Rabu, 07 Maret 2018

MakalahIslam di Masa Dinasti Umayyah

MAKALAH
ISLAM DI MASA DINASTI UMAYYAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SKI dan Budaya Lokal
Dosen Pengampu Prof. Dr. Fauzan Naif, M.A.


Disusun oleh Kelompok 6:
1.     Agus Khafi Yazid                   (17105030098)
2.     Ahmad Faaza Hudzaifah        (17105030083)
3.     Alfa Limatu Szanaya              (17105030063)
4.     Muhammad Sultan Mahasin  (17105030103)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2017


KATA PENGANTAR
            Dengan nama Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, akhirnya kami dari kelompok 6 (enam) telah selesai menyusun makalah untuk mata kuliah SKI dan Budaya Lokal yang membahas tentang Islam di Masa Dinasti Bani Umayyah.
Kami rasa penting bagi mahasiswa untuk mempelajari sejarah, terutama sejarah islam. Karena dengan mempelajari sejarah, manfaat yang kita dapatkan diantaranya: 1) menginspirasi pembaca; 2) mengetahui asal-usul; 3) meningkatkan kemampuan analisa; 4) mengetahui mimpi-mimpi masa lalu untuk direalisasikan (yang bellum terwujud); 5) bisa melihat dunia dari berbagai sudut pandang; dll.
            Sejarah sangat penting bagi kehidupan manusia. Dari sejarahlah kita dapat belajar tentang perjalanan hidup suatu bangsa dan kebudayaan di masa lampau. Itulah sebabnya salah satu isi penting Al-Qur’an memuat kisah-kisah dan sejarah perjalanan umat atau bangsa-bangsa yang telah lalu. Dari kisah-kisah atau sejarah umat-uma terdahulu itu kita dapat mengambil butir-butir hikmah pembelajaran sekaligus i’tibar bagaimana seharusnya kita bersikap dan bertindak secara arif, dan selaras dengan kehendak Tuhan.
Akhirnya kepada Allah lah kami mengharap ridho, semoga kita mendapat petunjuk dan rahmat-Nya. Dan kami berharap, semoga makalah sederhana ini memberi manfaat kepada pembaca yang budiman tentang pengetahuan sejarah islam pada masa Dinasti Umayyah.

Yogyakarta, September 2017




DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………       1
Daftar Isi……………………………………………………………….        2
Bab I : Pendahuluan
A.    Latar Belakang………………………………………………….      3
B.    Rumusan Masalah………………………………………………      3
C.    Tujuan Pembahasan…………………………………………….      3
D.    Manfaat Pembahasan……………………………………………     4
Bab II : Pembahasan
A.    Asal-usul Munculnya Dinasti Umayyah…………………………    5
B.    Para Pemimpin Dinasti Umayyah dan
Khalifah-Khalifah yang Berpengaruh……………………………    7
C.    Dinamika Politik dan Intelektual Dinasti Umayyah……………     13
D.    Aksi Ekspansi Dinasti Umayyah…………………………………   16
E.     Perkembangan Kebudayaan pada Masa Dinasti Umayyah………   17
F.     Gerakan dalam Bidang Fikiran dan Gerakan Revolusioner
pada Masa Dinasti Umayyah…………………………………...      18
G.    Masa Kejayaan Dinasti Umayyah………………………………      20
H.    Masa Kemunduran Dinasti Umayyah…………………………..      22
Bab III : Penutup
A.    Kesimpulan………………………………………………………    23
B.    Kritik dan Saran…………………………………………………     23
Daftar Pustaka……………………………………………………………    24


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam sejarah islam, ada beberapa fase yang sering diperbincangkan. Diantara fase itu adalah masa Dinasti Umayyah, yang mana merupakan awal sejarah berdirinya dinasti dalam islam setelah masa khulafaur rasyidin. Pada masa Dinasti Umayyah itu juga muncul budaya-budaya islam yang menarik untuk kita bahas. Diantaranya: asal-usul munculnya Dinasti Umayyah, para pemimpinnya, masa ekspansi, perkembangan kebudayaan, masa kejayaan hingga masa kemunduran Dinasti Umayyah.

B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana asal-usul munculnya Dinasti Umayyah?
2.     Siapa saja pemimpin Dinasti Umayyah dan khalifah-khalifah yang berpengaruh?
3.     Bagaimana dinamika politik dan intelektual Dinasti Umayyah?
4.     Bagaimana aksi ekspansi yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah?
5.     Apa saja perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Umayyah?
6.      Bagaimana gerakan dalam bidang fikiran dan gerakan-gerakan revolusioner pada masa Dinasti Umayyah?
7.     Bagaimana gambaran masa kejayaan Dinasti Umayyah?
8.     Bagaimana masa kemunduran dan akhir runtuhnya Dinasti Umayyah?

C.    Tujuan Pembahasan
1.     Pembaca mengetahui asal-usul munculnya Dinasti Umayyah
2.     Pembaca mengeal pemimpin Dinasti Umayyah dan khalifah-khalifah yang berpengaruh
3.     Pembaca memahami dinamika politik dan intelektual Dinasti Umayyah
4.     Pembaca tahu aksi ekspansi yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah
5.     Pembaca memahami perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Umayyah
6.     Pembaca mengetahui adanya gerakan dalam bidang fikiran dan gerakan-gerakan revolusioner masa Dinasti Umayyah
7.     Pembaca memiliki gambaran mengenai masa kejayaan Dinasti Umayyah
8.     Pembaca mengetahui masa kemunduran dan akhir runtuhnya Dinasti Umayyah

D.    Manfaat Pembahasan
1.     Memahami apa itu Dinasti Umayyah
2.     Mengenal sejarah islam terkait Dinasti Umayyah
3.     Mengenal kebudayaan islam masa Dinasti Umayyah












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Asal-usul Munculnya Dinasti Umayyah
Nama “Dinasti Umayyah” itu berasal dari nama Umayyah ibnu ‘Abdi Syams ibnu ‘Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman jahiliyyah. Umayyah ini senantiasa bersaingan dengan pamannya Hasyim Ibnu Abdi Manaf untuk merebut pimpinan dan kehormatan dalam masyarakat bangsanya. Dan ia memang memiliki cukup unsur-unsur yang diperlukan untuk berkuasa di zaman jahiliyyah itu, karena ia berasal dari keluarga bangsawan, serta mempunyai cukup kekayaan dan sepuluh orang putra yang terhormat dalam masyarakat. Orang-orang yang memiliki ketiga macam unsur-unsur ini di zaman jahiliyyah, berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan.
Sesudah datang agama islam berubahlah hubungan antara Bani Umayyah dengan saudara-saudara sekubu mereka Bani Hasyim, oleh karena persaingan-persaingan untuk merebut kehormatan dan kekuasaan tadi berubah sikapnya menjadi permusuhan yang lebih nyata, Bani Umayyah dengan tegas menentang Rasulullah dan usaha-usaha beliau untuk mengembangkan agama islam. Sebaliknya Bani Hasyim menjadi penyokong dan pelindung Rasulullah, baik mereka yang telah masuk islam ataupun yang belum.
Bani Umayyah barulah masuk agama islam setelah mereka tidak menemukan jalan lain, selain memasukinya, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW bersama beribu-ribu pengikutnya yang benar-benar percaya pada kerasulan dan bimbingannya, menyerbu masuk ke Kota Makkah. Dengan demikian teranglah bahwa Bani Umayyah itu adalah orang-orang yang terakhir masuk agama islam, dan juga merupakan musuh-musuh yang paling keras terhadap agama ini pada masa-masa sebelum mereka memasukinya.
Bani Umayyah itu pada hakikatnya dari semula telah menginginkan jabatan khalifah itu, tetapi mereka belum mempunyai harapan untuk mencapai cita-cita itu pada masa Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Dan setelah Umar bin Khattab terkena tikam, dan ia menyerahkan permusyawaratan untuk memilih khalifah yang baru kepada enam orang sahabat, diantaranya adalah : Utsman bin Affan, diwaktu itulah baru muncul harapan besar bagi Bani Umayyah, dan mereka lalu menyokong pencalonan Utsman bin Affan secara terang-terangan, dan akhirnya Utsman bin Affan terpilih. Semenjak itu mulailah Bani Umayyah meletakkan dasar-dasar untuk menegakkan Khilafah Umawiyyah, sehingga dikatakan bahwa Khilafah Umawiyyah itu pada hakikatnya telah mulai berdiri sejak pegangkatan Utsman bin Affan menjadi khalifah. Dan di masa pemerintahan Utsman bin Affan inilah Muawiyyah mencurahkan segala tenaganya untuk memperkuat dirinya, dan menyiapkan daerah Syam untuk dapat menjadi pusat kekuasaan islam di masa yang akan datang.
Keluarga Bani Umayyah itu terdiri atas dua cabang, merekalah yang memegang jabatan khalifah itu. Cabang pertama ialah keluarga Harb ibnu Umayyah, dan cabang kedua adalah keluarga Abul ‘Ash ibnu Umayyah. Kebanyakan khalifah-khalifah Bani Umayyah adalah berasal dari cabang yang kedua itu. Adapun khalifah-khalifah yang berasal dari cabang pertama hanyalah Muawiyyah putranya Yazid, dan cucunya Muawiyyah II.
Yazid hampir tidak dapat menikmati jabatan khalifah itu, barang sebentarpun karena kesulitan-kesulitan yang timbul di masanya. Adapun Muawiyyah II hanyalah beberapa hari saja menduduki singgasananya, walaupun Muawiyyah telah berjuang dalam waktu yang begitu panjang untuk mendapatkan jabatan khalifah, namun setelah ia meninggal jabatan tersebut tiadalah tetap pada anak cucunya. Muawiyyah telah berusaha dengan sepenuh tenaga agar putraya Yazid diangkat menjadi khalifah sesudah wafatnya, tetapi kesulitan-kesulitan yang besar bukanlah mendudukkan putranya itu di atas singgasana kekuasaan, tapi hanyalah di atas sebuah roda yang terus-menerus berputar, sampai dia jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas penghabisan.[1]

B.    Para Pemimpin Dinasti Umayyah dan Khalifah-khalifah yang Berpengaruh
Dinasti Umayyah berkuasa selama 92 tahun, yaitu mulai tahun 40 H – 132 H. Adapun para pemimpin dari kalangan Muawiyyah sendiri adalah sebagai berikut :
1)     Khalifah ke I   : Muawiyyah ibnu Abi Sufyan (tahun 40 H – 60 H / 660 M- 680 M)
2)     Khalifah ke II  : Yazid ibnu Muawiyyah (tahun 60 H – 63 H / 680 M – 683M)
3)     Khalifah ke III : Muawiyyah ibnu Yazid (tahun 63 H – 64 H / 683 M – 684 M)
4)     Khalifah ke IV            : Marwan ibnu Hakam (tahun 64 H – 65 H / 684 M – 685 M)
5)     Khalifah ke V : Abdul Malik Ibnu Marwan (tahun 65 H – 86 H / 685 M – 705 M)
6)     Khalifah ke VI            : Walid ibnu Abdul Malik (tahun 86 H – 96 H / 705 M – 715 M)
7)     Khalifah ke VII : Sulaiman ibnu Abdul Malik (tahun 96 H – 99 H / 715 M – 717 M)
8)     Khalifah ke VIII : Umar ibnu Abdil Aziz (tahun 99 H – 101 H / 717 M – 720 M)
9)     Khalifah ke IX : Yazid ibnu Abdil Malik (tahun 101 H – 105 H / 720 M – 724 M)
10) Khalifah ke X : Hisyam ibnu Abdul Malik (tahun 105 H – 125 H / 724 M – 743 M)
11) Khalifah ke XI : Walid ibnu Yazid (tahun 125 H – 127 H / 743 M – 744 M)
12) Khalifah ke XII : Yazid ibnu Walid (tahun 125 H – 127 H / 743 M – 744 M )
13) Khalifah ke XIII : Ibrahim ibnu Walid (tahun 127 H – 127 H / 744 M – 744 M)
14) Khalifah ke XIV : Marwan ibnu Muhammad (tahun 127 H – 132 H / 745 M – 750  M)
Para pemimpin Dinasti Umayyah yang sebanyak empat belas orang tersebut, ada satu diantaranya sesuai dengan tuntutan Rasulullah SAW. dan Khulafaur Rasyidin, yaitu Umar ibnu Abdul Aziz. Kemudian empat orang diantaranya yang terkenal karena lama menjadi khalifah lebih kurang 10 – 20 tahun. Sedang selainnya dianggap biasa saja karena memerintah lebih kurang 1 – 5 tahun, kecuali khalifah Umar ibnu Abdul Aziz walau menjadi khalifah lebih kurang 2 tahun, tapi mempunyai keistimewaan dari yang lainnya.
Khalifah-khalifah yang Berpengaruh
1.     Muawiyyah bin Abu Sufyan (Khalifah Pertama)
v Identitas
Muawiyyah bin Abu Sufyan adalah pendiri dari khalifah Umayyah yang pertama. Ayahnya bernama Abu Sufyan dan Ibunya bernama Hindun. Kedua-duanya adalah satu keturunan dari Bani Umayyah yang berasal dari satu neneknya yang bernama Abdu Syams. Umayyah ini pada masa jahiliyyah menjabat kedudukan yang tinggi di kalangan kaum Quraisy, sebagaimana juga halnya dengan pamannya yaitu Hasyim bin Abdul Manaf yang juga menjabat kedudukan tinggi di kalangan kaum Quraisy. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila kedua golongan ini selalu terjadi persaingan dan permusuhan pada masa jahiliyyah untuk merebutkan kedudukan yang tinggi dalam masyarakat.
v Sifat-sifat Khasnya
Beliau ini mempunyai intelegensi terutama dalam bidang politik dan organisasi kepemerintahan. Disamping itu juga ia sangat berpengalaman dalam bidang kemasyarakatan sehingga dengan mudah dia mengatasi sesuatu persoalan politik intern di dalam wilayahnya dengan adil dan bijaksana. Kemudian toleransinya dalam agama yaitu dengan mengangkat sarjana orang Kristen menjadi menteri keuangan dan memperbaiki gereja-gereja di Iraq yang rubuh karena gempa.
v Ciri-ciri Khas Kekhalifahan
a)     Sistem pemerintahannya tidak lagi menurut jejak para sahabat, yakni secara demokrasi, pemerintahan republik (jamhuriyyah) yang berdasarkan pemilihan dari rakyat. Maka pada masa Muawiyyah ini dirubah menjadi pemerintahan yang sifatnya monarki yaitu system pemerintahan yang mutlak, absolut, di pegang oleh turun-temurun dari kalangan mereka sendiri.
b)     Sudah terpengaruh kepada tradisi raja-raja atau kaisar-kaisar di luar islam, seperti Kaisar Rumania, Kaisar Persia, dan lain sebagainya dengan memperunakan tahta kerajaan yan indah-indah, pengawal pribadi yang mana kesemuanya itu belum terjadi di zaman khulafaur rasyidin.
v Aktivitasnya dalam Kekhalifahan
a)     Beliau berhasil dengan baik mengubah situasi yang kacau balau pada permulaan pemerintahannya hingga menjadi aman dan tentram
b)     Mengadakan balai pendaftaran, dan sensus penduduk.
c)     Memperbaiki dan melancarkan pengiriman pos dengan teratur
d)     Memperluas kekhalifahannya.
2.     Abdul Malik Ibnu Marwan (Khalifah Kelima)
v Identitas
Dilahirkan di Madinah pada tahun 26 H. beliau terkenal sebagai orang yang berani, fasih dalam pembicaraan, memiliki pengetahuan yang banyak, terutama dalam soal agama, seperti fiqih, tafsir, hadits, dan juga hafal Al-Qur’an.
Semasa Abdul Malik ibnu Marwan ini memerintah maka Dinasti Umayyah mencapai puncak kemajuan yang sangat pesat, sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa dialah pendiri Dinasti Umayyah yang kedua sesudah Muawiyyah bin Abi Sufyan.
Di dalam sejarah islam, beliau juga terkenal dengan sebutan “Abdul Muluk” (bapak sekalian raja), karena keempat putranya menjadi raja (khalifah), yaitu : Al-Walid, Sulaiman, Yazid, dan Hisyam.
v Aktivitasnya dalam Kekhalifahan
1)     Mengganti mata uang Persia dan Romawi yang beredar di wilayah kekuasaannya dengan mata uang Khalifah Bani Umayyah, dengan simbol dua kalimat syahadat dan cap nama khalifah sendiri.
2)     Mendirikan industry galang kapal di Tunis, untuk membuat kapal angkatan laut kerajaan, dan juga untuk transportasi perdagangan.
3)     Melancarkan dan memperbaiki kembali jawatan pos.
4)     Memperlebar dan memperluas kota-kota di sertai dengan bangunan-bangunan yang indah.
5)     Mendirikan mahkamah untuk mengadili perkara sipil, terutama pejabat yang menyeleweng.
6)     Meresmikan bahasa arab sebagai bahasa yang dipakai di seluruh wilayah Dinasti Umayyah terutama dalam soal administrasi kerajaan.
3.     Al-Walid ibnu Abdul Malik ( Khalifah keenam)
v Identitas
Beliau dilahirkan pada tahun 50 H. Keistimewaan Al-Walid adalah beliau sangat memperhatikan rakyat. Dan untuk itu beliau tidak segan-segan untuk mengeluarkan uangn Negara untuk membuat rumah sakit, memelihara anak-anak yatim dengan memberikan jaminan social, mereka tidak diperbolehkan minta-minta atau mengemis.

v Aktivitas dalam Kekhalifahan
1)     Membuat/membangun masjid Jami’ Al-Umawi atau masjid Al-Walid di Damaskus.
2)     Memperbaiki dan memperbesar Majid Nabawi di Madinah.
3)     Membangun jalan-jalan raya, terutama jalan ke Hijaz. Digali pula sumur di sepanjang jaln tersebut dengan dilengkapi pengurusnya, guna untuk meladeni orang-orang yang membutuhkan air yang melintasi jalan tersebut.
4)     Menyediakan rumah-rumah khusus bagi orang yang berpenyakit kusta.
4.     Hisyam ibnu Abdul Malik (Khalifah ke sepuluh)
v Identitas
Hisyam bin Abdul Malik termasuk salah satu khalifah yang termasyhur di masa Dinasti Umayyah. Beliau terkenal seorang pemimpin yang cakap, teliti, dan mengkoordinir keuangan dan administrasi pemerintahan. Oleh karena itu beliau dapat bertahan memegang jabatan khalifah selama 20 tahun. Ketelitian beliau dalam administrasi dan keuangan diakui oleh pihak manapun.
Pada masa pemerintahannya, beliau juga dapat mengamankan uang Negara dari bahaya korupsi. Namun kelemahan pada masa pemerintahannya yaitu Dinasti Umayyah telah menunjukkan gejala-gejala kemerosotannya dengan sebab khalifah Hisyam sangat mengutamakan faham kesukuan, sehingga nanti banyak terjadi pemberontakan.
v Aktivitas dalam Kekhalifahan
1)     Menggali sumur di sepanjang jalan menuju Makkah.
2)     Memajukan perusahaan ulat sutera, untuk membuat kain sutera.
3)     Mendirikan pabrik-pabrik senjata untuk kepentingan pertahanan angkatan perang.
4)     Membuat lapangan tempat pacuan kuda sebagai tempat olahraga dan hiburan rakyat.
5.     Umar ibnu Abdul Aziz (Khalifah ke delapan)
v Identitas
Walaupun beliau bukanlah khalifah yang lama memerintah, tapi perlu dicatat dalam sejarah Dinasti Umayyah bahwa beliau merupakan satu-satunya khalifah yang membawa keharuman nama Dinasti Umayyah. Hal ini disebabkan selama beliau menjadi khalifah, tindakan-tindakan beliau sangat sesuai dengan jiwa pemerintahan islam yang orisinil, yaitu adil, bijaksana, selalu berpegang pada hak-hak yang digariskan Allah dan RasulNya. Oleh karena itu semasa beliau memerintah, rakyat benar-benar merasakan kemakmuran dan ketentraman yang diakui oleh pihak kawan maupun lawan.
v Sebab-sebab Kesuksesannya
1)     Beliau menghapuskan diskriminasi antara bangsa arab dengan non-arab, sebagaimana yang dikehendaki oleh syari’at Islam, tercantum dalam QS. Al-Hujurat:13
2)     Mengoordinir segala macam sukatan, ukuran, timbangan dengan benar.
3)     Kebijaksanaan beliau dalam berdebat, berdiskusi dengan pihak musuh dan pemberontak. Hingga akhirnya banyak mereka yang tertarik masuk islam, diantaranya : Raja Cina dan rakyatnya, penduduk Mesir, Syria, Persia.
4)     Memperbaiki dinas-dinas pos untuk surat-menyurat dinas pemerintahan maupun masyarakat.
5)     Khalifah Umar bin Abdul Aziz melarang keras mencaci-maki Ali bin AbuThalib dan keluarganya.
v Sifat-sifat Khas
1)     Sebelum menjadi khalifah beliau sangat menyukai minyak harum, berpakaian indah dan mahal, serta kemewahan. Namun setelah menjabat khalifah maka sifat-sifatnya adalah sebaliknya.
2)     Tidak suka mengadakan pertumpahan darah (perang).
3)     Sangat taqwa kepada Allah SWT. sehingga pemerintahannya menggambarkan kembali cara-cara seperti di masa Rasulullah SAW dan Khulafaur rasyidin.
4)     Suka memperhatikan nasib rakyat, sehingga di masa beliau tidak ada fakir miskin.
v Jasa-jasa Beliau terhadap Islam
1)     Orang yang memulai memerintah mengumpulkan dan mengkodifikasi hadits.
2)     Memperbaiki Masjid Nabawi di Madinah

C.    Dinamika Politik dan Intelektual Dinasti Umayyah
Pemerintahan Dinasti Umayyah selalu dipenuhi dengan intrik-intrik politik, sejak awal berkuasa sampai masa berakhirnya kekuasaan Dinasti Umayyah. Intrik-intrik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
No.
Masa
Intrik Politik
1.
Masa Muawiyyah
1)     Peristiwa tahkim, yang menghasilkan 3 golongan, yaitu: Sunni (Muslim yang menerima suksesi Muawiyyah dan serangkaian khalifah sesudahnya), Syiah(mereka yang  bersikeras bahwa Ali bin Abi Thalib dan keturunannya adalah yang berhak menjadi khalifah), Khawarij(seorang khalifah tidak harus dari keturunan sebuah keluarga melainkan harus dipilih mayoritas kaum muslim).
2)     Terjadinya Ammul Jamah, antara Hasan bin Ali ke Muawiyyah.
3)     Mengenalkan tradisi baru, pergantian khalifah ke anaknya. Meskipun hal ini ditentang oleh para sahabat seperti Husain bin Ali, Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdurrahman bin Abu Bakar.
4)     Adanya tantangan dari Khawarij.
2.
Masa Yazid
1)     Peristiwa Karbala, yaitu terbunuhnya Husain bin Ali, yang termasuk menolak membaiat Yazid sebagai Khalifah.
2)     Terjadinya peristiwa Harrah (gurun di utara Madinah) disebabkan ketidakmauan penduduk Madinah membaiat Yazid sehingga Yazid mengirimkan pasukan dan menyerbu dari arah gurun Harrah.
3)     Peristiwa pelemparan Ka’bah dengan Manjaniq (alat pelempar batu besar) dikarenakan adanya pemberontakan yang dilakukan Abdullah bin Zubair di Mekah.
3.
Muawiyyah II
Munculnya fanatisme kesukuan antara bangsa arab utara (Qabilah Qais) yang mendukung peerintah Abdulah bin Zubair dan bangsa arab selatan (Qabilah Qalb) yang mendukung kepemimpinan Bani Umayyah.
4.
Marwan
1)     Awal pemerintahannya terjadi perpecahan di Arab Selatan yang mendukung Bani Umayyah, (1) Menghendaki Khalid ibnu Yazid ibnu Muawiyyah menjadi Khalifah, (2) menghendaki Marwan menjadi Khalifah yang kebutuhan menghasilkan kesepakatan al-Jabiyah.
2)     Terdapat kelompok yang menentang Marwan dan wilayah yang melepaskan diri.
5.
Abdul Malik
1)     Menundukkan Abdullah Ibnu Zubair yang telah memproklamirkan diri sebagai khalifah.
2)     Menumpas pemberontakan kaum Syiah dan Khawarij.
6.
Sulaiman
Lebih banyak terjadi konflik internal, dimana Sulaiman menyibukkan diri untuk membalas dendam terhadap pihak yang dianggap menentangnya.
7.
Yazid II
Terjadi pemberontakan yang dipimpin Yazid ibnu Muhallab yang dituduh menggelapkan harta rampasan.
8.
Hisyam
1)     Terjadi pemberontakan yang dipimpin Zaid bin Ali Zainal Abidin.
2)     Timbulnya fanatisme kesukuan di Khurasan.
3)     Adanya serangan orang Barbar, Afrika Utara yang tidak puas terhadap perlakuan pemerintah yang diperkuat oleh Golongan Khawarij.
4)     Adanya serangan suu Bangsa Khazar, di perbatasan Azarbaijan dan Armenia.
9.
Walid II
1)     Memicu kemarahan rakyat karena bermoral rendah, terbukti menggauli ibu tirinya.
2)     Terjadi kudeta yang dipimpin Yazid III.
10.
Yazid III
Pemberontahan penduduk Hims untuk membalas kematian Al Walid II.
Dari tabel di atas dapatlah dipahami tentang dinamika perpolitikan Bani Umayyah selalu diwarnai tarik-ulur kekuasaan. Akibatnya, sangat mudah terjadi pemberontakan baik itu atas nama golongan keagamaan atau atas nama pribadi, seperti perebutan hak sebagai khalifah.

D.    Aksi Ekspansi Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah mulai melakukan perluasan pada masa khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan, dan tahun-tahun yang terakhir dari masa pemerintahan khalifah Abdul Malik, kemudian masa pemerintahan putranya, Al Walid. Dalam masa-masa tersebut terlaksanalah penaklukan-penaklukan yang gemilang.
Di luar masa-masa tersebut di atas, usaha-usaha penaklukan itu mengalami kemacetan atau hanya kemenangan yang tipis. Hal ini disebabkan pemberontakan-pemberontakan dalam negeri, atau diperintah oleh khalifah-khalifah yang memiliki kecakapan yang terbatas, seperti khalifah Umar bin Abdul Aziz yang lebih menunjukkan cita-citanya untuk mendapatkan ridho Allah, bukan untuk memperluas kekuasaan dan daerah takluknya.
Adapun aksi ekspansi masa Dinasti Umayyah itu meliputi tiga front penting, yaitu :
1)     Front pertempuran melawan Bangsa Romawi di Asia Kecil. Di masa Dinasti Umayyah pertempuran di front ini telah meluas, sampai meliputi pengepungan terhadap Kota Konstantinpel, dan penyerangan terhadap beberapa pulau di Laut Tengah.
2)     Front Afrika Utara. Front inin meluas sampai ke  pantai Atlantik, kemudian menyeberangi Selat Jabal Thariq dan sampai ke Spanyol.
3)     Front Timur. Front ini meluas dan terbagi kepada dua cabang, yang satu ke utara ke daerah-daerah di seberang Sungai Jihun (Amu Dariah). Dan cabang kedua menuju ke selatan, meliputi daerah Sind.

E.    Perkembangan Kebudayaan pada Masa Dinasti Umayyah
Banyak hal yang dapat kita masukkan ke dalam kategori kebudayaan, maka di bagian ini kita membatasi pada segi-segi tertentu saja. Yaitu:
1.     Pembangunan dan Arsitektur
Pembangunan dan arsitektur pada masa Dinasti Umayyah pada dasarnya di bagi menjadi 3 motif:
a)     Pembangunan kota
Kegiatan-kegiatan pembangunan kota, berjalan dengan pesat terutama pada masa Khalifah Abdul Malik ibnu Marwan. Beliau mendirikan gedung-gedung yang indah untuk menghiasi kota. Kemudian pekembangan Kota Bashrah dan Kuffah yang pada mulanya kota ini hanya didatangi segelintir manusia, tetapi pada akhirnya kedua kota ini menjadi kota yang ramai dan indah karena didirikannya pondok-pondok dan rumah-rumah kecil dari pohon dan pelepah tamar.
b)     Pembangunan Keagamaan
Pembangunan ini terutama dikhususka untuk masjid-masjid. Seperti Masjidil Haram di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah, Masjid Al Azhar di Mesir, dan lain sebagainya.
c)     Pembangunan yang Bersifat Kemiliteran
Pembangunan benteng-benteng untuk pertahanan peperangan dan gedung-gedung untuk membuat perlengkapan persenjataan, termasuk juga galangan kapal perag untuk angkatan laut. Hal ini dilakukan oleh khalifah Abdul Malik ibnu Marwan dengan mendirikan Darus Sina’ah di Tunisia.
2.     Kegiatan Partai Politik dan Agama
Pada masa Dinasti Umayyah pada dasarnya terdapat empat partai besar, antara lain:
a)     Partai Bani Umayyah
Para anggotanya sebagian besar terdiri dari penduduk asli Syria dan juga di daerah lainnya, seperti Mesir. Mereka berprinsip bahwa yang berhak menjadi khalifah dari suku Quraisy yang berasal dari keluarga Bani Umayyah.
b)     Partai Ali bin Abi Thalib
Pengikutnya yang terbanyak adalah di Iraq dan ada sebagian kecil di Mesir. Mereka mempunyai prinsip bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah suku Quraisy tetap keluarga Ali bin Abi Thalib.
c)     Partai Khawarij
Partai ini merupakan penantang dari partai Bani Umayyah dan partai Ali bin Abi Thalib. Mereka berprinsip bahwa yang berhak menjadi khalifah merupakan hak bagi semua kaum muslimin dan mereka menyatakan tidak ada perbedaan antara orag-orang Quraisy dan orang-orang bukan Quraisy.
d)     Golongan Syiah
Golongan Syiah ini hanya menentang Muawiyyah saja. Sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah orang yang dimulyakan.

F.     Gerakan dalam Bidang Fikiran dan Gerakan Revolusioner pada Masa Dinasti Umayyah
1.     Syiah
Di dalam sejarah kebudayaan islam, pembicaraan mengenai syiah meliputi dua bidang: pertama, tentang kepercayaan-kepercayaan dan faham serta buah fikiran mereka, kedua, tentang geraka-gerakan yang dilakukan kaum syiah untuk merebut kekuasaan.
a)     Pemberontakan-penberontakan syiah
Pemberontakan yang terjadi pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah adalah pemberontakan yang sering berhubungan dan mempunyai kesamaan tentang sebab-sebab dan tujuan-tujuannya. Sebab-sebabnya adalah rasa kebencian terhadap Bani Umayyah. Dan tujuannya adalah menjatuhkan mereka. Gerakan-gerakan revolusioner (pemberontakan-pemberontakan) Syiah erat hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam bidang fikiran.
b)     Husain ibnu Ali
Husain ibnu Ali adalah seorang dari sejumlah kecil yang tidak membaiat Yazid pada masa Muawiyyah sebab itu, Husain merasa dirinya bebas untuk melakukan pemberontakan terhadap Yazid sesuah wafatnya Muawiyyah.
2.     Abdullah ibnu Zubair
Abdullah ibnu Zubair dilahirkan di Madinah. Dia anak yang pertama dilahirkan dari kalangan Muhajirin di Madinah kira-kira setahun setelah hijriyyah. Ia berasal-usulkan orang-orang yang mulia, yaitu ayahnya Zubair ibnu Awwam, salah seorang pahlawan terkenal di Jazirah Arab. Ibunya bernama Asma’, seorang wanita yang terkenal bijak, kasih dan teguh hati. Ibnu Zubair dibesarkan dalam rumah tangga Rasulullah SAW karena Aisyah sendiri tidak memiliki putra, maka ia mengasuh Zubair.
Ambisinya untuk menjadi pemimpin telah terlihat sejak masa-masa permulaan, yaitu peranan Ibnu Zubair untuk mendorong bibinya (Aisyah) untuk ikut serta dalam perang Jamal, karena keinginannya untuk menyingkirkan Ali bin Abi Thalib. Pertempuran yang dikobarkan Ibnu Zubair dalam peperangan Jamal sangatlah kejam, sehingga mengakibatkan jatuhnya beribu-ribu korban itu semata-mata untuk melaksanakan ambisinya yang tidak ada hasilnya. Abdullah ibnu Zubair sengaja bersembunyi di belakang bibinya dan di belakang Talhah ibnu Abdillah. Dala pertempuran itu Ibnu Asytar berhasil menghantam Abdullah Ibnu Zubair sampai jatuh tersungkur. Ia lalu berpura-pura mati dan membiarkan bibinya seorang diri menjadi sasaran pedang dan tombak.
Singkat cerita, Abdullah ibnu Zubair menggunakan tipu daya yang busuk demi mewujudkan ambisinya, sala satunya musibah di Karbala yang mengakibatkan Husain tewas, kemudian terjadi pula pertempuran Al-Harrah yang banyak mengguggurkan putra-putra Muhajirin dan Anshar, akhirnya Ibnu Zubair tewas dengan kondisi yang mengenaskan. Kepalanya dikirim Al Hajjaj kepada Khalifah Abdul Malik, sedangkan tubuhnya disalib pada tahun 73 H.
3.     Khawarij
Khawarij adalah golongan yang telah keluar dari golongan Ali, padahal tadinya mereka adalah sebagian dari pengikut-pengikut Ali.
4.     Muktazilah
Muktazilah adalah golongan yang memiliki pemikiran bahwa manusia berwenang untuk melakukan segala perbuatannya atas kehendaknya sendiri. Sebab itu ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan-kebaikan yang dilakukannya, dan sebaliknya ia juga berhak untuk tersiksa atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan (tidak mempercayai adanya qadha dan qodar).

G.   Masa Kejayaan Dinasti Umayyah
Masa pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai suatu era agresif, dimana perhatian tertumpu pada usaha perluasan wilayah dan penaklukan. Hanya dalam jangka waktu 90 tahun banyak bangsa di empat penjuru mata angina beramai-ramai masuk ke dalam kekuasaan islam, yaitu meliputi tanah Spanyol, seluruh wilayah Afrika Utara, Jazirah Arab, Syria, Palestina, sebagian daerah Anatolia, Iraq, Persia, Afganistan, India, dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekiztan, dan Tirgistan yang termasuk soviet Rusia.
Pada masa pmerintahan Muawiyyah diraih kemajuan pesat dalam perluasan wilayah, yan paling mencolok ialah keberaniannya mengepung kota Konstantinopel melalui satu ekspedisi yang dipusatkan di Kota Pelabuhan dan Dardanela, setelah terlebih dahulu menduduki pulau-pulau di Laut Tengah. Di belahan Timur Muawiyyah berhasil menaklukkan Khurasan sampai ke Sungai Oxus dan Afganistan. Ekspansi ke Timur yang dirintis oleh Muawiyyah lalu disempurnakan oleh khalifah Abdul Malik di bawah komando Gubernur Iraq, Hajjaj bin Yusuf menyerbu Sungai Ammu Darya dan menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana, dan Samarkhand.
Kemudian masa kekuasaan Al Walid disebut-sebut masa kemenangan yang luas. Pengepungan yang gagal atas Kota Konstantinopel di zaman Muawiyyah dihidupkan kembali dengan memberikan pukulan-pukulan yang cukup kuat. Prestasi yang lebih besar dicapai oleh Al Walid I adalah di front Afrika Utara dan sekitarnya.
Disamping keberhasilan tersebut Bani Umayyah juga banyak berjasa di berbagai bidang, baik politik maupun sosial budaya. Dalam bidang politik Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang baru untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin kompleks. Selain mengangkat majelis penasehat sebagai pendamping, khalifah Bani Umayyah dibantu oleh sekretaris untuk membantu pelaksanaan tugas yang meliputi:
1)     Katib ar Rasail, sekretaris yang betugas menyelenggarakan administrasi dan surat-menyurat denga para pembesar setempat.
2)     Katib al Kharraj, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran Negara.
3)     Katib al Jundi, seekretaris yang bertugas menyelenggaraan berbagai hal yang berkaitan dengan ketentaraan.
4)     Katib asy Syurtah, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan keamanan dan ketertiban umum.
5)     Katib al Quddat, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan tertib hukum.
Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan) beberapa kemajuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
1.     Pengembangan bahasa Arab
2.     Marbat kota pusat kegiatan ilmu di Damaskus
3.     Ilmu Qiraat
4.     Ilmu Tafsir
5.     Ilmu Hadits
6.     Ilmu Fiqih
7.     Ilmu Nahwu
8.     Ilmu Jughrafi dan Tarikh
9.     Usaha penerjemahan.

H.    Masa Kemunduran dan Akhir Runtuhnya Dinasti Umayyah
Kemunduran Bani Umayyah dapat diketahui secara jelas dari dinamika politiknya. Faktor mendasar yang menyebabkan kemunduran Bani Umayyah menurut Mahmudun Nasir adalah rapuhnya ikatan kekeluargaan Bani Umayyah, secara detail faktor-faktor kemunduran Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
No.
Faktor
Bukti
1.
Pengangkatan lebih dari satu putra mahkota /  pengaturan yang tidak jelas dalam proses pergantian khalifah
1)     Masa Marwan yang menunjuk dua putranya sekalligus, yaitu Abdul Malik (685-705 M) dan Abdul Aziz
2)     Abdul Malik yang menunjuk dua putranya yaitu Al Walid I dan Sulaiman
2.
Timbulnya fanatisme kesukuan
Adanya pertentangan etnis antara suku Arabia Utara dan suku Arabia Selatan
3.
Kehidupan para khalifah yang melampaui batas
Yazid III yang gemar minuman keras
4.
Fanatisme ke-araban Bani Umayyah
Munculnya Kaum Mawalli (orang yang dipersatukan ke dalam suku dan dianggap sebagai milik suku namun tidak memiliki hak-hak yang dimiliki anggota suku karena faktor kelahiran)
5.
Munculnya kekuatan baru baik dari golongan keagamaan dan keturunan Al Abbas


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.     Nama “Dinasti Umayyah” itu berasal dari nama Umayyah ibnu ‘Abdi Syams ibnu ‘Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman jahiliyyah. Dinasti Umayyah berkuasa selama 92 tahun, yaitu mulai tahun 40 H – 132 H.
2.     Dinasti Umayyah mulai melakukan perluasan pada masa khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan, dan tahun-tahun yang terakhir dari masa pemerintahan khalifah Abdul Malik.
3.     Perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Umayyah meliputi : Pembangunan arsitektur, dan kegiatan parpol dan agama.
4.     Gerakan dalam bidang fikiran dan gerakan revolusioner pada masa Dinasti Umayyah meliputi Syiah, Abdullah ibnu Zubair, Khawarij dan Muktazilah.
5.     Masa kejayaan Dinasti Umayyah meliputi bidang perluasan wilayah islam hingga ke Spanyol, dan lain-lain, juga perkembangan ilmu pengetahuan.
6.     Faktor mendasar yang menyebabkan kemunduran Bani Umayyah menurut Mahmudun Nasir adalah rapuhnya ikatan kekeluargaan Bani Umayyah.
B.    Kritik dan Saran
Demikian pembahasan kami dalam makalah yang sederhana ini. Pepatah mengatakan, “Tak ada gading yang tak retak”, maka tentulah makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dari para pembaca sekalian. semoga makalah yang ringkas ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.


DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, Istianah., Sejarah Peradaban Islam, UIN Malang Press, Malang, 2008.
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta, 2009.
Hasan, Hasan Ibrahim,  Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, Kalam Mulia, Jakarta, 2000.
Hasan, Hasan Ibrahim,  Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, cetakan pertama, Kalam Mulia, Jakarta, 2001.
Ismail, Faisal., Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII – XIII M), IRCiSOD, Yogyakarta, 2017.
Noor Matdawam, M., Lintasan Sejarah Kebudayaan Islam, Yayasan Bina Karakter, Jakarta, 1984.
Syalabi, A., Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, Pustaka al Husna, Jakarta, 1992.




[1]              Prof. Dr. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam : 24-28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Shalat Qashar dan Khauf

SHALAT QASHAR DAN KHAUF Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata ...