu Hasyim bin
Abdul Manaf yang juga menjabat kedudukan tinggi di kalangan kaum Quraisy. Oleh
karena itu tidak mengherankan apabila kedua golongan ini selalu terjadi
persaingan dan permusuhan pada masa jahiliyyah untuk merebutkan kedudukan yang
tinggi dalam masyarakat.
v Sifat-sifat Khasnya
Beliau
ini mempunyai intelegensi terutama dalam bidang politik dan organisasi
kepemerintahan. Disamping itu juga ia sangat berpengalaman dalam bidang
kemasyarakatan sehingga dengan mudah dia mengatasi sesuatu persoalan politik
intern di dalam wilayahnya dengan adil dan bijaksana. Kemudian toleransinya
dalam agama yaitu dengan mengangkat sarjana orang Kristen menjadi menteri
keuangan dan memperbaiki gereja-gereja di Iraq yang rubuh karena gempa.
v Ciri-ciri Khas Kekhalifahan
a)
Sistem
pemerintahannya tidak lagi menurut jejak para sahabat, yakni secara demokrasi,
pemerintahan republik (jamhuriyyah) yang berdasarkan pemilihan dari
rakyat. Maka pada masa Muawiyyah ini dirubah menjadi pemerintahan yang sifatnya
monarki yaitu system pemerintahan yang mutlak, absolut, di pegang oleh
turun-temurun dari kalangan mereka sendiri.
b)
Sudah
terpengaruh kepada tradisi raja-raja atau kaisar-kaisar di luar islam, seperti
Kaisar Rumania, Kaisar Persia, dan lain sebagainya dengan memperunakan tahta
kerajaan yan indah-indah, pengawal pribadi yang mana kesemuanya itu belum
terjadi di zaman khulafaur rasyidin.
v Aktivitasnya dalam Kekhalifahan
a)
Beliau
berhasil dengan baik mengubah situasi yang kacau balau pada permulaan
pemerintahannya hingga menjadi aman dan tentram
b)
Mengadakan
balai pendaftaran, dan sensus penduduk.
c)
Memperbaiki
dan melancarkan pengiriman pos dengan teratur
d)
Memperluas
kekhalifahannya.
2.
Abdul Malik Ibnu Marwan (Khalifah Kelima)
v Identitas
Dilahirkan
di Madinah pada tahun 26 H. beliau terkenal sebagai orang yang berani, fasih
dalam pembicaraan, memiliki pengetahuan yang banyak, terutama dalam soal agama,
seperti fiqih, tafsir, hadits, dan juga hafal Al-Qur’an.
Semasa
Abdul Malik ibnu Marwan ini memerintah maka Dinasti Umayyah mencapai puncak
kemajuan yang sangat pesat, sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa dialah
pendiri Dinasti Umayyah yang kedua sesudah Muawiyyah bin Abi Sufyan.
Di dalam
sejarah islam, beliau juga terkenal dengan sebutan “Abdul Muluk” (bapak
sekalian raja), karena keempat putranya menjadi raja (khalifah), yaitu :
Al-Walid, Sulaiman, Yazid, dan Hisyam.
v Aktivitasnya dalam Kekhalifahan
1)
Mengganti
mata uang Persia dan Romawi yang beredar di wilayah kekuasaannya dengan mata
uang Khalifah Bani Umayyah, dengan simbol dua kalimat syahadat dan cap nama
khalifah sendiri.
2)
Mendirikan
industry galang kapal di Tunis, untuk membuat kapal angkatan laut kerajaan, dan
juga untuk transportasi perdagangan.
3)
Melancarkan
dan memperbaiki kembali jawatan pos.
4)
Memperlebar
dan memperluas kota-kota di sertai dengan bangunan-bangunan yang indah.
5)
Mendirikan
mahkamah untuk mengadili perkara sipil, terutama pejabat yang menyeleweng.
6)
Meresmikan
bahasa arab sebagai bahasa yang dipakai di seluruh wilayah Dinasti Umayyah
terutama dalam soal administrasi kerajaan.
3.
Al-Walid ibnu Abdul Malik ( Khalifah keenam)
v Identitas
Beliau
dilahirkan pada tahun 50 H. Keistimewaan Al-Walid adalah beliau sangat
memperhatikan rakyat. Dan untuk itu beliau tidak segan-segan untuk mengeluarkan
uangn Negara untuk membuat rumah sakit, memelihara anak-anak yatim dengan
memberikan jaminan social, mereka tidak diperbolehkan minta-minta atau mengemis.
v Aktivitas dalam Kekhalifahan
1)
Membuat/membangun
masjid Jami’ Al-Umawi atau masjid Al-Walid di Damaskus.
2)
Memperbaiki
dan memperbesar Majid Nabawi di Madinah.
3)
Membangun
jalan-jalan raya, terutama jalan ke Hijaz. Digali pula sumur di sepanjang jaln
tersebut dengan dilengkapi pengurusnya, guna untuk meladeni orang-orang yang
membutuhkan air yang melintasi jalan tersebut.
4)
Menyediakan
rumah-rumah khusus bagi orang yang berpenyakit kusta.
4.
Hisyam ibnu Abdul Malik (Khalifah ke sepuluh)
v Identitas
Hisyam
bin Abdul Malik termasuk salah satu khalifah yang termasyhur di masa Dinasti
Umayyah. Beliau terkenal seorang pemimpin yang cakap, teliti, dan mengkoordinir
keuangan dan administrasi pemerintahan. Oleh karena itu beliau dapat bertahan
memegang jabatan khalifah selama 20 tahun. Ketelitian beliau dalam administrasi
dan keuangan diakui oleh pihak manapun.
Pada
masa pemerintahannya, beliau juga dapat mengamankan uang Negara dari bahaya
korupsi. Namun kelemahan pada masa pemerintahannya yaitu Dinasti Umayyah telah
menunjukkan gejala-gejala kemerosotannya dengan sebab khalifah Hisyam sangat
mengutamakan faham kesukuan, sehingga nanti banyak terjadi pemberontakan.
v Aktivitas dalam Kekhalifahan
1) Menggali sumur di sepanjang jalan menuju Makkah.
2) Memajukan perusahaan ulat sutera, untuk membuat kain sutera.
3) Mendirikan pabrik-pabrik senjata untuk kepentingan pertahanan
angkatan perang.
4) Membuat lapangan tempat pacuan kuda sebagai tempat olahraga dan
hiburan rakyat.
5.
Umar ibnu Abdul Aziz (Khalifah ke delapan)
v Identitas
Walaupun
beliau bukanlah khalifah yang lama memerintah, tapi perlu dicatat dalam sejarah
Dinasti Umayyah bahwa beliau merupakan satu-satunya khalifah yang membawa
keharuman nama Dinasti Umayyah. Hal ini disebabkan selama beliau menjadi
khalifah, tindakan-tindakan beliau sangat sesuai dengan jiwa pemerintahan islam
yang orisinil, yaitu adil, bijaksana, selalu berpegang pada hak-hak yang
digariskan Allah dan RasulNya. Oleh karena itu semasa beliau memerintah, rakyat
benar-benar merasakan kemakmuran dan ketentraman yang diakui oleh pihak kawan
maupun lawan.
v Sebab-sebab Kesuksesannya
1)
Beliau
menghapuskan diskriminasi antara bangsa arab dengan non-arab, sebagaimana yang
dikehendaki oleh syari’at Islam, tercantum dalam QS. Al-Hujurat:13
2)
Mengoordinir
segala macam sukatan, ukuran, timbangan dengan benar.
3)
Kebijaksanaan
beliau dalam berdebat, berdiskusi dengan pihak musuh dan pemberontak. Hingga
akhirnya banyak mereka yang tertarik masuk islam, diantaranya : Raja Cina dan
rakyatnya, penduduk Mesir, Syria, Persia.
4)
Memperbaiki
dinas-dinas pos untuk surat-menyurat dinas pemerintahan maupun masyarakat.
5)
Khalifah
Umar bin Abdul Aziz melarang keras mencaci-maki Ali bin AbuThalib dan
keluarganya.
v Sifat-sifat Khas
1)
Sebelum
menjadi khalifah beliau sangat menyukai minyak harum, berpakaian indah dan
mahal, serta kemewahan. Namun setelah menjabat khalifah maka sifat-sifatnya
adalah sebaliknya.
2)
Tidak
suka mengadakan pertumpahan darah (perang).
3)
Sangat
taqwa kepada Allah SWT. sehingga pemerintahannya menggambarkan kembali
cara-cara seperti di masa Rasulullah SAW dan Khulafaur rasyidin.
4)
Suka
memperhatikan nasib rakyat, sehingga di masa beliau tidak ada fakir miskin.
v Jasa-jasa Beliau terhadap Islam
1)
Orang
yang memulai memerintah mengumpulkan dan mengkodifikasi hadits.
2)
Memperbaiki
Masjid Nabawi di Madinah
C.
Dinamika Politik dan Intelektual Dinasti Umayyah
Pemerintahan Dinasti Umayyah selalu dipenuhi dengan intrik-intrik
politik, sejak awal berkuasa sampai masa berakhirnya kekuasaan Dinasti Umayyah.
Intrik-intrik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
No.
|
Masa
|
Intrik Politik
|
1.
|
Masa
Muawiyyah
|
1)
Peristiwa
tahkim, yang menghasilkan 3 golongan, yaitu: Sunni (Muslim yang
menerima suksesi Muawiyyah dan serangkaian khalifah sesudahnya), Syiah(mereka
yang bersikeras bahwa Ali bin Abi
Thalib dan keturunannya adalah yang berhak menjadi khalifah), Khawarij(seorang
khalifah tidak harus dari keturunan sebuah keluarga melainkan harus dipilih
mayoritas kaum muslim).
2)
Terjadinya
Ammul Jamah, antara Hasan bin Ali ke Muawiyyah.
3)
Mengenalkan
tradisi baru, pergantian khalifah ke anaknya. Meskipun hal ini ditentang oleh
para sahabat seperti Husain bin Ali, Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Abbas,
Abdullah bin Umar, Abdurrahman bin Abu Bakar.
4)
Adanya
tantangan dari Khawarij.
|
2.
|
Masa
Yazid
|
1)
Peristiwa
Karbala, yaitu terbunuhnya Husain bin Ali, yang termasuk menolak membaiat
Yazid sebagai Khalifah.
2)
Terjadinya
peristiwa Harrah (gurun di utara Madinah) disebabkan ketidakmauan penduduk
Madinah membaiat Yazid sehingga Yazid mengirimkan pasukan dan menyerbu dari
arah gurun Harrah.
3)
Peristiwa
pelemparan Ka’bah dengan Manjaniq (alat pelempar batu besar)
dikarenakan adanya pemberontakan yang dilakukan Abdullah bin Zubair di Mekah.
|
3.
|
Muawiyyah II
|
Munculnya fanatisme kesukuan antara bangsa arab utara (Qabilah
Qais) yang mendukung peerintah Abdulah bin Zubair dan bangsa arab selatan
(Qabilah Qalb) yang mendukung kepemimpinan Bani Umayyah.
|
4.
|
Marwan
|
1)
Awal
pemerintahannya terjadi perpecahan di Arab Selatan yang mendukung Bani
Umayyah, (1) Menghendaki Khalid ibnu Yazid ibnu Muawiyyah menjadi Khalifah,
(2) menghendaki Marwan menjadi Khalifah yang kebutuhan menghasilkan
kesepakatan al-Jabiyah.
2)
Terdapat
kelompok yang menentang Marwan dan wilayah yang melepaskan diri.
|
5.
|
Abdul
Malik
|
1)
Menundukkan
Abdullah Ibnu Zubair yang telah memproklamirkan diri sebagai khalifah.
2)
Menumpas
pemberontakan kaum Syiah dan Khawarij.
|
6.
|
Sulaiman
|
Lebih banyak terjadi konflik internal, dimana Sulaiman
menyibukkan diri untuk membalas dendam terhadap pihak yang dianggap
menentangnya.
|
7.
|
Yazid
II
|
Terjadi
pemberontakan yang dipimpin Yazid ibnu Muhallab yang dituduh menggelapkan
harta rampasan.
|
8.
|
Hisyam
|
1)
Terjadi
pemberontakan yang dipimpin Zaid bin Ali Zainal Abidin.
2)
Timbulnya
fanatisme kesukuan di Khurasan.
3)
Adanya
serangan orang Barbar, Afrika Utara yang tidak puas terhadap perlakuan
pemerintah yang diperkuat oleh Golongan Khawarij.
4)
Adanya
serangan suu Bangsa Khazar, di perbatasan Azarbaijan dan Armenia.
|
9.
|
Walid
II
|
1)
Memicu
kemarahan rakyat karena bermoral rendah, terbukti menggauli ibu tirinya.
2)
Terjadi
kudeta yang dipimpin Yazid III.
|
10.
|
Yazid
III
|
Pemberontahan penduduk Hims untuk membalas kematian Al Walid II.
|
Dari
tabel di atas dapatlah dipahami tentang dinamika perpolitikan Bani Umayyah selalu
diwarnai tarik-ulur kekuasaan. Akibatnya, sangat mudah terjadi pemberontakan
baik itu atas nama golongan keagamaan atau atas nama pribadi, seperti perebutan
hak sebagai khalifah.
D.
Aksi Ekspansi Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah mulai melakukan perluasan pada masa khalifah
Muawiyyah bin Abu Sufyan, dan tahun-tahun yang terakhir dari masa pemerintahan
khalifah Abdul Malik, kemudian masa pemerintahan putranya, Al Walid. Dalam
masa-masa tersebut terlaksanalah penaklukan-penaklukan yang gemilang.
Di luar masa-masa tersebut di atas, usaha-usaha penaklukan itu
mengalami kemacetan atau hanya kemenangan yang tipis. Hal ini disebabkan
pemberontakan-pemberontakan dalam negeri, atau diperintah oleh
khalifah-khalifah yang memiliki kecakapan yang terbatas, seperti khalifah Umar
bin Abdul Aziz yang lebih menunjukkan cita-citanya untuk mendapatkan ridho
Allah, bukan untuk memperluas kekuasaan dan daerah takluknya.
Adapun
aksi ekspansi masa Dinasti Umayyah itu meliputi tiga front penting, yaitu :
1)
Front
pertempuran melawan Bangsa Romawi di Asia Kecil. Di masa Dinasti Umayyah
pertempuran di front ini telah meluas, sampai meliputi pengepungan terhadap
Kota Konstantinpel, dan penyerangan terhadap beberapa pulau di Laut Tengah.
2)
Front
Afrika Utara. Front inin meluas sampai ke
pantai Atlantik, kemudian menyeberangi Selat Jabal Thariq dan sampai ke
Spanyol.
3)
Front
Timur. Front ini meluas dan terbagi kepada dua cabang, yang satu ke utara ke
daerah-daerah di seberang Sungai Jihun (Amu Dariah). Dan cabang kedua menuju ke
selatan, meliputi daerah Sind.
E.
Perkembangan Kebudayaan pada Masa Dinasti Umayyah
Banyak hal yang dapat kita masukkan ke dalam kategori kebudayaan,
maka di bagian ini kita membatasi pada segi-segi tertentu saja. Yaitu:
1.
Pembangunan
dan Arsitektur
Pembangunan dan arsitektur pada masa Dinasti Umayyah pada dasarnya
di bagi menjadi 3 motif:
a)
Pembangunan
kota
Kegiatan-kegiatan pembangunan kota, berjalan dengan pesat terutama
pada masa Khalifah Abdul Malik ibnu Marwan. Beliau mendirikan gedung-gedung
yang indah untuk menghiasi kota. Kemudian pekembangan Kota Bashrah dan Kuffah
yang pada mulanya kota ini hanya didatangi segelintir manusia, tetapi pada
akhirnya kedua kota ini menjadi kota yang ramai dan indah karena didirikannya
pondok-pondok dan rumah-rumah kecil dari pohon dan pelepah tamar.
b)
Pembangunan
Keagamaan
Pembangunan ini terutama dikhususka untuk masjid-masjid. Seperti Masjidil
Haram di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah, Masjid Al Azhar di Mesir, dan lain
sebagainya.
c)
Pembangunan
yang Bersifat Kemiliteran
Pembangunan benteng-benteng untuk pertahanan peperangan dan
gedung-gedung untuk membuat perlengkapan persenjataan, termasuk juga galangan
kapal perag untuk angkatan laut. Hal ini dilakukan oleh khalifah Abdul Malik
ibnu Marwan dengan mendirikan Darus Sina’ah di Tunisia.
2.
Kegiatan
Partai Politik dan Agama
Pada masa Dinasti Umayyah pada
dasarnya terdapat empat partai besar, antara lain:
a)
Partai
Bani Umayyah
Para anggotanya sebagian besar terdiri dari penduduk asli Syria dan
juga di daerah lainnya, seperti Mesir. Mereka berprinsip bahwa yang berhak
menjadi khalifah dari suku Quraisy yang berasal dari keluarga Bani Umayyah.
b)
Partai
Ali bin Abi Thalib
Pengikutnya yang terbanyak adalah di Iraq dan ada sebagian kecil di
Mesir. Mereka mempunyai prinsip bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah suku
Quraisy tetap keluarga Ali bin Abi Thalib.
c)
Partai
Khawarij
Partai ini merupakan penantang dari partai Bani Umayyah dan partai
Ali bin Abi Thalib. Mereka berprinsip bahwa yang berhak menjadi khalifah
merupakan hak bagi semua kaum muslimin dan mereka menyatakan tidak ada
perbedaan antara orag-orang Quraisy dan orang-orang bukan Quraisy.
d)
Golongan
Syiah
Golongan Syiah ini hanya menentang Muawiyyah saja. Sedangkan Ali
bin Abi Thalib adalah orang yang dimulyakan.
F.
Gerakan dalam Bidang Fikiran dan Gerakan Revolusioner pada Masa
Dinasti Umayyah
1.
Syiah
Di dalam sejarah kebudayaan islam, pembicaraan
mengenai syiah meliputi dua bidang: pertama, tentang kepercayaan-kepercayaan
dan faham serta buah fikiran mereka, kedua, tentang geraka-gerakan yang
dilakukan kaum syiah untuk merebut kekuasaan.
a)
Pemberontakan-penberontakan
syiah
Pemberontakan yang terjadi pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah
adalah pemberontakan yang sering berhubungan dan mempunyai kesamaan tentang
sebab-sebab dan tujuan-tujuannya. Sebab-sebabnya adalah rasa kebencian terhadap
Bani Umayyah. Dan tujuannya adalah menjatuhkan mereka. Gerakan-gerakan
revolusioner (pemberontakan-pemberontakan) Syiah erat hubungannya dengan
gerakan-gerakan dalam bidang fikiran.
b)
Husain
ibnu Ali
Husain ibnu Ali adalah seorang dari sejumlah kecil yang tidak
membaiat Yazid pada masa Muawiyyah sebab itu, Husain merasa dirinya bebas untuk
melakukan pemberontakan terhadap Yazid sesuah wafatnya Muawiyyah.
2.
Abdullah
ibnu Zubair
Abdullah ibnu Zubair dilahirkan di
Madinah. Dia anak yang pertama dilahirkan dari kalangan Muhajirin di Madinah
kira-kira setahun setelah hijriyyah. Ia berasal-usulkan orang-orang yang mulia,
yaitu ayahnya Zubair ibnu Awwam, salah seorang pahlawan terkenal di Jazirah
Arab. Ibunya bernama Asma’, seorang wanita yang terkenal bijak, kasih dan teguh
hati. Ibnu Zubair dibesarkan dalam rumah tangga Rasulullah SAW karena Aisyah
sendiri tidak memiliki putra, maka ia mengasuh Zubair.
Ambisinya untuk menjadi pemimpin
telah terlihat sejak masa-masa permulaan, yaitu peranan Ibnu Zubair untuk
mendorong bibinya (Aisyah) untuk ikut serta dalam perang Jamal, karena
keinginannya untuk menyingkirkan Ali bin Abi Thalib. Pertempuran yang
dikobarkan Ibnu Zubair dalam peperangan Jamal sangatlah kejam, sehingga
mengakibatkan jatuhnya beribu-ribu korban itu semata-mata untuk melaksanakan
ambisinya yang tidak ada hasilnya. Abdullah ibnu Zubair sengaja bersembunyi di
belakang bibinya dan di belakang Talhah ibnu Abdillah. Dala pertempuran itu
Ibnu Asytar berhasil menghantam Abdullah Ibnu Zubair sampai jatuh tersungkur.
Ia lalu berpura-pura mati dan membiarkan bibinya seorang diri menjadi sasaran
pedang dan tombak.
Singkat cerita, Abdullah ibnu Zubair
menggunakan tipu daya yang busuk demi mewujudkan ambisinya, sala satunya
musibah di Karbala yang mengakibatkan Husain tewas, kemudian terjadi pula
pertempuran Al-Harrah yang banyak mengguggurkan putra-putra Muhajirin dan
Anshar, akhirnya Ibnu Zubair tewas dengan kondisi yang mengenaskan. Kepalanya
dikirim Al Hajjaj kepada Khalifah Abdul Malik, sedangkan tubuhnya disalib pada
tahun 73 H.
3.
Khawarij
Khawarij adalah golongan yang telah
keluar dari golongan Ali, padahal tadinya mereka adalah sebagian dari
pengikut-pengikut Ali.
4.
Muktazilah
Muktazilah adalah golongan yang
memiliki pemikiran bahwa manusia berwenang untuk melakukan segala perbuatannya
atas kehendaknya sendiri. Sebab itu ia berhak mendapatkan pahala atas
kebaikan-kebaikan yang dilakukannya, dan sebaliknya ia juga berhak untuk
tersiksa atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan (tidak mempercayai adanya
qadha dan qodar).
G.
Masa Kejayaan Dinasti Umayyah
Masa pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai suatu era agresif,
dimana perhatian tertumpu pada usaha perluasan wilayah dan penaklukan. Hanya
dalam jangka waktu 90 tahun banyak bangsa di empat penjuru mata angina
beramai-ramai masuk ke dalam kekuasaan islam, yaitu meliputi tanah Spanyol,
seluruh wilayah Afrika Utara, Jazirah Arab, Syria, Palestina, sebagian daerah
Anatolia, Iraq, Persia, Afganistan, India, dan negeri-negeri yang sekarang
dinamakan Turkmenistan, Uzbekiztan, dan Tirgistan yang termasuk soviet Rusia.
Pada masa pmerintahan Muawiyyah diraih kemajuan pesat dalam
perluasan wilayah, yan paling mencolok ialah keberaniannya mengepung kota
Konstantinopel melalui satu ekspedisi yang dipusatkan di Kota Pelabuhan dan
Dardanela, setelah terlebih dahulu menduduki pulau-pulau di Laut Tengah. Di
belahan Timur Muawiyyah berhasil menaklukkan Khurasan sampai ke Sungai Oxus dan
Afganistan. Ekspansi ke Timur yang dirintis oleh Muawiyyah lalu disempurnakan
oleh khalifah Abdul Malik di bawah komando Gubernur Iraq, Hajjaj bin Yusuf
menyerbu Sungai Ammu Darya dan menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana,
dan Samarkhand.
Kemudian masa kekuasaan Al Walid disebut-sebut masa kemenangan yang
luas. Pengepungan yang gagal atas Kota Konstantinopel di zaman Muawiyyah
dihidupkan kembali dengan memberikan pukulan-pukulan yang cukup kuat. Prestasi
yang lebih besar dicapai oleh Al Walid I adalah di front Afrika Utara dan
sekitarnya.
Disamping keberhasilan tersebut Bani Umayyah juga banyak berjasa di
berbagai bidang, baik politik maupun sosial budaya. Dalam bidang politik Bani
Umayyah menyusun tata pemerintahan yang baru untuk memenuhi tuntutan
perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin kompleks. Selain
mengangkat majelis penasehat sebagai pendamping, khalifah Bani Umayyah dibantu
oleh sekretaris untuk membantu pelaksanaan tugas yang meliputi:
1)
Katib
ar Rasail, sekretaris yang betugas
menyelenggarakan administrasi dan surat-menyurat denga para pembesar setempat.
2)
Katib
al Kharraj, sekretaris yang bertugas
menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran Negara.
3)
Katib
al Jundi, seekretaris yang bertugas
menyelenggaraan berbagai hal yang berkaitan dengan ketentaraan.
4)
Katib
asy Syurtah, sekretaris
yang bertugas menyelenggarakan keamanan dan ketertiban umum.
5)
Katib
al Quddat, sekretaris yang bertugas
menyelenggarakan tertib hukum.
Menurut Jurji
Zaidan (George Zaidan) beberapa kemajuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
adalah sebagai berikut:
1.
Pengembangan
bahasa Arab
2.
Marbat
kota pusat kegiatan ilmu di Damaskus
3.
Ilmu
Qiraat
4.
Ilmu
Tafsir
5.
Ilmu
Hadits
6.
Ilmu
Fiqih
7.
Ilmu
Nahwu
8.
Ilmu
Jughrafi dan Tarikh
9.
Usaha
penerjemahan.
H.
Masa Kemunduran dan Akhir Runtuhnya Dinasti Umayyah
Kemunduran Bani Umayyah dapat diketahui secara jelas dari dinamika
politiknya. Faktor mendasar yang menyebabkan kemunduran Bani Umayyah menurut
Mahmudun Nasir adalah rapuhnya ikatan kekeluargaan Bani Umayyah, secara detail
faktor-faktor kemunduran Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
No.
|
Faktor
|
Bukti
|
1.
|
Pengangkatan
lebih dari satu putra mahkota /
pengaturan yang tidak jelas dalam proses pergantian khalifah
|
1)
Masa
Marwan yang menunjuk dua putranya sekalligus, yaitu Abdul Malik (685-705 M)
dan Abdul Aziz
2)
Abdul
Malik yang menunjuk dua putranya yaitu Al Walid I dan Sulaiman
|
2.
|
Timbulnya
fanatisme kesukuan
|
Adanya
pertentangan etnis antara suku Arabia Utara dan suku Arabia Selatan
|
3.
|
Kehidupan
para khalifah yang melampaui batas
|
Yazid
III yang gemar minuman keras
|
4.
|
Fanatisme
ke-araban Bani Umayyah
|
Munculnya
Kaum Mawalli (orang yang dipersatukan ke dalam suku dan dianggap sebagai
milik suku namun tidak memiliki hak-hak yang dimiliki anggota suku karena
faktor kelahiran)
|
5.
|
Munculnya
kekuatan baru baik dari golongan keagamaan dan keturunan Al Abbas
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Nama “Dinasti Umayyah” itu berasal dari nama Umayyah ibnu
‘Abdi Syams ibnu ‘Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin
kabilah Quraisy di zaman jahiliyyah. Dinasti Umayyah berkuasa selama 92 tahun,
yaitu mulai tahun 40 H – 132 H.
2.
Dinasti
Umayyah mulai melakukan perluasan pada masa khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan,
dan tahun-tahun yang terakhir dari masa pemerintahan khalifah Abdul Malik.
3.
Perkembangan
kebudayaan pada masa Dinasti Umayyah meliputi : Pembangunan arsitektur, dan
kegiatan parpol dan agama.
4.
Gerakan
dalam bidang fikiran dan gerakan revolusioner pada masa Dinasti Umayyah
meliputi Syiah, Abdullah ibnu Zubair, Khawarij dan Muktazilah.
5.
Masa
kejayaan Dinasti Umayyah meliputi bidang perluasan wilayah islam hingga ke
Spanyol, dan lain-lain, juga perkembangan ilmu pengetahuan.
6.
Faktor
mendasar yang menyebabkan kemunduran Bani Umayyah menurut Mahmudun Nasir adalah
rapuhnya ikatan kekeluargaan Bani Umayyah.
B.
Kritik dan Saran
Demikian pembahasan kami dalam makalah yang sederhana ini. Pepatah
mengatakan, “Tak ada gading yang tak retak”, maka tentulah makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dari
para pembaca sekalian. semoga makalah yang ringkas ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar,
Istianah., Sejarah Peradaban Islam, UIN Malang Press, Malang, 2008.
Amin, Samsul
Munir, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta, 2009.
Hasan, Hasan
Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam
1, Kalam Mulia, Jakarta, 2000.
Hasan, Hasan
Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam
2, cetakan pertama, Kalam Mulia, Jakarta, 2001.
Ismail,
Faisal., Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII – XIII M),
IRCiSOD, Yogyakarta, 2017.
Noor Matdawam,
M., Lintasan Sejarah Kebudayaan Islam, Yayasan Bina Karakter, Jakarta,
1984.
Syalabi, A., Sejarah
dan Kebudayaan Islam 2, Pustaka al Husna, Jakarta, 1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar